Gelagat - 4

12 1 0
                                    

Kini Rena sedang berada di salah satu restoran yang disebutkan oleh Rio pada chattingan WA nya tadi.

Ya benar, notifikasi tadi berasal dari chattingan WA yang dikirimkan oleh Rio untuk Rena.
Rio mengajak Rena untuk sekedar makan malam, itung-itung refreshing, setelah seminggu berkutat dengan pekerjaan. Yap, malam ini ternyata adalah malam sabtu.

Ngomong-ngomong pekerjaan, Rena sampai dengan sekarang belum tau pasti pekerjaan Rio selama ini. Baik itu nama perusahaan dan posisi nya  di perusahaan itu. Yang dia tau, Rio bekerja di salah satu perusahaan swasta yang bergerak dibidang property.

Setelah memasuki area restoran, dia mengedarkan pandangan nya kesekeliling restoran, mencari keberadaan Rio. Karena tidak menemukan orang yang dicari, Rena melihat ponsel nya, melihat pesan yang mungkin sudah dikirimkan oleh Rio. Namun, tidak ada satu pesan pun dari Rio setelah chattingan mereka tadi sebelum nya.

Dari sela-sela suara musik yang mengalun, Rena sempat mendengar suara Azan Isya berkumandang. Rena langsung beranjak ke Mushalla restoran ini untuk menunaikan shalat Isya nya. Tadi dia sempat melihat Mushalla pada saat memasuki parkiran. Sambil menunggu Rio, lebih baik dia menunaikan kewajibannya terlebih dahulu, pikirnya.

Tadi setelah shalat magrib di butik, dia langsung menuju ke sini. Karena posisi butik yang lebih dekat dengan restoran, membuat Rena lebih dulu sampai di restoran.

Rena takjub dengan design tempat wudhu dan Mushalla yang ada di Restoran ini. Mereka memberikan tempat yang layak untuk customernya beribadah dengan nyaman.
Walau tidak begitu besar, namun Mushallah nya yang terbuka, nyaman dan bersih untuk beribadah.

Saat memasuki Mushalla, Rena hanya melihat satu orang pria yang sudah lebih dulu berada di shaf laki-laki yang memang tidak dibatasi apa-apa. Sepertinya pria itu juga baru akan memulai shalat nya.

"Maaf, apakah kita bisa shalat berjamaah?" Tanya Rena dengan suara yang agak besar takut pria itu tidak mendengarkannya.

Tanpa perlu menoleh, tampak sang pria menganggukkan kepalanya. Menyetujui permintaan Rena untuk melaksanakan shalat berjamaah.

Setelah mereka shalat, tampak sang pria masih sibuk dengan ritual nya. Rena sempat mengagumi suara dari pria tersebut saat melantunkan ayat di waktu shalat tadi. Tak dipungkiri, ada sedikit rasa penasaran Rena akan wajah dari dari orang yang telah mengimami nya tadi.

Setelah beberapa saat Rena menunggu, namun sepertinya sang imam belum mau menoleh dan beranjak dari sajadah nya. Akhirnya Rena pun nyerah, dia teringat akan Rio. Khawatir Rio akan menunggu lebih lama, segera Rena beranjak keluar dari Mushalla.

Karena posisi Mushalla yang berada di depan Restoran, maka jika hendak kembali ke restoran, Rena harus melewati parkiran lagi.

Dari jauh, dia bisa melihat orang yang dia tunggu dari tadi. Dia mencoba mendekat untuk memastikan, karena sekarang posisi Rio sedang membelakangi nya dan bersandar di pintu mobil nya sambil menerima telepon.

Rena hanya diam, tidak mau mengganggu telp Rio. Rio tampak tertawa renyah saat mengobrol dengan lawan bicara  nya di telp ini. Namun, setelah jarak yang cukup dekat. Rena mendengar hal-hal yang sepertinya mengganggu telinga dan perasaan nya.

"Iya sayang... besok aku temenin kamu ya."

...

"Malam ini aku lagi ada acara kumpul-kumpul dengan teman kuliah ku"
...

"Ga enak kalo ga dateng mulu, kemarin aku sempet ga dateng karena nemenin kamu kan?"
"Ya udah, kamu istirahat ya"
...

"Oke, kiss nya dulu dong sayang"
...

RenRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang