9. Armin

263 30 1
                                    

Judul: The Last Goodbye
Part : Sembilan
Oleh : Al-Dhimas dan S. Azarian
Cast : Eren Jaegar X Mikasa Ackerman (and other Attack on Titan's character)
Disclaimer: Hajime Isayama-sensei selaku mangaka asli Attack on Titan, kami hanya numpang tenar pakai cerita gaje ini. Mohon izinnya. -/\-)
-

"Kurasa memang terlalu dini untuk memberitahu Eren soal hubungan Mikasa dengan kecelakaan lima tahun lalu," gumam Historia tepat setelah Eren meninggalkan kami.

"Apa bedanya memberitahu Eren hari ini dengan memberitahunya besok? Cepat atau lambat dia akan mengetahuinya sendiri. Sifatnya yang terlalu bergantung kepada Mikasa masih sama seperti dulu, membuatku kesal saja," sahutku.

Historia menepuk pundakku pelan, "sudahlah, kau tidak perlu terlalu memusingkan Eren. Dia bukan orang yang bisa menyimpan kebencian terlalu lama," ujarnya.

"Yah, begitulah dia yang kukenal sejak dulu."

Historia menarik kursi rodaku dan mendorongnya meninggalkan cafe. Ia bersenandung kecil seakan tidak terpengaruh dengan bentakkan Eren beberapa menit lalu. Sifatnya yang sangat tenang dan dewasa begitu memesona, aku selalu bersyukur akan keberadaannya di sisiku selama ini.

"Jadi, mau pulang dan memasak kare kesukaanmu?" tanyaku.

"Maunya begitu, tapi apa boleh buat, kerjaanku masih menumpuk di kantor," sahutnya lesu. Bisa kubayangkan wajahnya sedang manyun saat ini.

"Gitu, ya? Mau bagaimana lagi," gumamku.

"Atau kau mau ikut ke kantorku sebentar? Aku akan mengambil beberapa berkas untuk dikerjakan di rumah. Lalu kita bisa pulang dan makan kare terenak di dunia?"

"Deal!" sahutku singkat.
-

Kami memang baru bertunangan, tapi aku dan Historia telah memutuskan tinggal serumah sejak dua tahun lalu. Sebuah rumah satu lantai yang merupakan perpaduan antara konsep minimalis dan neo retro. Meski hanya satu lantai, rumah kami bisa terbilang sangat luas. Historia sengaja memilih rumah tanpa anak tangga dan lorong-lorong sempit untuk membuatku merasa bebas bergerak meski tanpa bantuannya.

"Mandilah, biar aku saja yang memasak," ujarku sambil mengayuh sendiri kursi rodaku menuju pantry kecil yang semua meja dan kompornya di-design sedikit lebih rendah sehingga aku bisa memasak dengan nyaman.

"Baiklah~" sahut Historia sebelum menghilang di balik pintu kamar.

Aku membuka pintu kulkas dan mengambil beberapa kentang dan wortel. Sebelumnya, aku mengikat rambutku yang sudah sepanjang bahu dengan karet seadanya agar tak menghalangi pandanganku saat memasak. Dengan cekatan kukupas kentang dan memotongnya seukuran dadu, lalu dilanjutkan dengan mengupas wortel dan memotong-motongnya asal. Setelah itu, wortel dan kentangnya kucuci di air mengalir sampai benar-benar bersih. Lalu kunyalakan kompor dan mulai merebus kentang dan wortelnya. Sambil menunggu air mendidih, aku meracik bumbu kare kesukaan Historia.

Memasak selalu menjadi kegiatan favoritku semenjak menjalin hubungan dengan Historia, karena ini adalah satu-satunya hal yang bisa kubanggakan di depannya. Kegiatan yang tidak memaksaku untuk bergantung pada gadis yang paling kusayangi, dan melihatnya makan dengan lahap selalu membuatku merasa bahagia.
-
Aku baru saja selesai menata meja makan saat Historia berlari dengan handuk yang melilit di tubuhnya. Matanya yang menatapku seperti seseorang yang baru melihat hantu.

"Armin ... mereka mencium keberadaan Eren," ujarnya sebelum aku sempat bertanya apapun.

"H--hah?"

"Eren menjadi trending di berbagai media selama satu jam ini!" terang Historia.

"Sialan. A--aku menghindari menjenguknya karena kurasa pelaku sabotase 5 tahun lalu masih mengawasiku. Dan sekarang seluruh dunia justru tahu kalau Eren masih hidup?!"

The Last GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang