せる21

365 58 4
                                    

Hyunjin terbangun di suasana sekitarnya yang tampak asing. Ia bangkit dari tidur, sembari memegangi kepalanya yang sedikit pening.

Cklek

"Hyunjin, lo nggak papa kan?"

Pemilik nama itu mengangkat kepalanya, melihat seseorang yang baru saja membuka pintu.

"Jisung?"

"Iya, ini gue. Lo masih pusing? Ini minum dulu."

Jisung memberikan beberapa obat dan segelas air ke Hyunjin, untuk diminum oleh laki-laki tersebut.

"Udah enakan?" Hyunjin mengangguk pelan.

Jisung menarik sudut bibirnya, tersenyum tipis kemudian menaruh gelas di atas laci.

"Katanya lo nggak balik, Jin? Kok tiba-tiba semalem gue nemuin lo pingsan banyak luka di pinggiran rumah."

Hyunjin terdiam sejenak, ia menyusun kalimat yang pas untuk menjawab pertanyaan Jisung mengenai dirinya.

"Ehmm gue lagi nyariin, Jeongin."

Jisung membulatkan matanya, "emang pacar lo kemana?"

"Kemarin gue dirampok sama orang, Jeongin kayaknya dibawa sama perampok itu mangkanya gue luka-luka ringan gini," alibi Hyunjin.

"Astaga! Mau gue laporin polisi nggak?" Khawatir Jisung.

Hyunjin menggeleng pelan, memegang telapak tangan Jisung dan mengelusnya.

"Nggak perlu, gue bakal cari dia sekarang."

Hyunjin beranjak dari ranjang, ia berjalan linglung keluar dari kamar Jisung dan Minho.

"Hyunjin, gue ikut ya? Sekalian keluar jemput anak gue pulang sekolah."

Hyunjin terlonjak kaget mendengar kalimat Jisung. Matanya membulat tidak percaya.

"L-lo udah punya anak?"

Jisung menoleh ke arah Hyunjin dan tersenyum canggung.

"Gue sama kak Minho nikah muda. Karna kak Minho kebablasan hehe."

かぞく

"Ughーini di mana?" Hal pertama yang dilihat Jeongin saat bangun adalah dinding bercat putih serta bau obat-obatan yang menusuk hidung nya.

"Jeong, lo nggak papa? Gue panggilin dokter ya."

Jeongin menoleh ke sumber suara, ternyata Minho di sana.

"K-kak Minho?"

Minho khawatir, ia tidak jadi pergi memanggil dokter. Melainkan ia duduk di sebelah ranjang Jeongin sambil menggenggam erat telapak tangan laki-laki yang lebih muda itu.

"Gue di sini. Lo butuh apa hm?"

"K-kak Hyunjin ..."

Dua kata yang diucapkan Jeongin cukup membuat Minho langsung terdiam. Ia tidak tau harus membalas Jeongin bagaimana lagi. Karena saat Minho menemukan Jeongin, tidak ada Hyunjin di sana.

"Iya, nanti gue bantu cari. Sekarang lo istirahat dulu ya? Kondisi lo belum stabil."

Jeongin mengangguk paham, kemudian mengangkat kelingkingnya.

"Ja-janji ya ...?"

Minho tersenyum simpul, mengelus pelan surai Jeongin.

"Janji."

かぞく

"Jadi nama anak lo Lee Hyunjin sama Lee Jeongin?" Jisung mengangguk.

"Alasan lo ngasih nama Hyunjin sama Jeongin itu apa?"

Jisung diam sejenak, kemudian menyambung pertanyaan Hyunjin dengan jawabannya.

"Karna gue sama kak Minho rindu kalian."

"Huh?" Hyunjin mengangkat alisnya bingung.

Jisung terkekeh pelan, merangkul bahu laki-laki tampan di sebelahnya.

"Nggak usah dipikirin!"

Hyunjin diam, tidak mengelak ataupun membantah kalimat Jisung. Ia hanya terpikirkan oleh kalimat Jisung yang sebelumnya.

"Rindu gue sama Jeongin ... Maksudnya apa ya?"

 Maksudnya apa ya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[2/2] My Parents [minsung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang