"Ah, akhirnya kita sampai." Hyunjin menurunkan Jeongin dari gendongannya, menatap sebuah gedung antik di depannya.
Jeongin yang heran pun bertanya, "kok kesini, kak?"
Hyunjin menoleh ke Jeongin sekilas, tersenyum tipis. "Pintu masuk ke dimensi waktu ada di toko ini."
"Bagaimana kakak bisa tau?"
"Meー"
sling
"Lho kenapa ini?"
Keduanya saling menatap, bingung karena tubuh mereka sedikit bercahaya dan juga perlahan sirna.
"Sial, seperti nya ayah dan ibu bertengkar hebat. Kita harus pulang, keberadaan kita terancam kalau di sini."
Hyunjin menarik tangan Jeongin masuk ke dalam toko. Tanpa ijin pada pemilik toko, Hyunjin langsung saja melenggang pergi memasuki pintu yang diyakini adalah gerbang dimensi waktu.
Pemilik toko itu menatap kedua laki-laki tadi dengan cemas. Ia tau mereka terburu-buru, serta ia paham jika sudah tidak ada waktu lagi untuk berbicara dengannya di sini.
"Semoga selamat sampai masa depan, Nak."
かぞく
"Gimana kak, Hyunjin bisa dihubungin?" Jisung berujar cemas, memandangi suaminya yang mondar-mandir sambil memegang ponsel canggihnya.
Minho menggeleng pelan, memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku, kemudian memeluk Jisung.
"Tenang, mereka pasti baik-baik aja," ucap Minho sambil mengelus pelan punggung Jisung.
"Nggak, aku firasat mereka nggak baik-baik aja. Apalagi waktu dengar sempet ada kerusakan dimensi waktu. Aku takut mereka nggak balik hiks ..." Jisung mengeratkan pelukannya, sembunyikan muka dibalik dada Minho.
Minho hanya bisa diam, menenangkan Jisung. Tidak ada yang bisa ia lakukan selain berdoa, agar kedua anaknya bisa kembali dengan selamat.
かぞく
"Bagaimana kak? Terowongan dimensi waktu nya lancar?" Jeongin melihat kakaknya yang tengah mengotak-atik kontroler mesin waktu.
"Lancar, Jeong. Mari kita pulang."
Jeongin mengangguk, Hyunjin mulai menyalakan mesin waktunya dan berangkat menuju masa depan, tempat di mana ia dan Jeongin tinggal.
Tidak butuh waktu lama untuk sampai di masa depan. Hanya perlu 20 menit melewati terowongan waktu, dan akhirnya mereka sampai di gerbang dimensi waktu masa depan.
Hyunjin membantu Jeongin untuk keluar lebih dulu, setelah itu disusul olehnya, mengekor di belakang Jeongin.
door unlock!
Jisung yang dipelukan Minho tersentak kaget, ia langsung melihat ke arah tempat mesin waktu di belakang Minho, menampakkan Jeongin dan Hyunjin yang baru saja keluar.
"Hyunjin! Jeongin!"
Jisung melepaskan pelukan Minho, langsung berlari ke arah mereka, memeluk keduanya dengan erat seakan tidak ingin kehilangan.
"Ibuー"
"BODOH! KALIAN BODOH! MENGAPA KALIAN PERGI KE MASA LALU!?"
Sepasang kakak beradik itu terdiam, mereka tidak menyangka jika Jisung tau.
"Sudah sayang, beri waktu mereka untuk istirahat. Jangan dimarahi dulu," Minho memegang bahu Jisung, mencoba menenangkan istrinya agar kedua anaknya tidak dimarahi.
Jisung melepaskan pelukannya, ia kembali memeluk Minho. Seperti tidak menganggap ada kedua anaknya yang sedang melihat mereka.
"Kalian bersih-bersih dulu, ambil makan. Lalu jelaskan di ruang keluarga, ayah tunggu di sana."
Minho mengelus surai Jisung, kemudian membawa laki-laki itu ke ruang yang disebutkan sebelumnya.
Hyunjin dan Jeongin berkeringat dingin, mereka saling pandang dengan wajah ketakutan masing-masing.
"Mampus deh, kita."
hello!exnabee comeback, don't forget to comment and vote.
sisa satu chapter lagi end yeyy
KAMU SEDANG MEMBACA
[2/2] My Parents [minsung]
Fanficminsung ft. hyunjeongꕥꦿོ꧈ Hyunjin dan Jeongin, kakak-beradik itu sungguh penasaran dengan hubungan orang tuanya di masa lalu. Boyloves! © Original Story By Lumierenay & Exnabee, 2021