せる17

415 66 1
                                    

Minho melesat cepat dari kamarnya, ia berlari menuruni tangga dan pergi keluar rumah, menghiraukan bundanya yang sibuk memanggil.

"Minho Minho, mau kemana heh!?"

"Mau ke rumah Jisung bentar!"

Bunda Minho menghela nafas, memperhatikan punggung anaknya yang mulai menjauh.

"Dasar, salah apa gue punya anak bucin tingkat akut."

Bunda Minho menggeleng pelan, kembali masuk ke dalam rumah, membangunkan suaminya yang tidur di sofa.

"Yah, bangun. Pindah kamar sana gih. Ntar tambah encok lho," suruh Bunda Minho sembari menggoyangkan pelan bahu suaminya.

Ayah Minho tersentak pelan, kemudian membuka matanya, menatap sang istri.

"Minho udah pulang, Bun?"

Bunda Minho tersenyum tipis. "Tadi balik bentar, trus sekarang pergi lagi."

Ayah Minho memposisikan badannya untuk duduk. Meski pinggangnya masih terasa sedikit nyeri.

"Kemana? Udah malem gini."

"Biyasalah."

かぞく

Seungmin berjalan santai menuju tukang nasgor di perempatan komplek, siapa lagi kalau bukan Nakamoto Yuta.

Nasgor buatan si keturunan Jepang itu terlampau enak, katanya sih resep dari nenek moyang.

Para penghuni komplek percaya-percaya saja, toh memang di luar komplek, tidak ada yang nasgornya seenak punya keturunan Jepang itu.

"Kak Yut! Nasgor 2, yang satu pedes ya."

Kepala tukas nasgor itu menyembul keluar samping gerobak dagangannya, "Siap!"

Sembari menunggu, Seungmin duduk di kursi plastik, memandangi jalanan komplek yang lumayan ramai mobil berlalu-lalang.

"Baru balik, Min?"

Seungmin menoleh ke arah tukang nasgor yang sibuk memasak, berkutat dengan alat masaknya.

"Hooh kak, di luar negara kaga enak."

"Ya jelas, Min. Namanya juga negara orang. Bukan negara lu sendiri."

Seungmin terkekeh mendengar kalimat tukang nasgor tersebut. Surainya ia sisir ke belakang, karena poni di dahi menghalangi pandangannya.

"Btw Kak Yut, satpam komplek itu masih kerja?"

Tukang nasgor itu diam sejenak, memilah fokusnya ke dua arah.

"Masih, dia palingan sekarang lagi malesan di pos jaga. Si Chan mah kaga niat kerja."

Seungmin mengangguk paham. Dia mengeluarkan uang di saku kemejanya, menghitung apa ada uang lebih.

"Tambah satu nasgornya, kak."

"Siap!"

Seungmin menghela nafas pelan, yang dikatakan Jisung memang benar. Dia tidak bisa untuk tidak memperdulikan ataupun mengingat satpam komplek itu, meski tidak ada hubungan dengannya.

"Ini semua totalnya 30 ribu. Yang karet hijau yang pedes ya." Tukang nasgor tersebut memberikan kresek hitam ke Seungmin.

Diterima dengan baik oleh laki-laki manis tersebut.

[2/2] My Parents [minsung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang