せる26

244 34 0
                                    

Hyunjin dan Jeongin tidak berhenti gelisah sejak tadi. Keduanya takut ditelan hidup-hidup oleh Minho selaku ayah mereka.

"Ekhem,"

Tubuh kedua kakak-beradik tersebut tiba-tiba menegang, saat suara sang ayah memasuki indra pendengaran mereka.

"Rileks aja, ayah tidak akan memarahi kalian."

Hyunjin menghela nafas nya, sementara Jeongin masih berada dalam kondisi tegang, laki-laki itu takut dengan Minho usai mereka terjebak masalah di masa lalu.

"Jeongin, kenapa? Kok dia terlihat takut dengan ayah." Minho mengambil tempat duduk di sofa, berada tepat berhadapan dengan kedua anak laki-lakinya.

"Anu ... Itu, Yahー" suara Hyunjin tiba-tiba tercekat, tidak mungkin ia harus menceritakan apa yang terjadi saat mereka pergi ke masa lalu. Takutnya nanti akan merubah sejarah.

"Ti-tidak apa, Yah. Tadi Jeongin lihat kecoa di sekitar kaki ayah. Mangkanya Jeongin takut."

Mendengar adiknya berbicara, Hyunjin menoleh ke yang lebih muda. Ia bisa melihat Jeongin yang memberanikan berbicara meskipun terlihat bibirnya bergetar.

"Hah! Di mana kecoa?!" Minho reflek melihat sekitar kakinya, takut-takut ada kecoa yang dibilang Jeongin nempel di betis nya.

Jeongin yang melihat kelakuan Minho hanya terkekeh pelan, sifat ayahnya di masa kini tidak berubah sama sekali. Suka membuatnya tertawa daripada di masa lalu.

"Ayah ini, sudah tua masih takut sama kecoa, ckckck." Hyunjin berkomentar pelan, melihat kelakuan ajaib ayahnya.

"Maklum, kecoa itu musuh bebuyutan ayah. Oh ya kembali ke pembicaraan sebelumnya, kalian kenapa ke masa lalu? Mau sejarah berubah kah?"

Kedua laki-laki itu reflek menggeleng cepat, enak saja sejarah berubah. Padahal mereka berdua termasuk salah satu oknum yang ikut andil memoles sejarah kehidupan sang ayah.

"Lantas mengapa kalian nekat kembali?"

"Mau liburan saja, Yah." Hyunjin menjawab dengan wajah santai, tanpa merasa salah sedikit pun. Berbeda dengan Jeongin yang hanya diam, mendengar argumen si kakak.

"Liburan ya liburan, tapi mengapa diingatan ayah ada bayangan wajah kalian?"

"Maksud ayah?" Jeongin menyahut.

"Semalam ayah bermimpi, di masa muda, ayah bertemu sosok yang mirip dengan kalian. Nama kalian sama, hanya marga nya saja yang berbeda."

Jeongin menatap sang kakak, keduanya beradu pandang.

"Apa mungkin ..."

END

hello!!

wahh udah lama ngga ketemu T.T

akhirnya, exna bisa menyelesaikan book ini. maaf kalau endingnya aneh ... emang niat exna mau buat ending terbuka aja. kalian bisa memikirkan ending yang tepat buat diri sendiri.

see you gais ini next work!

[2/2] My Parents [minsung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang