Perpisahan itu mutlak setelah adanya pertemuan
Setelah perpisahan, yang tersisa hanya kenangan
Setelah pertemuan, kita ini memang seolah hanya menunggu datangnya perpisahan
Kita tidak pernah tahu kapan tenggat waktu kebersamaan kita akan habis
Jadi, sebelum perpisahan itu datang,
Maukah kamu membuat kenangan indah bersamaku? 🤭
Happy reading~
Pagi ini sebenarnya terlalu indah untuk dirusak dengan gedoran pintu Haechan di depan rumah. Sejak setengah jam yang lalu, Haechan sudah berdiri di sana, membawa semangkok sereal oreo yang sudah meleyot sembari menggedor pintu di depannya. Sejak di usir oleh Seri seminggu yang lalu, Haechan sama sekali belum bertemu lagi dengan gadis kecilnya itu. Seri ngambek. Dia tidak mau bertemu Haechan.
Padahal sampai sekarang Haechan masih belum tahu di mana letak kesalahannya. Malam itu dia hanya bercanda dengan menggoda Seri tentang Doyoung. Seharusnya jika Seri memang tidak menyukai Doyoung, dia tidak seharusnya marah dan ngambek begini kan? Tapi Haechan juga memastikan kalau tidak ada apa apa antara Seri dan Doyoung.
Sejak seminggu yang lalu pula, Haechan selalu seperti ini setiap pagi. Mengetuk pintu Seri berharap dibukakan pintu, sampai akhirnya Haechan harus menyerah karna harus ke agensi. Begitu terus selama seminggu, dan tak kunjung di bukakan pintu maaf oleh adiknya.
"Oi Chan"
Gedoran pintu Haechan terhenti setelah seseorang orang memanggilnya dari belakang. Itu Mark.
"Napa belum mandi sih? Udah jam 8 nih" Mark sudah berdiri di samping Haechan, sudah ganteng dan wangi, siap untuk mandi keringat di ruang latihan.
"Ck, Seri masih ngambek" Haechan terlihat galau, seakan yang ngambek adalah pacarnya.
"Ya Tuhaan, udah seminggu ini. Lagian lu ngapain adek lu sih?"
"Biasalah, gue maen maen doang"
"Elu mah mainnya gak nyante, sana deh, biar gue yang bujuk"
Mark mengambil alih bawaan Haechan, membiarkan lelaki itu untuk lekas bersiap siap. Sekarang waktunya Mark yang berjuang mewakili Haechan untuk menggaet hati sang adik.
Tok tok tok
Cklek
"Loh?"
"Halo kaka mark"
Gadis yang sejak tadi di dambakan Haechan langsung keluar begitu Mark mengetuk pintunya. Semudah itu. Padahal Haechan sudah hampir satu jam mengetuk pintu tadi.
"Seri, kenapa tadi Haechan gak di bukain pintu?"
"Masih kesel, itu buat aku kan?"
Seri menunjuk mangkok berisi sereal yang berada dalam pelukan Mark. Lelaki itu hanya mengangguk sembari menyodorkan mangkok tersebut pada Seri.
"Yah, dah meleyot"
Tapi walaupun mengeluh, Seri tetap saja menyuapkan sereal oreo itu ke dalam mulutnya. Setidaknya rasanya tetap enak meski bentuknya sudah tidak indah lagi. Memang yah, rasa oreo itu tidak pernah mengecewakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonderwall || Kim Doyoung
FanfictionWonderwall . seseorang yang selalu kita pikirkan Ini kisah tentang Lee Seri, si gadis kecil dalam keluarga yang bahagia. Namun karna permainan cinta yang mendera keluarganya, hidupnya pun menggelap. Keadaan memaksanya untuk menjadi dewasa dalam umu...