8. Eren

325 33 2
                                    

Judul: The Last Goodbye
Part : Delapan
Oleh : Al-Dhimas dan S. Azarian
Cast : Eren Jaegar X Mikasa Ackerman (and other Attack on Titan's character)
Disclaimer: Hajime Isayama-sensei selaku mangaka asli Attack on Titan, kami hanya numpang tenar pakai cerita gaje ini. Mohon izinnya. -/\-)
-

Dingin …

Gelap ...

Sesak …

Berat …

"Hng--"

Aku membuka mataku, mendapati diriku sudah berada di dalam danau yang tidak terlihat dasarnya. Sekuat tenaga kupaksa diriku berenang ke permukaan. Napasku hampir habis, dan rasanya rongga dadaku sudah penuh oleh air. Aku terus mendorong tubuhku untuk berenang ke permukaan, bayangan tentang kematian begitu jelas di pikiranku.

'Tidak! tidak! Aku harus hidup, aku harus tetap hidup setidaknya sampai waktu yang di berikan malaikat sialan itu habis!" pikirku.

Akhirnya aku berhasil sampai ke permukaan danau. Susah payah lenganku meraih rerumputan di pinggir danau untuk menarik tubuhku naik. Dengan pakaian tidur berwarna biru pucat seperti pakaian rumah sakit yang basah kuyup, aku berjalan mengitari sekitar danau. Tidak ada seorangpun di sini, danau yang hanya diterangi cahaya rembulan ini benar-benar kosong.

Aku memutuskan berjalan kaki menelusuri semak-semak kering setinggi satu meter di sisi utara danau ini. Berharap menemukan jalan raya atau minimal pemukiman penduduk setempat. Tubuhku menggigil dan satu-satunya suara yang dapat ditangkap indra pendengaranku hanyalah gemelatuk gigiku sendiri karena kedinginan. Entah sudah berapa lama aku berjalan kaki, bahkan bajuku yang basah kuyup sudah tidak terlalu lembab lagi.

"To ... tolong, tolong kami … ada seorang anak di sini, tolongsiapapun, selamatkan kami …."

Aku menangkap suara seorang wanita yang terdengar sangat lemah. Tanpa pikir panjang, segera berlari menuju sumber suara itu. Dari kejauhan, tampak asap mengepul seakan telah terjadi kebakaran di tempat itu. Aku berlari, berlari sangat cepat tanpa peduli telapak kakiku yang sakit karna menginjak kerikil dan dedurian.

"Tolong selamatkan kami, siapapun ... kumohon."

Suara wanita itu terdengar semakin lirih setiap menitnya. Aku terus mengikuti suara itu sampai berada di sebuah jalan beraspal satu arah yang sangat sepi. Aku mendapati sebuah mobil yang terbakar habis dan hancur lebur di sisi jalan, dengan asap hitam yang mengepul di udara.

"H--halo? Apa ada orang?" tanyaku.

Aku mengintip bagian dalam mobil dengan kaca-kaca jendela yang telah raib. Mataku terbelalak, bahkan dengan jasad yang hangus terbakar itu, aku masih mampu mengenali sosok itu dengan sangat jelas.

"Ayah? T--tapi bagaimana bisa? A--ayah?! Kumohon, siapapun ... ada seseorang yang terjebak di mobil ini!" teriakku sambil berusaha meraih jasad itu dari sela-sela pecahan kaca jendela yang melukai tanganku.

Sangat mustahil mengeluarkan tubuh ayahku dengan kondisi mobil yang terjungkir balik seperti ini. Aku mengitari mobil itu dan melihat wajah ibuku di sebelah jasad ayah. Wajah yang pucat dan berlumur darah itu membuat hatiku berdenyut perih. Dan di kursi penumpang kulihat pamanku, ayahnya Jean terjebak di antara kaca jendela dengan tubuh penuh pecahan kaca jendela.

The Last GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang