43

243 23 11
                                    

Mengenakan dress putih panjang, riasan wajah yang sempurna, serta rambut yang tergerai indah, Zoya berdiri mematung di balkon hotel sembari menatap ribuan bintang. Cahaya langit malam ini sungguh menakjubkan pikirnya. Semilir angin damai berhembus perlahan menelisik ke setiap sudut malam. Apakah semesta ikut merayakan hari pertunangannya dengan Satria?

Ya, malam ini adalah malam pertunangan Zoya dengan Satria. Dirga telah membuat keputusan dan ini lah yang terjadi. Papanya itu lebih memilih dirinya tetap bekerja di Dhananjaya Group dari pada harus membatalkan pertunangannya dengan Satria. Rupanya tidak ada hal yang jauh lebih penting di mata Papanya itu selain pertunangan konyol ini. Menyingkirkan sedikit ego demi ego lain yang tak berkesudahan. Begitulah sifat Papanya.

Pintu kamar terbuka. Zoya berbalik menatap ke dalam kamar untuk memastikan siapa yang datang. Dia menarik nafas lega begitu menyadari yang datang adalah Eyang dan Satya. Dua orang yang paling penting di dalam hidupnya.

"Kalau bukan karena Eyang, aku tidak berminat sama sekali datang kesini," kata Satya dengan wajah datarnya. Rupanya rasa kecewa masih bergelut di dadanya.

Zoya tahu alasan lain dibalik kedatangan kakaknya itu ke hotel. Sebelumnya Satya memang bersikeras tidak ingin datang, namun lihatlah apa yang terjadi. Dia datang. Zoya tahu betul betapa kakaknya itu mengkhawatirkannya.

"Kakak nggak perlu cemas."

"Terserah," sahut Satya.

Eyang tersenyum menatap wajah Satya yang berusaha menahan kesal.

"Sudahlah, kita lihat apa rencana Zoya nantinya. Eyang yakin cucu kesayangan Eyang ini punya rencana brilian malam ini."

Zoya mendekati Eyang dan memeluk lengannya dengan erat. Eyang memang wanita paling pengertian pikirnya.

"Semuanya pasti akan baik-baik saja, Eyang.."

Satya menghembuskan nafasnya. Antara percaya dan tidak, namun keadaan memaksanya untuk percaya saat ini.

"Sekarang, cerita, apa rencana kamu sebenarnya?" tanya Satya.

"Kak Satya tenang aja, semuanya pasti berjalan sesuai rencana," jawab Zoya.

Satya menyandarkan punggungnya ke pagar balkon. Rasa penasaran begitu menghantuinya saat ini.

"Belakangan ini kamu terlalu sering menyimpan rahasia. Buktinya, aku baru saja tahu kamu kerja di Dhananjaya Group. Aku tidak habis pikir Zoy, kenapa kamu harus kerja disana? Kamu masih punya aku, kamu bisa kerja diperusahaanku."

Zoya mendekati Satya dan berusaha menenangkan kakaknya itu. Sebenarnya ini bukan satu-satunya rahasia yang Zoya sembunyikan. Rahasianya yang pernah menjadi pembantu di rumah Kin waktu itu sampai sekarang masih tersimpan rapi dan belum diketahui Satya, terlebih Eyang. Satu-satunya yang mengetahui dirinya pernah menjadi pembantu hanya Tania.

"Maaf. Semuanya terjadi begitu saja, kak."

"Kamu nyaman kerja disana?"

Zoya mengangguk membenarkan. Meskipun terkadang Kin galak kepadanya, tapi setidaknya itu jauh lebih baik dari pada ia harus berdiam diri dan menunggu Dirga mengizinkannya masuk ke perusahaan.

"Kalau kamu tidak betah, kamu mengundurkan diri saja. Kamu bisa kerja diperusahaanku," bujuk Satya.

"Aku betah, kak."

"Aku penasaran, kenapa kamu bisa diterima kerja disana?" tanya Satya penasaran.

"Eh?"

"Setahuku, masuk kerja di Dhananjaya Group itu sangat sulit."

Kin & Zoya [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang