Kejelasan - 12

8 1 0
                                    

Setelah kepergian Reno. Rena dan Ayah nya melanjutkan mengobrol hal-hal yang dianggap mereka perlu. Salah satu nya, sang Ayah berjanji akan meninjau langsung toko yang akan dibeli oleh Rena sekaligus surat-surat nya.

Walaubagaimana pun, pengalaman Rena mengenai jual beli aset masih sangat minim. Saat membeli toko nya sekarang juga dia meminta bantuan sang Ayah untuk mendampingi nya.

Untuk meninjau toko itu, tidak bisa dilakukan Ayah nya hari ini, karena beliau masih ada keperluan dengan rekan bisnis nya yang lain. Sedangkan beliau berencana akan segera pulang, karena tidak ingin bermalam di jakarta.

Lalu mereka berpisah di loby Moll. Ayah Rena langsung masuk ke dalam mobilnya yang sudah menunggu di sana. Sedangkan Rena langsung menuju mobilnya yang terparkir di basement untuk kembali ke kantor.

Tadi dia keluar kantor sebelum jam makan siang, niat nya sambil mengontrol toko dan mengajak makan siang Siska - sahabatnya. Pada saat makan itulah, sang Ayah memberi kabar bahwa beliau sedang berada di salah satu Moll yang ada di daerah jakarta selatan. Beruntung jarak Moll tempat Ayah berada tidak jauh dari posisi Rena saat itu. Jadi tidak butuh waktu lama, untuk Rena menemui Ayah nya.

***

Kini Rena sudah sampai di kantor nya. Dia kembali hanyut dalam kesibukannya.
Pada saat dia mendengar Azan Ashar, dia bergegas menuju Mushallah yang sengaja dia buat di sebelah Butik nya.

Mushalla itu tidak berukuran besar, tapi tidak bisa juga dibilang kecil.
Dengan maksud agar customer butik nya nyaman berbelanja disana dan juga bisa menikmati fasilitas Mushalla nya.

Rena selalu mengajak para karyawan nya untuk dapat menunaikan shalat wajib tepat waktu. Hal itu tampak dengan barisan shaf di dalam Mushalla yang selalu penuh pada saat Azan berkumandang.

Kini dia sudah berada di antara shaf wanita. Rena sempat melihat sepintas ke arah shaf pria saat memasuki Mushallah tadi. Dia hanya melihat sudah ada beberapa orang di sana.

Sesaat imam memulai takbir nya, Rena sempat terpaku.

"Suara itu..." Batin Rena.

Dia sangat kenal dengan suara itu, tapi tidak mungkin dia ada di sini..
Mungkin ini hanya kebetulan saja.

Namun rasa penasaran Rena masih besar. Dia merasa mengenal suara itu. Suara yang sudah buat dia terpesona saat pertama kali menjadi imam shalat nya Rena saat itu.
Yang mana ternyata pemilik suara itu adalah orang yang sudah dia kenal sejak kecil.

Demi mejawab rasa penasaran nya, setelah selesai Shalat, sengaja Rena menunggu sampai Mushalla sepi. Dari tempat Rena duduk sekarang, dia bisa mengintip shaf pria. Di sana terlihat seseorang yang berada di posisi imam masih tekun dengan ritual nya.
Dari punggung dan baju yang digunakan sang imam, dia yakin akan orang itu...

Rena akhirnya memutuskan untuk menunggu sang imam di luar. Di bangku taman yang ada di halaman Mushalla.

Tepat saat sang imam keluar, Rena langsung menoleh ke arah nya. Tampak sang imam keluar dan langsung duduk untuk memakai sepatu nya.

"Mas Eno" ucap Rena..

"Tata"... Jawab Reno tersenyum, masih dalam posisi duduk memakai sepatu.

Sengaja dia membuat jeda..

"Tadi sepulang dari Moll, mo langsung pulang, tapi Mas ingat ada yang harus Mas selesaikan".
"Mas ganggu ya?"
"Tata sibuk?" Tanya Reno sambil tetap duduk di tempat semula. Yang berhadap-hadapan dengan kursi yang diduduki Rena saat ini.

Entah datang dari mana, mereka terlihat akrab setelah mereka tau jika mereka sebenarnya adalah teman semasa kecil. Keakraban itu muncul dengan sendirinya.

RenRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang