Bab 9

356 90 26
                                    

Hinata masih sibuk berkutat di depan komputer. Ia diminta Samui untuk membuat proposal anggaran kerja sama perusahaan dan beberapa data penjualan produk Kitsune Ramen Food beserta grafiknya. Memang, sejak ditangani oleh Naruto, perusahaan yang bergerak di bidang pangan itu melesat bak meteor.

Ada beberapa produk yang diolah ulang dengan desain kemasan yang lebih menarik dan juga penambahan jumlah produk baru dari Kitsune Ramen Food. Produk tersebut ada beberapa yang menjadi hits di pangsa pasar penjualan yang didominasi oleh anak muda kekinian sebagai konsumennya. Maka dari itu, banyak perusahaan dalam dan luar negeri melirik serta sangat ingin menjalin kerjasama ke perusahaan yang bergerak di Industri pangan ini.

Hinata tersenyum antusias melihat grafik penjualan yang terus merangkak naik. Ia juga tampak bersemangat hari ini karena teringat dengan pesan Samui tadi pagi.

"Ini adalah kerjasama pertama oleh bos kita yang baru. Kuharap kau datang tepat waktu dan presentasikan semua produk unggulan kita, berapa persen keuntungan yang akan mereka raih jika bekerja sama dengan kita dan semua biaya operasional yang dibutuhkan. Ingat, jangan ceroboh dan jangan terlambat di saat pengenalan produk kita. Karena klien kita kali ini, tipikal yang sangat menghargai waktu. Kami tunggu jam 10 pagi nanti di ruang rapat, setelah itu kita akan makan siang bersama. Itu pesan bos padaku, Hinata."

Hinata melirik arloji di pergelangan tangan kirinya dan menghela napas.
"Baru jam 9 lewat 30 menit, sebentar lagi," gumamnya santai. Netra seindah rembulan itu masih fokus menatap layar dan jemarinya juga masih menari-nari dengan lincah di atas keyboard.

Tiba-tiba Hinata memegangi perutnya."Kenapa di saat seperti ini?!!" gerutunya kesal, ia mengaduh karena kondisi perut yang melilit-lilit tak tertahankan. Hinata segera beranjak dari duduk dan terburu ke kamar mandi yang berada di dalam ruangan. Meninggalkan pekerjaannya sementara waktu.

Di tempat berbeda, Naruto dan Samui sudah tiba di ruang rapat yang berada di lantai 6. Mereka sedang menunggu perwakilan dari salah satu perusahaan di China.

"Kau yakin dia tidak akan datang terlambat 'kan, Samui ?" Tanya Naruto dingin, ia melirik arloji mahalnya. Dan menatap datar ke arah Samui yang berada di sebelah.

"Tidak, bos. Tenang saja," sahut Samui tenang. Ia membalas tatapan si CEO tampan yang tampak grogi saat ini. Kemudian netranya digulirkan ke agenda yang sedang ia pegang dan menuliskan sesuatu di sana.

Beberapa menit kemudian sosok yang ditunggu akhirnya datang. Bukan Hinata, melainkan dua orang perwakilan dari Sunshine Inc. Perusahaan yang bergerak di bidang periklanan dari Negeri Tirai Bambu, China. Naruto dan Samui segera berdiri dan menyambutnya di depan pintu ruang rapat.

"Hello, Mr. Uzumaki Naruto," sapa sosok berwibawa bermata sipit yang mengenakan setelan jas perlente berwarna navy. Ia tersenyum ramah dan menyodorkan tangannya terlebih dahulu untuk dijabat oleh Naruto dan Samui.

"Hello, Mr. Cheng," sahut Naruto, ia membalas jabatan tangan kliennya dan tersenyum singkat.

"Sit down, please, Mr. Cheng," titah Samui lembut, mereka berempat mengambil posisi duduk berdekatan di kursi yang di tengahnya terdapat meja berbentuk oval. Sementara di depan mereka sudah ada layar proyektor yang menyala, hanya tinggal mempresentasikan bahan yang akan dibawa Hinata nanti.

"Samui, bisakah kau menjemputnya ? Sebentar lagi kita akan mulai presentasinya," bisik Naruto tak sabar. Di setiap kalimat yang terlontar penuh dengan penekanan.

Hanya mendengar perubahan suara Naruto. Samui langsung mengerti situasi, ia refleks memenuhi perintah Naruto."O-ok, bos."

Di ruangannya sendiri, Hinata tampak terburu-buru mencetak beberapa laporan yang akan disampaikan kepada klien. Ia tampak berkeringat karena waktu sudah menunjukkan lewat dari jam 10. Urusan perut telah usai. Kini tinggal urusan dengan permintaan si Bos.

Comfort table (End)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang