13. Eren

401 34 7
                                    

Judul: The Last Goodbye
Part : Tigabelas
Oleh : Al-Dhimas dan S. Azarian
Cast : Eren Jaegar X Mikasa Ackerman (and other Attack on Titan's character)
Disclaimer: Hajime Isayama-sensei selaku mangaka asli Attack on Titan, kami hanya numpang tenar pakai cerita gaje ini. Mohon izinnya. -/\-)
Btw, ini cerita ide awalnya ditulis sekitar tahun 2016 dan waktu itu Author cuma ngambil karakter tiap tokoh berdasarkan cerita di season pertama. Jadi yah, mohon maaf kalau ceritanya kelewat OOC. 😭🙏

-

Aku mengutarakan semuanya. Semua hal tentang kesempatan yang diberikan Dewan Langit untuk menyelesaikan urusan duniaku. Tentang upayaku untuk membongkar konspirasi di balik kecelakaan yang aku alami 5 tahun bersama Armin, juga tentang kecelakaan 22 tahun lalu yang merenggut nyawa orangtuaku dan ayahnya Jean. Dan setelah mendengar semua penjelasanku yang mungkin sulit diterima oleh akal sehatnya, Jean menepati janjinya dengan tidak memotong ucapanku. Ia hanya diam, menopang kepalanya dengan tangan kirinya dan sesekali melihat ke luar jendela mobil.

"Jadi, intinya ... kau tidak benar-benar sembuh? Apa kau yakin tidak ada cara untuk membuatmu tetap hidup setelah waktu yang diberikan kepadamu habis?" tanya Jean.

"Tidak ada satupun cara yang bisa kita lakukan untuk menghindari kematian," terangku, singkat.

"Berapa lama waktu yang tersisa?" tanya Jean, suaranya sangat pelan dan nyaris tak terdengar.

"22 hari," gumamku.

Jean menarik napas dalam, lalu mendongakkan wajahnya. Mungkin hanya perasaanku saja, tapi matanya tampak sedikit berair. Ia lalu menghela napasnya, menyalakan mesin mobil dan berkata, "baiklah, kalau begitu kita tidak seharusnya membuang-buang waktu, kan?"

Aku mengangguk mantap, rasanya satu beban berat telah menghilang dari pundakku. Sementara Jean mulai membawa mobilnya menelusuri jalanan sepi nan licin, meninggalkan area stasiun kereta.

"Kita mau kemana?" tanyaku.

"Ke studio musik tempatku bekerja."

"Untuk apa?"

Jean tersenyum tipis sambil berkata, "aku menyimpan sesuatu yang akan membuat ibuku marah besar jika ia sampai menemukannya."

"Huh?"

"Tentang kecelakaan 22 tahun lalu, apa kau sudah mencoba mencarinya di internet?" tanya Jean.

"Sudah. Hasilnya nihil, entah kenapa semua artikel tentang kecelakaan itu tidak ada satupun yang tersisa di portal-portal berita online," jawabku seadanya.

"Itu karena ibuku sudah membayar semua media massa dan meminta mereka menghapus semua artikel yang berkaitan dengan kecelakaan 22 tahun lalu. Ia juga secara diam-diam mengancam masyarakat awam yang membahas kecelakaan itu di forum diskusi online. Lambat laun, tragedi kecelakaan itu pun dilupakan begitu saja," terang Jean.

"Bagaimana kau bisa tahu?" tanyaku, penasaran.

"Aku mendengarnya langsung saat ibu berbicara dengan sekertarisnya. Saat itu kita masih duduk di kelas 5 sekolah dasar. Sebenarnya, ibu sudah mencoba menunggu selama 4 atau 5 tahun agar berita itu padam dengan sendirinya, seperti yang disarankan oleh sekertaris ibu. Tapi masih ada saja masyarakat yang mengungkit-ungkit kejadian itu. Jadi yah, ibu terpaksa menggunakan kekuasaannya," ujar Jean.

"Bibi pasti mengalami masa-masa yang sangat sulit, ya?" gumamku.

Seandainya aku bisa kembali ke masa lalu, aku pasti akan berusaha lebih keras lagi menolak perintah ayah. Sampai detik ini pun, aku masih merasa sangat bersalah kepada keluarga Jean, terutama kepada Bibi.

"Ah, tunggu dulu! Saat kita kelas 5 ... maksudmu saat Bibi mengamuk tak terkendali karena kita menanyainya tentang kecelakaan itu?!"

"Benar," sahut Jean.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Last GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang