20. Pulang

106 15 6
                                    


Semuanya pasti akan pulang

.

.

.

Happy reading~


"Papa makan yang banyak yah, biar cepet sembuh"

Seri saat ini sedang sibuk membantu papa untuk makan. Dokter bilang, saat ditemukan beberapa hari yang lalu, papa juga mengalami malnutrisi. Jadi papa harus diberikan makanan yang sehat begitu kondisinya membaik agar malnutrisinya bisa terobati.

"Seri jelek deh, matanya bengkak"

Papa mulai lagi. Sejak tadi papanya tidak berhenti mengejek Seri karna wajahnya yang membengkak setelah menangis. Sampai sekarang pun, hidung Seri masih sedikit memerah. Kemerahan itu juga semakin kentara karna kulit wajah Seri yang begitu putih bersih.

"Ini juga gara-gara papa kan Seri jadi mewek. Kayaknya air mata Seri sampai abis deh pah. Lagian mata papa juga bengkak kali."

"Ini bukan bengkak, ini kantong mata. Papa udah tua"

Papa sedikit cemberut ketika harus mengakui jika wajahnya kini sudah tidak sekencang dahulu. Di wajahnya sudah muncul beberapa kerutan dan kantong mata yang begitu kentara.

"Tapi papa tetep ganteng kok hehe"

"Bisa aja kamu"

Seri sudah lupa kapan terakhir dia bisa bersenda gurau bersama papanya seperti saat ini. Ini adalah saat terbahagia Seri.

"Kalau papa udah sembuh, ikut Seri ke Seoul yah. Kita tinggal bareng, sama oppa juga"

Papa hanya mengangguk karna sibuk mengunyah makanannya.

"Tapi sebelum ke Seoul kita ke dermaga dulu yah. Seri kangen jajanan di sana"

Lagi lagi papa hanya mengangguk.

"Ah, bukit! Kita juga main ke bukit lagi yah!"

Bukit yang dimaksud Seri adalah bukit kecil yang terletak di belakang desa tempat mereka tinggal. Waktu kecil dulu papa sering membawanya ke sana untuk piknik atau pun sekedar menikmati pemandangan lautan dari atas sana. Suasana di atas sana begitu menenangkan.

"Kemana pun anak papa mau pergi, papa anterin. Ke ujung dunia pun papa sanggup"

"Elleh, nanti naik ke bukit jangan ngeluh capek yah. Kan papa udah tu- Aduh!"

Papa menyentil pelan kepala Seri ketika putrinya itu balas dendam mengejeknya.

"Heh umur papa doang yang yang tua, papa masih kuat tau"

"Iya deh, yang udah tua tapi masih jiwa muda"

Keduanya kemudian tertawa bersama. Sungguh pemandangan yang hangat, hati seorang pemuda yang sedang berdiri di ambang pintu yang terbuka dengan setelan putihnya ikut menghangat.

"Permisi"

Ujar pemuda itu ketika melihat tawa keduanya sudah mereda.

"Saya mau periksa kondisi pasien Lee Doguk sebentar yah"

"Oh iya, silahkan dokter"

Seri berdiri dari tempatnya dan menyingkir untuk memberikan ruang bagi dokter muda itu. Namun setelah melihat sekilas wajahnya, Seri merasa wajah dokter itu tidak asing baginya. Dia sepertinya pernah bertemu dengannya sebelumnya.

Wonderwall || Kim DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang