Chapter 9 - Jujur

837 95 0
                                    

"Jika kamu tidak mengatakan kebenaran tentang dirimu sendiri, kamu tidak dapat mengatakan kebenaran tentang orang lain."
~ Virginia Woolf ~
.
.
.
.
.
.

Pangeran Jason menatapku dengan pandangan yang sulit diartikan. Aku membalas tatapannya.

"Apa yang ingin dia bicarakan??"

♪♪♪♪♪

Aurel yang terlihat bingung dengan tatapan Jason. Tidak tahu sudah berapa lama Jason yang berlutut di hadapan Aurel. Suasana di ruang itu sangat canggung. Aurel yang tidak tahan dia membuka pembicaraan.

"Umm.... Pangeran....?" Tetap tidak ada balasan dari Jason. Jason masih lekat menatap mata Aurel.

Aurel mengarahkan tangannya ke kedua pipi Jason, dan sekali lagi memanggilnya.

"Pa...ngeee...raaannnnn....!!!"

Jason tersentak dengan sentuhan Aurel. Dia akhirnya sadar.

"Apa yang sedang dia pikirkan....? Ah sudahlah yang penting dia sudah tidak melamun seperti tadi." Batin Aurel

Jason yang tersadar tangan Aurel berada di pipinya, meraih salah satu tangannya dan memegang nya. Aurel lagi-lagi terkejut dengan perilaki Jason, tetapi dia hanya diam. Aurel menampilkan senyum lebarnya.

Jason menghiraukan senyuman Aurel yang dibilangnya itu senyuman bodoh, akhirnya membuka suara.

"Tuan putri... Bolehkah saya menanyakan sesuatu??"

Aurel menatap Jason dan menganggukan kepalanya.

"Beritahu saya, apakah anda tahu siapa yang menyembuhkan demam saya??" Tanya Jason

Aurel yang terkejut mendengarkan pertanyaan Jason, seketika keringat dingin keluar dari punggung tangan Aurel menjadi dingin. Jason yang merasakan tangan Aurel yang menjadi dingin, memegang kedua tangannya dengan lembut mengelus lembut seperti menghangatkan.  

Aurel tidak ingin memberitahu tentang kekuatannya. Dia ingin merahasiakan kekuatan penyembuhnya seorang diri. Aurel pun akhirnya berbohong.

"Dokter kerajaan lah yang mengobati pangeran...."

Sayangnya Aurel memberikan jawaban yang salah kepada Jason. Jason menyeringai, dia menghela nafas.

"Apakah anda jujur Tuan putri....?" Sekali lagi Jason bertanya..

Aurel menganggukkan kepalanya. Jason melihat anggukan Aurel, tetapi dia ingin mendengarkan cerita aslinya. Dia pun mengerjai Aurel.

"Baiklah.... Saya akan bertanya ke dokter kerajaan. Tetapi kalau dia tertangkap bahwa dia bohong tuan putri tahu sekali kan konsekuensi yang dihadapi??"

Aurel menundukkan kepalanya. Dia memikirkan perkataan Jason.

"Kok jadi begini sihh !!!!!"

Aurel mengepalkan tangannya. Jason yang melihat itu kembali memegang tangannya.  Jason akhirnya tidak mengerjai Aurel lagi.

"Katakan yang sebenarnya Tuan Putri... Saya tahu anda berbohong...." Jason melihat Aurel yang menunduk, dia mengangkat dagu Aurel agar menatap matanya.

"Saya tidak akan marah tuan putri, Janji..."

Setelah Aurel mendengar Jason berkata dia tidak akan marah, akhirnya dia berkata jujur.

"Sebenarnya Saya yang telah menyembuhkan pangeran...."

Aurel yang melihat Jason tetap diam, dia melanjutkan ceritanya.

"Saat anda demam, saya teringat bahwa saya memiliki sihir penyembuh. Hanya saya yang tahu kalau saya mempunyai ke sihir ini."

Jason yang masih mendengarkan.

"Saya melihat pangeran demam yang terlihat sangat tersiksa akhirnya saya tidak ada cara lain selain menyembuhkan dengan sihir saya."

Jason pun menanyakan lagi.

"Mengapa anda tidak menemukan saya jika anda tahu kalau saya sudah sembuh.....?"

Jason sepertinya tahu jawabannya, hanya dia masih ragu apakah Aurel sakit karena sihirnya atau hal lain.

"Karena saya lemah terhadap sihir saya sendiri....."

Jason tertegun dengan jawaban Aurel. Akhirnya, Jason sudah tahu jawaban yang sebenarnya.

"Karena itu dia masih pucat di pagi hari, tubuhnya masih lemah... Dan juga dia mengeluarkan kekuatannya untuk menyembuhkan ku...."

Hati Jason sedikit melembut, dia mengalihkan tangannya ke pucuk kepala Aurel dan mengelusnya. Aurel yang bingung, dia hanya diam karena masih takut dengan Jason.

"Terima kasih karena sudah menyembuhkanku...."

Aurel mendengar ucapan Jason, seketika ada perasaan tenang dihatinya. Tak sadar mata Aurel mengeluarkan air mata. Jason melihat Aurel yang menangis, memeluknya diam. Aurel membalas pelukan Jason dengan erat.

♪♪♪♪♪
.
.
.
.
.
.
.

Hello guys!!! Maaf ya baru bisa update sekarang 😭😭 aku lagi sibuk banget soalnya 😭😭, dan juga maaf banget ya kalau chapter ini pendek banget.·´¯'(>▂<)´¯'·.

Tapi tenang aja di chapter selanjutnya nanti ada ilustrasi gambaranku ( ꈍᴗꈍ)♥️, jadi ditunggu ya!!!! (人*´∀`)。*゚+

Dan juga aku ngga tahu kapan updatenya kemungkinan seminggu atau kurang dari seminggu lagi (。ノω\。)

Jangan bosen nungguin aku ya!!!ಥ╭╮ಥ tenang kok aku bakal update sebisa mungkin jika aku ada waktu luang (๑´•.̫ • '๑)

See you in the next chapter!!! ꒰⑅ᵕ༚ᵕ꒱˖♡

Jangan Lupa bintangnya ✨ dan komennya!!!!
(*^3^)/~♡

Semoga kalian suka dengan karyaku( ꈍᴗꈍ).
Mohon maaf jika ada kesalahan kata dan kata-kata yang kurang dimengerti . ( ╹▽╹ )

Dukung terus ya!! Biar tambah semangat updatenya ꒰⑅ᵕ༚ᵕ꒱˖♡

Cinta sekebon buat kalian ('∩。• ᵕ •。∩')♥️

Marry Me, Prince !!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang