「 열하나 」

9.7K 1K 321
                                    

"Yang kemarin di skors, gimana kabarnya?" Tanya Yangyang yang baru saja datang tiba-tiba membuat Haechan yang sedang minum jadi tersedak.

Yangyang duduk di samping Jeno dan mengambil soda punya Jeno seenaknya dan meneguknya hingga habis. "Makasih bro" ucapnya kepada Jeno.

Jeno diam tak habis pikir dengan Yangyang yang seenaknya mengambil sodanya. Jeno tidak mempermasalahkan harganya toh Jeno bisa membelinya lagi, tapi masalahnya adalah itu soda terakhir, bahkan Jeno harus bermain gunting, kertas, batu dulu dengan kakak kelas agar Jeno bisa mendapatkannya.

Memang benar-benar Yangyang, tidak tahu malu.

"Lu mau tau kabar kita setelah di skors? Rasanya ah mantap!" Jawab Haechan lalu tertawa. Padahal tak ada yang lucu. Setelah berpacaran dengan Mark selera humor Haechan jadi rendah.

Yangyang beralih ke Jeno lalu mencolek dagunya. "Ngeliatin Renjun jangan segitunya, ntar naksir lu" goda Yangyang yang mendapat senyuman dari Jeno.

"Keknya lu ketinggalan berita ya? Gw emang udah naksir Renjun makanya gw ngeliatin dia" ujar Jeno enteng seperti tak ada beban. Beda lagi dengan Renjun yang dari tadi udah panas dingin.

Entah kenapa saat Jeno bilang ia menyukai Renjun, Renjun jadi mudah sekali gugup di depan Jeno. Kadang juga tiba-tiba tubuhnya panas dingin tanpa sebab. Ia juga risih karena Jeno terang-terangan memperhatikannya. Jujur Renjun lebih suka kalau Jaemin yang menyukainya, bukan Jeno.

Yangyang kaget tak bisa berkata apa-apa, ia menatap Jeno tak percaya. Bagaimana bisa? Bahkan Jeno saja menyukai Jaemin selama 3 tahun, bagaimana ia begitu mudah melupakan Jaemin dan beralih ke Renjun? Yang jelas-jelas juga Jaemin menyukainya.

Semakin di pikirkan kepala Yangyang semakin sakit. "Aduh kepala gw sakit, kisah cinta lu rumit juga No. Gw aja yang pinter sampe nggak bisa mikir" ucap Yangyang, setelahnya ia pergi keluar dari kantin.

Renjun menggigit bibir bawahnya lalu beranjak dari duduknya hendak pergi tapi di tahan oleh tangan kekar Jeno. "Mau kemana?" Tanyanya membuat Renjun jadi semakin gugup.

"Ma-ma-mau ke kelas, iya ke kelas" Renjun memutuskan kontak matanya saat irisnya bertemu dengan mata Jeno. Aduh Renjun jadi serba salah kan.

Jeno menggenggam tangan Renjun lalu menariknya keluar kantin. Banyak pasang mata yang melihatnya, dan di antaranya juga sempat kaget saat tangan Jeno menggenggam tangan Renjun. Bukan rahasia umum lagi kalau seorang Lee Jeno dan Huang Renjun adalah dua kubu yang tak bisa di satukan, bahkan guru-guru pun sudah tahu perdebatan tentang Jeno dan Renjun. Hanya masalah kecil saja mereka bisa debat berjam-jam.

Jeno mengajak Renjun ke taman belakang sekolah yang kata murid-murid di sana tuh ada hantunya. Jeno melepaskan genggamannya lalu menarik tubuh Renjun agar mendekat ke arahnya. Renjun tak bisa apa-apa, tiba-tiba saja mulutnya bisu tak bisa membantah sedikit pun. Renjun benci ini.

Jeno tersenyum senang saat seorang Huang Renjun tak bisa berkutik. Ia mendudukkan dirinya di bawah pohon dengan Renjun yang berada di pangkuannya. Ternyata Renjun seringan ini, tak heran juga kalau Renjun memang yang paling kecil di antara mereka bertiga.

Jeno memeluk pinggang Renjun dari belakang dan meletakkan dagunya di bahu Renjun lalu meniup tengkuk Renjun vulgar. Terdengar lenguhan yang keluar dari mulut manis Renjun membuat Jeno semakin ingin mempermainkannya.

"Ugh! Jeno shhhtop" desah Renjun saat Jeno malah menciumi lehernya. Bukannya berhenti Jeno malah menjadi-jadi, ia meraba-raba tubuh Renjun yang masih terbalut seragam sekolah itu dengan leluasanya.

"Jangan di tahan, keluarin aja. Nggak akan ada yang berani kesini" suruh Jeno saat melihat Renjun sesekali menggigit bibir bawahnya agar tidak mendesah.

J N R | Norenmin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang