Kejuaraan

30 7 0
                                    

Gemuruh teriakan di sekitarku seakan tak pernah berhenti. Pendengaranku yang semula seperti mati rasa mulai kembali mendapatkan kemampuan menerima suara ketika peluit dibunyikan tanda pertandingan telah berakhir.

Aku melirik ke papan skor, sedikit menahan napas melihat skor yang terpampang di sana. Setelah bersalaman singkat dengan lawan yang baru saja ku kalahkan, aku berlari kecil ke pinggir area pertandingan.

"Tuh kan, sabeum bilang juga apa, kamu bisa dapet medali emas!"

Aku tersenyum senang, masih berusaha mengatur napas setelah menyelesaikan pertandingan ketiga. Teriakan kelewat heboh dari atas―tempat penonton― membuatku mendongak. Jaehyun dan Minghao tampak berseru heboh memberikan selamat dengan Hoshi di samping mereka yang awalnya berusaha terlihat tenang namun mulai memberikan berbagai gestur dari mengacungkan jempol hingga menari heboh ketika beradu pandang denganku.

"Selamat ya," ucapan dari Woozi yang di sampingku yang baru saja selesai memasang pelindung kaki membuatku menoleh.

"E-eh? Iya, makasi," aku menjeda, "Lo abis ini ya? Semangat."

Woozi mengangguk dan berjalan melewatiku untuk bersiap di pinggir lapangan.

"Woi, jangan bengong disitu!" seru Jaehyun yang membuatku melirik sinis ke arahnya.

"Iya cepetan naik biar kita bisa foto-foto. Nanti keburu fotografernya cabut," Minghao mengerling ke samping, membuatku terkejut menyadari kehadiran Seungcheol yang entah sejak kapan bersandar di pembatas melihat ke arahku.

Beberapa anggota ekskul taekwondo dari angkatanku dan angkatan Hoshi mewakili sekolah untuk mengikuti kejuaraan taekwondo. Seungcheol sepertinya memiliki banyak waktu luang hingga dapat menyempatkan diri untuk datang meskipun ia sudah menjadi alumni dan seharusnya sudah mulai sibuk dengan kuliah.

"Gila gue bangga banget sama lo!" Minghao menyambutku ketika aku sudah berdiri di sampingnya.

"Gue gak nyangka lo yang bakal dapet emas di antara kita!" Jaehyun berpura-pura mengusap air mata.

"Gue ketua yang bangga," Hoshi meletakkan tangganya di depan dada sebelum menarik tangan Minghao dan Jaehyun untuk membuat lingkaran dan berputar mengeliliku dengan heboh.

Dosa apa yang telah aku perbuat hingga dikelilingi oleh orang-orang dengan energi yang berlebihan seperti ini?

"Udah udah kasian itu anak orang pusing," teguran Seungcheol membuat ketiga laki-laki yang mengelilingiku berhenti, "Woozi mau mulai tanding tuh."

Seperti direncanakan, ketiga laki-laki yang semula masih berdiri di sekelilingku tiba-tiba sudah berdiri di depan pembatas untuk menonton pertandingan Woozi. Aku berdiri di samping Seungcheol, berusaha melihat pertandingan Woozi.

"Selamat ya, medali emas," kata Seungcheol padaku setelah terdiam beberapa saat.

Aku tersenyum, masih memfokuskan mata pada Woozi yang masih bertanding, "Makasi. Masih gak nyangka gue."

"Gue juga gak nyangka."

Mataku melirik sinis Seungcheol, membuatnya memasang wajah mengejek sebelum kembali mengalihkan pandangan pada area pertandingan, "Kalo ini menang Woozi juga emas kan ya?"

Aku mengangguk, "Iya, kalo ini menang. Tapi daritadi Woozi bagus banget sih, harusnya bisa dapet emas."

"Lo sama Woozi gimana?"

Keningku berkerut, menoleh pada Seungcheol, "Apanya yang gimana?"

"Udah baikan?"

"WOOZI EMAS!" seruan Hoshi membuatku mengalihkan pandangan dari Seungcheol ke arena pertandingan, jarak skor Woozi dengan lawannya berbeda tipis.

Sekali lagi, ketiga laki-laki di sampingku melakukan selebrasi heboh seakan-akan mereka yang memenangkan medali emas. Trio ini sudah menyelesaikan pertandingan terlebih dahulu, Hoshi dan Minghao mendapatkan medali perunggu sedangkan Jaehyun medali perak.

Woozi datang tak lama kemudian, ia berjalan mendekat sembari melepaskan pelindung tangan. Ketika Hoshi nyaris memeluknya Woozi mengangkat pelindung tangan itu seakan-akan hendak memukul Hoshi apabila ia semakin mendekat.

"Pasangan emas kita!" Hoshi menarik tanganku dengan tangan kanannya dan Woozi dengan tangan kirinya, membuatku melotot terkejut.

Aku melirik was-was ke arah Woozi ketika Minghao berdeham keras.

"Foto yuk kita," kata Minghao.

"Nah, iya kita belum foto," Jaehyun menambahkan.

Seungcheol merangkul Hoshi, "Yuk, gue fotoin. Di banner depan aja," Seungcheol menarik Hoshi menjauh, membuat pegangan tangan Hoshi padaku dan Woozi terlepas.

Aku melirik Woozi dengan canggung ketika kami berjalan beriringan.

"Ga usah canggung gitu."

Aku tertawa canggung, "Engga kok."

Woozi menaikkan satu alisnya, sepertinya menyadari tawa canggungku.

"Maaf."

"Untuk?"

Aku berusaha menyusun kata, namun Woozi tiba-tiba menghela napas.

"Ga usah minta maaf kalo lo masih bingung. Gue juga yang salah. Gue minta maaf."

"Jangan gitu," aku menghentikan langkah, membuat Woozi yang sudah berjalan beberapa langkah lebih dulu dariku menoleh ke belakang, "Gue jadi merasa makin bersalah."

"Kita sama-sama salah. Dan gue rasa gue kelewat egois kemarin, maaf ya."

"Kak..."

Woozi terkekeh, "Aneh deh denger lo manggil gue kak," Woozi menghela napas pelan, nyaris tidak terdengar, "Kalo gue mau temenan kaya dulu lagi sama lo, gue egois gak?"

Aku menatap Woozi dalam diam, memikirkan respon yang tepat di dalam hati.

"Gue gak mau kehilangan temen kayak lo. Tapi kalo lo ngerasa gak nyaman, gue gak maksa."

Aku menggeleng, "Gue gak keberatan sama sekali. Ayo temenan kayak dulu lagi."

Woozi mengangguk dengan senyum tipis, "Yuk, yang lain pasti nunggu."

Seungcheol tengah sibuk mengambil gambar ketika aku dan Woozi berjalan mendekat.

"Aduh pasanga―" mulut Hoshi ditutup oleh tangan Minghao, "Bang Coups difoto dong pose ini!"

"Oh oke!" Seungcheol kembali sibuk mengambil foto, memberikan waktu untukku dan Woozi mengambil posisi.

Setelah beberapa kali mengambil foto bersama Hoshi mulai memberikan saran berbagai macam pose aneh membuatku sedikit khawatir. Hoshi sepertinya tidak menyadari keadaanku dengan Woozi saat ini. Meskipun semua sudah baik-baik saja, namun sepertinya aku perlu waktu untuk bisa bersikap seperti tidak pernah terjadi apa-apa di antara aku dan wakil ketua ekskul taekwondo itu.

"Foto sesuai medali dong!" usul Hoshi.

Seungcheol bertukar pandang denganku, aku memberikan kode pada Seungcheol untuk membantuku mengalihkan ide Hoshi namun ia pun tampak sama bingungnya denganku. Aku melirik ke arah Woozi yang tampak tenang-tenang saja dengan usulan Hoshi.

"Ah, Bang Hoshi rasis nih! Gue kan perak sendiri!" celetuk Jaehyun sebelum melirik sekilas padaku.

Jaehyun, aku berhutang nyawa padamu. 








Inspired by: 2018, kejuaraan taekwondo

How to Make Up || Choi SeungcheolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang