Kehadiran sosok wanita bernama Rebecca Lattam cukup menggemparkan seisi Perusahaan Kitsuneramen Food pada pagi hari ini. Bisik-bisik negatif pun kian santer terdengar dari segala penjuru. Wanita itu tebal muka dan telinga. Ia tetap berjalan anggun, dagunya serta merta ikut dinaikkan.
Wanita cantik itu kembali datang menyambangi kantor tempat sang pujaan hati bekerja. Langkah heels-nya terkesan terburu-buru, tak lupa pula senyum sumringah terus terkembang di bibir bergincu merah menyala miliknya. Rasanya ia sudah tak sabar ingin memeluk, mencium aahhh segala ungkapan kerinduan ingin ia lakukan.
Sebelum sampai di ruangan sang pria terkasih, ia sempat mundur beberapa langkah menuju ke ruangan asisten yang sempat menjadi pengganggu aksi nakalnya dengan sang CEO. Dari pintu kaca yang tembus pandang, Rebecca mengetuknya 3 kali.
Merasa ada yang sedikit mengganggu sepasang telinga, Hinata segera memiringkan kepalanya dari monitor komputer untuk melihat siapa sosok itu. Dan ketika tatapan mereka bertemu, si Rebbeca menurunkan kacamatanya, sekaligus mengeluarkan senyum mengejek ke arah Hinata. Menganggap bahwa perempuan berambut kelam itu tiada sebanding dengannya dari segi apapun.
Hari yang seharusnya menyenangkan menjadi malapetaka untuk Hinata gara-gara si Medusa. Prasangka buruk kembali terurai setelah kejadian kemarin. Penjelasan dari Naruto perihal perempuan itu tak cukup membuat ia percaya begitu saja. Hinata mencoba untuk mengatur napasnya. Ia segera menyadarkan diri agar tidak terlalu terpengaruh dengan laku si Rebbeca yang masih betah mengejek dirinya melalui tatapan. Ia langsung mengalihkan pandangan, kembali berkutat dengan komputer dan laporannya yang menumpuk. Untuk sementara, ia tak ingin berdebat dengan siapapun. Terlebih, jika mengingat apa yang si CEO pirang itu lakukan kemarin. Pipinya sontak memerah, selain karena malu, rasa marah jua masih bercokol di dalam benaknya.
Melihat aksi tak acuh Hinata, membuat Rebecca tersenyum senang. Ia kembali melenggang cantik menuju ruangan sang CEO. Tanpa ragu, ketukan heels-nya tanpa permisi langsung menerobos memasuki ruangan di dalam sana. Namun tak disangka, langkahnya yang ketiga terhenti otomatis. Senyum sumringah yang terkembang tadi mendadak lenyap dalam hitungan detik, bersilih dengan terkejut.
"Siapa kau ?" Rebecca bertanya sengit. Sepasang alisnya mengernyit. Memandang tak suka pada pria pongah berambut coklat yang kini duduk di singgasana milik Uzumaki Naruto.
Bukannya semakin mundur, langkah kaki si Rebecca malah semakin mendekat ke meja. Sepasang matanya jelas tampak penasaran dengan apa yang terjadi. Terutama pada si pujaan hati yang tak menampakkan batang hidung hari ini.
"Kenapa hmm ?" tanya balik pria yang menjadi utusan Naruto, namanya Yamato. Kelopak matanya menyempit tajam saat melihat keberadaan seorang wanita berpakaian minim ke dalam ruangan tanpa tahu adab.
"Di mana Uzumaki Naruto ?!" Hardik Rebbeca tanpa aba-aba. Wanita ini memang tidak ada sopan santun sama sekali.
Yamato yang mengetahui segala hal mengenai wanita ini dari Naruto masih memasang wajah dingin. Sepasang lengannya bersedekap angkuh."Apa urusannya denganmu ?"
"Maaf, permisi."
Tanpa diduga, suara lembut Hinata menginterupsi keduanya hingga menoleh serentak. Hinata sontak terkejut beberapa saat karena posisi Naruto digantikan oleh seseorang. Wajahnya samar menunjukkan keterkejutan sesaat ketika bola mata legam Yamato bertemu dengan matanya. Pria separuh abad itu paham dengan raut wajah Hinata lalu menggangguk. Pertanda memberi izin Hinata yang masih berdiri di ambang pintu untuk masuk.
Hinata segera melenyapkan keterkejutan dan keingintahuannya, dengan bersikap biasa saja. Ia melangkah penuh percaya diri seraya membawa berkas penting berupa map tulang berwarna merah. Tentunya, tanpa mengindahkan keberadaan si Rebecca yang kini ada di sebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Comfort table (End)✔️
FanfictionBerawal dari banyak peristiwa menjengkelkan yang memancing amarah tak terkendali. Pun perdebatan tak terelakkan. Namun di saat yang sama, perlahan rasa rindu datang menyiksa. Bagaimana kisah selengkapnya ? Silakan baca. My collab with @laceena Ini...