16 (Kegiatan Dimulai)

15 4 0
                                    

Jam di tangan Rama menunjukkan angka 07.39 sebentar lagi pembukaan perkemahan akan dilaksanakan. Seluruh peserta dari polsek 1 sampai polsek 15 sudah berada di lapangan. Sambil menunggu dimulainya acara, panitia mengadakan games terlebih dahulu agar semua peserta semangat tentunya.

Bermain teka-teki, lalu bermain sambil bergerak dan juga berkenalan. Seru sekali tampak ceria wajar seluruh muda mudi berbaju coklat di buper itu.

Tepat pukul 7 pagi upacara pembukaan perkemahan di mulai. Seperti biasa, ada pemimpin dan pembaca serta yang lainnya. Tak lupa, kegiatan ini juga dihadiri oleh pamong dari seluruh polsek dan juga Pak Kapolres.

Setelah upacara selesai. mereka kembali menuju tenda masing-masing untuk persiapan acara selanjutnya.

Semua sedang memakan makanan yang ada bersama-sama. Namun berbeda dengan yang lain. Alya justru berlari menuju lapangan karena koordinator putri sudah ditunggu di sana untuk arahan kegiatan.

Sepuluh menit berlalu Alya sudah kembali menuju area tempat polsek 8 berkumpul. Acara makan tadi sudah selesai membuat Alya sendiri lupa bahwa ia belum makan.

Gadis itu memberitahu kepada semuanya bahwa sebentar lagi mereka akan mengikuti kegiatan pengetahuan tentang reptil dan menunggang kuda. Seluruh peserta akan di bagi menjadi dua kelompok. Setiap polsek akan dicampur dengan polsek lain sehingga bisa saling berkenalan dan mendapat teman baru.

Tepat pukul 9 pagi seluruh peserta sudah berada di lapangan. Kemudian panitia memisahkan mereka menjadi dua bagian. Jumlah orangnya ya, bukan badannya. Canda kak.

Sesi pertama adalah peserta putri akan ada di materi menunggang kuda sedangkan peserta putra ada di pengetahuan reptil. Pada sesi kedua adalah sebaliknya.

Para peserta putri diperkenalkan dengan berbagai hal mengenai penunggang kuda. Mereka pun mencoba menunggangi kuda yang disediakan dengan beraturan.

Sembilan puluh menit sudah selesai. Peserta putri langsung menuju tempat yang sebelumnya peserta putra ada di sana yaitu pengetahuan tentang reptil bersama komunitas reptil tentunya.

Gadis-gadis berbaju coklat itu sudah berbaris angkare atau letter U. Kemudian duduk dan pemateri ada di depan mereka. Para pemateri dari komunitas reptil itu membawa kurang lebih 20 jenis ular yang berbeda. Mulai dari yang kecil sampai yang besarnya 160Kg. Dengan ular yang berbisa rendah sampai yang paling berbisa.

Beberapa ular ada yang diperkenalkan sambil dikeluarkan dari kotak tempat ular tersebut di bawa. Membuat ular-ular itu bergerak-gerak di atas rumput hijau buper ini. Bagi sebagian orang tampak menakutkan tapi banyak juga yang melihatnya dengan antusias. Tapi sebagian ular tidak dikeluarkan karena memiliki bisa yang berbahaya.

Para pemateri yang merupakan laki-laki semua itu menjelaskan tentang jenis ular, jenis bisa, cara menangkap ular di sekitar rumah juga cara penanganan ketika dipatuk ular.

Alya berada di samping anggota polsek 7 berjarak sekitar 20cm darinya. Tiba-tiba gadis di sampingnya berteriak, "Ular... Ularr...." sambil mendekat ke arah Alya jelas membuatnya tiba-tiba panik juga kemudian ikut berteriak dengan suara yang lebih keras padahal tak ia lihat ular itu.

Semua memandang khawatir lalu satu pemateri menghampiri mereka bertanya mana ularnya? karena sepengetahuannys ular milik komunitas mereka tidaklah lepas dari kotak-kotak di depan sana.

"Ta.. Taa... tadi ada di samping aku kena kaki. Aku jadi kaget langsung teriak," gugup gadis bername-tag Mita itu sedikit menjelaskan.

Sedangkan Alya masih menetralkan detak jantungnya yang tak menentu karena panik. "Gak ada ular." Pernyataan pemateri itu sontak membuat Alya malu telah ikut berteriak panik.

"Tadi tuh tangan aku yang kena kaki kamu. Aku mau minta maaf eh kamu malah langsung teriak," ungkap teman Mita itu membuatnya malu luar biasa. Mita memang memiliki ketakutan berlebih terhadap ular. Bisa dikatakan fobia tapi tidak terlalu parah.

"Ternyata itu bayanganmu saja karena telah melihat ular. Kedepannya jadilah pemberani. Tatap dulu suatu hal dengan jelas. Jika terlihat maka bergeraklah jika tidak maka tetaplah tenang." Sang pemateri tersenyum kepada Mita dan Alya kemudian mereka mengangguk dan pemateri itu pun kembali ke depan.

Semuanya langsung tertawa melihat itu. Sebagian putra juga ikut tertawa karena turut menyaksikan. Materi mereka sudah selesai jadi sebagiannya ikut melihat kembali.

Mita dan Alya juga tertawa. Menertawakan kekonyolan diri mereka sendiri. Setelah materi selesai, semua berfoto bersama. Lalu peserta juga diizinkan untuk memegang dan berfoto bersama sebagian ular yang ada.

Tentunya kesempatan itu tak disia-siakan oleh para peserta termasuk polsek 8 yang langsung membawa 3 ular untuk mereka ajak foto bersama.

Dengan diadakannya kegiatan ini mereka menjadi lebih berani dan lebih tangkas tentang permasalahan mengenai ular.

Akbar membawa ular sepanjang 2 meter berwarna kuning dan sebagiannya berwarna putih. Ia mengalungkan ular itu di lehernya kemudian memegang kepala dan ekor ular itu dengan kedua tangannya. April yang memfotonta kala itu.

Alya langsung ke samping Akbar. "Gak ajak-ajak nih." Gadis itu memalingkan wajah dari Akbar seolah marah padanya.

"Enggak ih. Ayo sini berdua. Eh, bertiga sama ularnya." Alya mendekat ke arah Akbar kemudian memegang ekor ular tersebut lalu April mengabadikan moment itu.

April melangkah menuju mereka berdua, "Kayaknya gini lebih bagus deh." Ia mengalungkan ular itu di leher Alya. Mereka seperti orang menikah tapi bedanya pernikahan itu menggunakan kain sedangkan mereka berbaju coklat dan berkalung satu ular. Haha.

Alya dan Akbar tak menolak membuat April langsung memotretnya beberapa kali. Setelah melihat hasilnya mereka tertawa bersama-sama.

Selesai kegiatan itu adzan dzuhur berkumandang membuat mereka semua bersiap-siap untuk shalat.

Selepas shalat, mereka makan siang bersama. Lagi-lagi Alya tak ikut makan karena harus mengantri saat hendak ke wc. Setelah ia kembali semua telah selesai makan. Dan ada satu anggota putra yang mengalami keram usus. Membuat Alya langsung mengambilkan air hangat. Di tenda putra itu hanya ada beberapa orang ditambah abdul di samping Haydar yang mengalami keram usus.

Setelah memberikan air hangat itu beberapa menit kemudian Haydar sudah kembali sehat seperti biasa. Katanya ia sering mendadak mengalami itu lalu sembuh dengan sendirinya dalam waktu yg relatif cepat.

Akbar di dalam tenda mengarahkan pandangannya ke Alya yang ada diluar tenda. "Terimakasih." Ucapan tulus itu keluar dari sang koordinator putra menggantikan Rama. "Eh, wajah kamu kok pucat." Akbar berjalan keluar dari tendanya.

"Aku-" Ucapan Alya terpotong saat Kak Dian datang dan menanyakan keadaan Haydar.

//

a/n :

Kira-kira Alya pucat wajahnya karena apa ya??

Kuyy ikutin terus kelanjutannya.

Jangan lupa Follow, vote and Comment !!!

Salam Pramuka,
Tetap berkarya di masa pandemi.
Semangat Kakak!!

//

SEMENTARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang