Waktu sudah menunjukkan pukul 1 siang. Alena yang masih di alam mimpi begitupun dengan Alvero. Tiba tiba seorang suster datang mengantarkan makanan dan obat untuk Alena.
Alvero yang merasa ada seseorang masuk ke ruangan Alena langsung membuka matanya ternyata suster yang mengantarkan makanan dan obat. Suster langsung meletakkan makanan dan obat di atas nakas.
"Ini makanan dan obat untuk nona Alena jangan sampai lupa diminum ya" ucap suster tersebut
"Iya, makasih sus" sahut Alvero
"Baik kalau begitu saya permisi" ucap Suter tersebut. Alvero hanya menganggukkan kepalanya
Alvero kemudian membangunkan Alena untuk makan dan minum obat.
"Len, Lena bangun yok makan dulu terus minum obat" ucap Alvero membangunkan Alena
"Eungh.. 5 menit bang" sahut Alena dengan mata yang masih tertutup
"Gak ada 5 menit ntar bisa setengah jam bangun sekarang" ucap Alvero
"Beneran 5 menit bang, ngantuk banget ini" sahut Alena dengan mata yang tertutup
"Awas ya kalo gak bangun" ucap Alvero
"Hmm" sahut Alena
Sudah 5 menit namun Alena belum bangun dari alam mimpinya. Alvero langsung membangunkan Alena.
"Ayo bangun katanya 5 menit ini udah 5 menit" ucap Alvero
"Bentar ngumpulin nyawa" sahut Alena
"Gak, bangun sekarang" ucap Alvero sembari mendudukkan tubuh Alena.Alena kemudian membuka matanya
"Ganggu orang tidur aja sih bang" sahut Alena sambil mengusap matanya yang terlihat sangat lucu dimata Alvero. Alvero kemudian mengusap puncak kepala Alena.
"Makan dulu terus minum obat baru tidur lagi" ucap Alvero
Alena kemudian bangkit dari duduknya namun tangannya ditahan Alvero.
"Mau kemana?" Tanya Alvero
"Cuci muka" jawab Alena
"Ayo bang vero temenin" ucap Alvero
"Lena bis sendiri bang" sahut Alena
"Terus ni infusan siapa yang mau bawa?" Tanya Alvero
"Ooo iya lupa" jawab Alena
"Iii iyi lipi" ucap Alvero sambil menye menye
"Ya Allah semoga bang vero mukanya kaya gitu ya Allah aamiin" ucap Alena sambil mengadahkan tangannya seolah benar benar berdoa
"Heh! Enak aja nauzubillah, dasar adek durhaka" sahut Alvero kesal
"Bodo bleee" ucap Alena sambil memeletkam lidahnya. Alvero langsung menyentil mulut Alena
"Awh sakit bang kok disentil sih?" Tanya Alena yang masih mengusap bibirnya yang terasa sakit akibat sentilan Alvero pada bibirnya
"Ngomong apa tadi?" Tanya balik Alvero
"Tadi? Gk" jawab Alena
"Yang tadi" ucap Alvero
"Ooh bodo" sahut Alena
"Nah itu" ucap Alvero
"Ya terus?" Tanya Alena
"Make nanya lagi nih bocil ya gak boleh lah" jawab Alvero yang sedang menahan emosinya
"Jangan panggil aku bocil paman namaku adalah Alena panggil aku Alena" ucap Alena mengikuti salah satu kartun
"Itu mah Shiva Lena" sahut Alvero gemas kemudian menarik pipi Alena
KAMU SEDANG MEMBACA
My Coldest Alena [ ON GOING ]
Teen Fictionkehidupan seorang gadis cantik yang terkenal dengan sifat dinginnya. Dia sangat menyedihkan, karena dia hidup tidak adanya kasih sayang dan perhatian dari keluarganya. hidup dengan hinaan dan cacian yang diberikan oleh kedua orangtuanya. . . . . pen...