"DARIMANA AJA KAMU?!" Tanya papah Alvero dan Alena
"Bukan urusan papah" jawab Alvero singkat
"JAWAB VERO DARI MANA KAMU?! KOK KAMU BISA PULANG BARENG ANAK SIALAN SATU INI?!" Tanya papa mereka dengan emosi
"Yang papa sebut sialan itu punya nama! Dan dia gak sialan! Kalo papa lupa dia anak papa sendiri!" Jawab Alvero
"SAYA GAK PERNAH PUNYA ANAK YANG GAK PUNYA ATURAN YANG KELAKUANNYA KAYA KUPU KUPU MALAM!" Ucap papa mereka emosi
"YANG PAPA SEBUT KUPU KUPU MALAM ITU ANAK PAPA! DARAH DAGING PAPA SENDIRI" Sahut Alvero yang sudah emosi
"TURUNIN NADA BICARA KAMU VERO! KAMU SEDANG BICARA DENGAN SIAPA?!" Tanya papa mereka
Alena yang dihina oleh papanya hanya bisa menahan tangisnya. Ia hanya memasang wajah datarnya namun matanya sudah memerah menahan tangis.
"Vero emang lagi bicara sama papah vero sendiri! Tapi vero gak bisa diem aja kalo Alena adik kandung vero sendiri udah dihina sama papah, papah kandungnya sendiri!" Jawab Alvero
"SAYA GAK PERNAH PUNYA ANAK KAYAK DIA!" Ucap papa mereka masih dengan emosi dan wajah yang memerah
"Alena masih anak papah! Anak kandung papah!" Sahut Alvero yang tak kalah emosi
"BERANI KAMU BELA DIA?!" Tanya papa mereka
"Kenapa gak?! Vero gak akan kayak varo dan Lina yang diem aja ketika saudara kandungnya dihina!" Jawab Alvero
"JANGAN PERNAH KAMU HINA VARO DAN LINA!" Ucap papa mereka
"Kenapa?! Kenapa gak boleh? Sedangkan papah hina Lena seenak hati papa tanpa mikirin perasaan Lena kenapa?!" Tanya Alvero dengan emosi
"KALO KAMU LUPA DIA YANG BUAT LINA HAMPIR MENINGGAL!" jawab papa mereka
"Itu udah masa lalu pah! Kalo papah lupa Alena bahkan lebih parah keadaannya waktu itu! Tapi kalian hanya peduli sama Alina kenapa?!" Tanya Alvero
"SAYA GAK PEDULI! DIA YANG SUDAH BUAT ALINA HAMPIR MENINGGAL!" Jawab papa mereka
"Itu udah masa lalu pah! 10 tahun yang lalu! Bahkan keadaan Alina udah baik baik aja!" Ucap Alvero
Papa mereka tiba tiba menghampiri Alena yang berdiri terdiam dengan wajah datar dan mata yang memerah.
"KAMU KASIH APA KE ANAK SAYA SAMPE DIA BERANI MELAWAN SAYA?! JAWAB!" Tanya papa mereka yang memegang kedua pipi Alena dengan kasar
"Saya bahkan gak pernah kasih anak anda apa apa! Tapi anak anda yang cerdas dan bertanggung jawab! Dia bisa membedakan mana yang benar benar menderita mana yang bersandiwara!" Jawab Alena dengan wajah datarnya
Plak!
Plak!
Plak!
"MAKSUD KAMU APA?! Tanya papa mereka
"PAPA KENAPA TAMPAR ALENA?! ALENA GAK SALAH APA APA!" Ucap Alvero yang sudah emosi melihat keadaan Alena yang tidak baik. Bibirnya yang sudah mengeluarkan darah dan pipinya yang sudah membiru
"KAMU DIAM VERO!" bentak papa mereka
"Apa perkataan saya ada yang salah?! Kenapa anda marah jika anak kesayangan anda tidak ada yang berlaku demikian?!" Tanya Alena yang memegangi sudut bibirnya yang masih mengeluarkan darah segar
"DIAM KAMU!" Sahut papa mereka.
"KAMU BISA GA SIH JAGA NAMA BAIK KELUARGA KITA?! KERJAAN KAMU SELALU SAJA MEMBUAT MASALAH, BINGUNG SAYA SAMA SIKAP KAMU! KAMU INI PEREMPUAN! SAYA TIDAK PERNAH MENGAJARKAN KAMU SEPERTI ITU!. SAYA SELALU MENGAJARKAN SOPAN SANTUN KE ANAK ANAK SAYA! BISANYA BUAT MALU KELUARGA SAJA!" Ucap papa mereka
"Bukanya anda tidak pernah mengajarkan saya sopan santun dan tata krama? Bukannya anda hanya mengajarkan kepada Alina?! Bahkan saya hanya beban di hidup anda?!" Tanya Alena
"JAGA UCAPAN KAMU! KAMU SEDANG BICARA DENGAN SIAPA?! Tanya papa mereka
"Saya sedang bicara dengan orang yang selalu membenci kehadiran saya dan selalu membandingkan saya dengan Alina! Apakah anda pernah mengajarkan saya?! Anda hanya sibuk dengan Alina, bang varo dan pekerjaan anda!" Ucap Alena
"JAGA UCAPAN KAMU A—" ucap papa terpotong
"Sudah mas biarkan saja, percuma kamu bentak bentak dia ga ada gunanya cuma buang buang tenaga. Sekarang mending kita titipin dia aja di rumah papi daripada dia disini buat beban dan ganggu keluarga kita" balas mamah yang tiba tiba datang dari arah dapur
"Bereskan barang barang kamu! Mulai sekarang kamu tinggal dirumah Yangkung!" Suruh papah
"Baiklah jika ini keputusan anda" jawab Alena
Saat ingin melangkahkan kakinya ke atas untuk menuju kamar tangannya ditahan oleh Alvero
"Kalo Alena kerumah Yangkung, vero juga ikut!" Ucap Alvero
"JANGAN CARI MASALAH KAMU VERO!" Sahut papa mereka
"Jangan menambahkan masalah vero!" Peringat mama mereka
"Terserah papah sama mamah! Aku tetep ikut Lena!" Ucap Alvero
Alvero dan Alena kemudian melangkahkan kakinya ke atas untuk menuju kamar mereka masing masing dan langsung berkemas. Alvero membantu Alena untuk berkemas.
Sesampainya dikamar Alena, Alena langsung menumpahkan air matanya. Alvero yang melihat Alena menangis langsung membawanya kepelukannya.
"Sabar ya dek, bang vero tau ini berat. Allah lagi ngasih kita cobaan kamu harus sabar ya" ucap Alvero sambil mengelus punggung Alena untuk menenangkan Alena
"Ta-tapi kenapa selalu Lena bang kenapa?" Tanya Alena masih dengan air mata yang terus mengalir
"Kita siap siap ya, biar gak ada yang hina kamu, udah jangan nangis nanti cantiknya ilang" jawab Alvero kemudian menghapus air matanya yang masih mengalir dari mata Alena
Alena kemudian langsung mengemasi barang barangnya dibantu dengan Alvero. Setelah selesai mengemasi barang barangnya Alvero langsung meletakkan beberapa koper besar milik Alena ke depan kamar Alena.
Mereka kemudian beralih ke kamar Alvero untuk mengemasi barang milik Alvero. Setelah selesai, Alvero langsung membawa keluar koper besar miliknya.
Alvero meminta tolong pembantu dan satpam rumahnya untuk menurunkan kopernya. Setelah semua koper milik Alvero dan Alena dibawa kebawah oleh pembantu, satpam rumahnya dan dia sendiri, Alena mengikuti Alvero untuk turun ke bawah.
Sesampainya dibawah ia bertemu dengan kedua orang tuanya.
"Bagus, jangan bawa harta pemberian papa sepeserpun!" Ucap papa mereka
Alena dan Alvero kemudian mengeluarkan kunci mobil mereka. Alvero memberikan kartu kredit pemberian papanya.
"Kita gak akan bawa harta dari papa, kita cuma mau bawa bi Minah" sahut Alvero
Mereka berdua kemudian keluar dari rumah orang tuanya dan langsung ke halaman rumah orang tuanya untuk mengambil koper milik mereka.
"Yakin mau ke rumah Yangkung dek?" Tanya Alvero
"Gak, kita ke suatu tempat aja" jawab Alena
"Kemana? Naik apa?" Tanya Alvero
"Taxi online gapapa kan?" Tanya balik Alena
"It's ok" jawab Alvero
Alena kemudian memesan taxi online lewat handphone nya. Setelah mendapat taxi online, ia kemudian menunggu taxi tersebut. Tak berselang lama taxi yang dipesan Alena datang.
Alvero langsung masukkan koper miliknya dan milik Alena dibantu satpam rumah orang tuanya. Setelah semua koper masuk, Alena dan Alvero langsung masuk ke taxi tersebut.
.
.
.
.
.
HI GUYS! UP LAGI NIH!
.
JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT YA GUYS! MAKASIH🙏🏻
.
KALO ADA KESALAHAN TOLONG DI KOREKSI YA GUYS🙏🏻 MAKASIH
.
KEEP YOUR HEALTH YES, GUYS!
.
LOVE YOU ALL 🐰🐙❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
My Coldest Alena [ ON GOING ]
Teen Fictionkehidupan seorang gadis cantik yang terkenal dengan sifat dinginnya. Dia sangat menyedihkan, karena dia hidup tidak adanya kasih sayang dan perhatian dari keluarganya. hidup dengan hinaan dan cacian yang diberikan oleh kedua orangtuanya. . . . . pen...