せる16

435 69 1
                                    

Hyunjin memandang Jeongin bingung. Matanya mengerjap pelan sembari menangkup wajah adiknya.

"Dek, kamu kenapa? Masih sakit?"

Jeongin terdiam, mendadak ia lola, tidak mengerti apa-apa.

"Dek?"

"Huh?"

Suara Hyunjin membuyarkan lamunannya, Jeongin menggeleng pelan, kemudian memeluk erat tubuh Hyunjin. Persetan dengan kakaknya yang sesak.

Salahkan saja Hyunjin, mengancuhkan Jeongin hanya karena film zombie yang tidak ada bandingnya dengan Jeongin.

"Astaga dek, kamu merajuk ya?"

"Iya! Gue ngerajuk, lo sih kak. Ngacangin gue cuma gara-gara film nggak jelas itu."

Hyunjin terdiam, ia terkejut dengan gaya bicara dan bahasa milik Jeongin.

"Dek, gaya bicara mu?"

"Kenapa? Ada masalah, Kak?"

Hyunjin menggeleng, ia melepas tangan Jeongin yang melingkar di tubuhnya. Lalu memandangi si manis.

"Bukan begitu, mengapa gaya bicaramu berubah?"

Jeongin menopang dagunya, seolah-olah berpikir.

"Mau aja kak, kita kan di sini masih lama. Coba make gaya bahasa ini, biar mereka nggak nganggep kita kaku." Jeongin menggedikkan bahunya.

"Tapi dekー"

Jeongin menyela, "ish! Nggak apa kak. Kalo kita kembali, kita ubah gaya bicara kita. Ya?"

Yang tertua menghela nafasnya pelan, adiknya benar-benar, hahh ... Hyunjin tidak tau lagi harus berkata apa.

"Serah lo, Jeong."

Jeongin tersenyum, ia mencium bibir kakaknya lagi sembari memeluk sang dominan dengan erat.

"Gitu donk, kakak makin cakep sama cool jadinya."

"Dasar rubah, udah jangan ganggu gue. Gue mau liat film."

Jeongin mengerucutkan bibirnya, ia bangun dari pangkuan Hyunjin, memandang Hyunjin dari atas, kemudian menarik kerah belakang kakaknya.

"Ayo ikut gue. Kakak harus nemenin Jeongin main malem ini."

"ANDWAEEEE JEONGINNN, MY FILMMM."

かぞく

Seungmin membuka matanya perlahan, bangkit dari kasur dan meregangkan otot-ototnya. Tidak lama dia tidur, tapi itu cukup untuknya beristirahat sebelum menemani si sahabat tupainya lembur.

Seungmin menguap pelan, matanya tertuju pada pintu kamar yang terbuka, ia melihat Jisung sedang berjalan ke arah kamar.

"Oh, udah bangun? Lo mau mandi dulu nggak? Kalo mau lo bisa ke rumah gue," tawar Jisung.

Seungmin menggeleng pelan, "nggak usah, Sung. Gue cuci muka aja. Punya parfum nggak lo?"

"Ada, ntar lo cari di loker gue. Gue balik dulu ke depan."

Jisung berpamitan, ia pun kembali ke tempatnya. Meninggalkan Seungmin yang masih sibuk mengumpulkan nyawa.

"Ini jam berapa sih?" Seungmin melirik jam tangannya.

"Anjir udah jam 8 malem aja."

Seungmin buru-buru keluar dari kamar, ia berlari menuju ke kamar mandi, mencuci mukanya serta menyikat giginya menggunakan sikat Jisung yang ada di sana.

[2/2] My Parents [minsung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang