Ratu Drama

32 3 0
                                    

Setelah sekolah sedikit sepi, aku dan Intan melancarkan aksiku. Aksi balas dendam kepada ratu drama yang actingnya dibawah rata-rata dan bodohnya pemukiman SMA seolah percaya dengan perilakunya yang konyol dan ikut membicarakanku diam-diam, dan ada pula yang sampai menatapku sinis tiap kali aku berjalan melewati koridor.

Sungguh aku dibuat kesal setengah mati olehnya. Jadi semuanya bermula saat upacara bendera setiap hari senin, ditengah cuaca terik, panas, keringat bercucuran, tidak boleh gerak-gerak dan hari ini menurut para guru terutama pembina sekolah mengatakan bahwa hari ini adalah hari spesial yaitu hari kesehatan. Oleh karena itu, pembina upacara menyampaikan amanat yang begitu panjang, dan aku melihat pembina upacara sampai membacakan hampir tiga lembaran surat dalam kertas A4, katanya sih himbauan dari pihak kesehatan.

Setelah amanat yang jujur saja itu sangat melelahkan kaki ku sekali, lalu aksi Catherine dimulai, sebenarnya itu terjadi setelah kami semua hikmat membaca doa. Entah naskah dari mana, penulisnya siapa intinya dia bertindak yang menurutku tidak masuk akal.

Cathrine berada di baris depan ku, ia beberapa kali menoleh kebelakang tanpa maksud yang tidak dapat aku artikan, awalnya aku menatapnya sinis namun setelah beberapa kali menoleh aku sedikit penasaran.

Kupikir mungkin ia sakit, atau akan pingsan, ia memainkan jari-jari dan telapaknya seolah berkata ingin kupegang tanpa berpikir panjang aku meraih tangannya sangat pelan. Dan ironinya ketika tanganku menyentuh tangan kirinya, ia seperti kaget dan sangat tersentak seakan-akan aku mendorongnya begitu kuat, sumpah itu sangat alay dia jatuh kesisi kanannya yang ternyata itu barisan laki-laki dan lebih menariknya ia jatuh dengan setengah menimpa Asraf, yaitu cowok terkeren di angkatanku, sumpah aku masih mengira ia pingsan, sebelum mulutnya yang abnormal itu berkata-kata.

"Aduh.." Badannya mengambang diatas paping semen karena ia sedikit ditopang oleh Asraf.

Semua orang lantas melihat kearahnya, dan upacara belum ditutup ketika itu. Kemudian hal ini yang membuatku sangat terkejut, ia menatap geram diriku, aku juga tidak tahu emosinya tiba-tiba meledak dan melemparnya kearahku.

"Nay, Lu kalo mau caper ke Asraf jangan jadiin gue tumbalnya dong!" Ekspresinya memang terlihat sangat marah. Dan aku masih melongo dengan otakku yang super kreatif ini mencoba menafsirkan maksud dari ungkapannya.

"Gue? Caper ke Asraf, ngarang halu lu ya?" Jawabku menyeringai.

Aku tidak berpikir sejauh itu, sebelum aku menyadari teman-teman satu angkatan terutama satu jurusan melirikku dengan tatapan jijik dan geli.

Asraf memang pernah sangat ingin menjadikanku ratu dalam istana nya. Itu yang dia katakan di kelasku didepan papan tulis sambil membawa sebuket bunga mawar yang nyaris membuatku masuk rumah sakit.

Bukan untuk jadi sok cantik atau sok hebat aku menolak menjadi ratu nya, jujur aku masih sering ketawa mengingat momen dia mengatakan kata-kata dari penggalan puisi yang banyak di temukan di Google itu.

Intinya aku menolaknya karena aku memang tidak menyukai sifatnya yang terang-terangan, dia tipe orang seperti aku ceria dimana pun dan sering sekali tebar pesona saat pertandingan futsal, meskipun dia ganteng, keren dan leader of footsal, I'll never love him. Alasan lain karena aku justru mencintai salah satu temannya.

Mungkin teman-temanku dan masyarakat didalam SMA tercintaku ini masih menganggap ku mempermainkan Asraf, Jujur aku saja sendari tadi tidak menyadari kami baris bersebrangan dan aku berdiri dibelakang karena pagi tadi aku hampir terlambat. Tapi apapun itu aku merasa tatapan mereka seolah mengintimidasiku, kecuali Intan. Andai saja tadi ada yang melihatnya bahwa si Cat kucing itu yang memancingku.

Ini Kisah Tentang Cinta MonyetkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang