Drtdrtdrtdrtdrtdrt
Alvero yang mengetahui ada telfon masuk dari handphone nya langsung mengambil handphone yang ada di kantong celananya dan langsung melihat siapa yang menelfon nya. Ternyata papahnya yang menelfon nya.
"Siapa bang? Pagi pagi udah telfon?" Tanya Alena
"Temen bang vero" jawab Alvero
"Ooo gak langsung diangkat?" Tanya Alena
"ini mau diangkat Abang keluar dulu ya angkat telfon" jawab Alvero
Alena kemudian menganggukkan kepalanya. Alvero yang sudah mendapatkan jawaban dari adiknya langsung keluar menjauh dari ruangan Alena kemudian mengangkat telfon papahnya
"Assalamualaikum pah" ucap Alvero
"Waalaikumsalam kamu dimana? Ini udah jam berapa? Kamu harus sekolah Alina udah nungguin kamu" sahut papanya
"Vero gak sekolah" ucap Alvero
"KENAPA? SIAPA YANG AKAN MENERUSKAN PERUSAHAAN PAPAH HA?!" bentak papanya
"Vero gak akan terjun ke dunia bisnis" sahut Alvero
"MAKSUD KAMU APA? PAPAH CAPE CAPE KERJA CARI UANG BUAT NGEBIAYAIN SEKOLAH KAMU VARO ALINA SAMA ANAK NYUSAHIN ITU. POKOKNYA KAMU HARUS TERJUN KE DUNIA BISNIS" ucap papah Alvero emosi
"Alena bukan anak pembawa sial" sahut Alvero
"BERANI KAMU BELA DI!" tanya papah Alvero
"Emang kenapa? Alena adik Vero pah, papah gak bisa larang Vero buat ikut benci sama Alena sama kaya kalian semua" jawab Alvero
"ADIK KAMU CUMA ALINA" ucap papah Alvero
"Adik Vero Alena. Gadis pemberani gak manja" ucap Alvero dengan menekankan di setiap katanya
"JAGA UCAPAN KAMU VERO" sahut papa Alvero
"Terserah papah assalamualaikum" ucap Alvero kemudian mematikan sambungan telfonnya secara sepihak oleh nya
Alvero langsung segera kembali ke ruangan Alena karena takut Alena curiga. Sesampainya di ruangan Alena ia melihat adiknya yang tampak melamun.
Alvero kemudian mendekat ke brankar Alena kemudian duduk di kursi dekat brankar Alena.
"Lena, kok ngelamun?" Tanya Alvero membuyarkan lamunan Alena
"Eh, gak bang" jawab Alena dengan tersenyum di bibir pucatnya
"Kenapa? Mikirin apa hm?" Tanya Alvero
"Ah gak bang" jawab Alena
"Ini bubur yang Abang pesen dek?" Tanya Alvero
"Iya" jawab Alena
"Ooo, udah Dateng daritadi?" Tanya Alvero
"Gak lama Abang keluar angkat telfon" jawab Alena
"Kok gak dimakan?" Tanya Alvero
"Ih Abang banyak tanya" jawab Alena
"Maaf ya, yaudah dimakan gih" ucap Alvero
"Gak mood bang" ucap Alena dengan wajah datarnya
"Gak mood apa pengen disuapin?" Tanya Alvero menggoda Alena
"Ihhh apaan sih bang Lena emang gak mood" jawab Alena dengan kesal
"Iya iya, Abang suapin mau?" Tanya Alvero
"Gak ah" jawaba Alena
"Yaudah Abang kasih ke suster tadi aja nih buburnya" ucap Alvero kemudian bangkit dari duduknya dengan membawa kantong plastik berisi bubur ayam yang mereka pesan tadi. Saat ingin keluar ruangan Alena tiba tiba ucapan Alena menghentikan langkahnya
"Yaudah sini" ucap Alena
"Nah gitu dong mau makan" sahut Alvero kemudian ia kembali berjalan ke arah kursi dekat brankar Alena kemudian duduk di kursi tersebut
Alvero kemudian membuka sterofom bubur kemudian menyuapkan bubur kedalam mulut Alena. Alena menerima dengan senang hati. Alvero dengan sabar menyuapi Alena hingga bubur habis.
Setelah bubur abis, Alvero langsung memberikan obat dan segelas air minum yang ada di nakas ke Alena. Alena langsung menerima kemudian meminum obatnya.
"Makasih ya bang" ucap Alena
"Iya sama sama, yaudag sekarang kamu istirahat" sahut Alvero
"Iya bang, Abang jangan lupa makan ya" ucap Alena. Kemudian Alena membaringkan tubuhnya
"Iya Lena" sahut Alvero. Alvero mengelus rambut Alena hingga Alena tertidur
Alena kemudian menutup matanya dan pergi ke alam mimpinya. Alvero yang melihat Alena sudah tertidur kemudian membuka sterofom bubur miliknya dan menyuapkan bubur ke dalam mulutnya hingga habis.
Setelah selesai ia langsung membuang sterofom ke dalam tempat sampah dan mengambil air minum yang ada di ruang rawat Alena. Bagaimana bisa ada air minum di ruang rawat Alena? Karena Alena dirawat di ruang VVIP dimana fasilitas di ruangan tersebut sudah sangat lengkap mulai dari tv, sofa, dispenser beserta gelas.
Saat ingin meminum air tersebut tiba tiba ia tersedak karena teriakan seseorang.
"Abang ini jam berapa?!" Ucap Alena berteriak
"Uhuk uhuk uhuk astaghfirullah apa sih de?" Tanya Alvero
"Eh Abang kenapa? Keselek? Kok bisa?" Tanya Alena balik
"Udah tau make nanya lagi, gara gara kamu lah tiba tiba teriak" jawab Alvero dengan kesal
"Hehehe maaf ya bang lagian salah Abang" ucap Alena
"Loh kok Abang sih? Kan kamu yang tiba tiba teriak terus Abang jadi kaget" sahut Alvero
"Abang nyalahin Alena?" Tanya Alena
"Gak ini salah Abang, kenapa teriak?" Tanya balik Alvero
"Lena harus sekolah Lena lupa" jawab Alena
"Kamu masih sakit gak usah sekolah dulu udah bang vero izinin" ucap Alvero
"Gak! Lena mau sekolah" sahut Alena kemudian ia turun dari brankar namun di cegah oleh Alvero
"Lena lagi sakit, Lena harus banyak istirahat" ucap Alvero
"I'm ok Abang" sahut Alena dengan wajah memelas
"Itu menurut kamu, maaf kali ini bang vero gak bisa turutin apa kemauan kamu" ucap Alvero
"Bang vero seneng ya liat Alena di sakitin sama papah dan mamah?" Tanya Alena
"Bukan gitu Len" jawab Alvero
"Terus gimana bang?! Kalo Alena gak sekolah Alena bakal di tampar bakal di caci maki lagi sama mereka! Alena bakal dibandingin lagi sama Alina apa gitu maksud bang vero?!" Tanya Alena dengan emosi yang sudah memuncak dan air mata yang terus mengalir membasahi wajah cantiknya
Alvero langsung membawa Alena kepelukannya.
"Bukan gitu Lena, kondisi kamu lagi kurang fit nanti kalo kamu drop lagi gimana? Kan nanti yang susah kamu sendiri bukan bang vero, nurut ya sama bang vero" ucap Alvero sambil mengelus rambut Alena
Alena terdiam mencerna ucapan Alvero. Ucapan Alvero sebenarnya tidak salah hanya dirinya yang keras kepala
"Ma-maafin Lena ya bang, le-lena gak tau ka-kalo maksud Abang gitu" sahut Alena sesenggukan
"Iya Abang maafin yaudah kamu istirahat lagi ya" ucap Alvero. Alena kemudian menganggukkan kepalanya. Alvero membaringkan Alena ke atas brankar dan menyelimutinya hingga lehernya.
.
.
.
.
.
HI GUYS! UP LAGI NIH!
.
JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT YA GUYS 🙏🏻 MAKASIH
.
KALO ADA KESALAHAN TOLONG DIKOREKSI YA 🙏🏻 MAKASIH
.
LOVE YOU ALL 🐰❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
My Coldest Alena [ ON GOING ]
Teen Fictionkehidupan seorang gadis cantik yang terkenal dengan sifat dinginnya. Dia sangat menyedihkan, karena dia hidup tidak adanya kasih sayang dan perhatian dari keluarganya. hidup dengan hinaan dan cacian yang diberikan oleh kedua orangtuanya. . . . . pen...