EPS.8

92 19 8
                                    

Selama perjalanan ke sungai han, mereka sangat hening. Tidak ada satupun dari mereka yang mengeluarkan suara. Hanya Ten yg trs melihat MinSoo sambil tersenyum dan MinSoo yg menyadari ia ditatap Ten lalu pipinya memerah lagi

"K-kenapa liat gw mulu sih? Ada sesuatu yh di muka ku" ujar MinSoo sambil meraba mukanya, siapa tau memang ada sesuatu di mukanya

"Iya, cantik" gumam Ten sangat kecil tp terdengar oleh MinSoo yg pura pura tdk mendgr

"H-hah? Apa?" tanya MinSoo

"Gak ada kok, yuk duduk di tangga itu" tak terasa ternyata mereka uda sampai di sungai han. MinSoo mengangguk dan mereka berdua duduk di tangga itu

Keadaan mereka hening lagi seperti di jalan tadi, mereka hanya menikmati sejuknya udara malam meskipun udaranya uda mulai dingin karena ini sudah mendekati musim dingin.

"Aku sering ke sini sebelum pindah ke Thailand"

"Oh ya? Aku jg sering ke sini untuk nenangin pikiran" ucap MinSoo. Ten hanya mengangguk tanda mengerti, lalu mereka balik ke keadaan canggung lg

"Ten" "MinSoo" ucap mereka secara bersamaan

"Lo duluan aja"

"Nggk, kamu duluan aja" Ten mempersilahkan MinSoo ngomong dulu

"Ten, lo sampe kapan di Korea? Kata lo, lo cuman ke Korea buat pameran kan? Pamerannya kan uda selesai. Jadi lo.." ucapan MinSoo terhenti sejenak lalu ia lanjutkan

"Mau pulang ke Thailand?" tanya MinSoo

"Tergantung" jawab Ten

"Tergantung apa?" tanya MinSoo

"Tergantung jawaban kamu dari pertanyaanku ini"

"Pertanyaan?" tanya MinSoo

"Pertanyaan malam itu, malam dmn kamu tau aku pelukis"

MinSoo pun berusaha mengingat apa yg Ten tanyakan pada saat itu.

Satu pertanyaan yg terlintas dibenaknya
'YAUDA MAU GA JADI CEWE GW?'

'Hah? Masa iya pertanyaan yg itu? Ga ga, jangan geer dulu. Mungkin ada pertanyaan lain tapi gw lupa'-batin MinSoo

"Ga inget?" tanya Ten sambil beralih menatap MinSoo dari samping

"Ng-ngga" jawab MinSoo dgn suara kecil. Jantung MinSoo kini berdegup sangat kencang.

"Yauda, aku tanya sekali lagi ya. Aku bakal nanya dgn serius, jd hadap sini dulu" ucap Ten lalu mengubah posisi MinSoo menghadapnya.

"Apa?" tanya MinSoo berusaha santai.

Sebelum mengatakan apa yang ingin dia katakan, Ten menghelakan nafasnya panjang

"Aku ga bisa lagi nyimpen perasaan lebih lama lagi. Aku cemburu setiap melihatmu tersenyum ke juniormu itu. Aku cemburu ngelihat kamu meluk Mark, dan untung saja dia sepupumu. Aku ga mau salah paham trs dan cemburu padahal aku ga ada hak sama sekali sama kamu"

"M-maksud lo?" jantung MinSoo semakin ga kekontrol

"Boo MinSoo, aku serius sama ini. Aku bener-bener suka sama kamu. Aku uda jatuh cinta sama kamu. Aku uda sayang sama kamu. Aku uda nyaman sama kamu.. Kamu mau ga jadi pacar aku?"

MinSoo menundukkan kepalanya, ia tidak tau harus menjawab apa. Dia bener-bener senang sekarang. Ternyata dia tidak mencintai seorang diri

"Aku tau ini terlalu tiba-tiba dan cepat. Aku juga ga tau kapan perasaan ini tumbuh. Tapi aku uda siap kok denger jawabanmu. Meskipun kamu nolak aku juga gpp, aku bakal balik ke Thailand stlh ini. Setidaknya aku ud nyatain ke kamu. Aku juga bakal ngelupain kamu, masakanmu, dan semua tentang kamu meskipun itu mungkin bakal susah. Terlebih lagi, kamu itu.." perkataan Ten terhenti sejenak

TEN-HOUSEMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang