OIAM : Prologue

1.8K 214 8
                                    

Siang hari, di sekolah menengah atas selesai dari ruang lab biologi, kamu dan salah satu teman perempuanmu berjalan menyusul yang lain untuk kembali ke kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siang hari, di sekolah menengah atas selesai dari ruang lab biologi, kamu dan salah satu teman perempuanmu berjalan menyusul yang lain untuk kembali ke kelas. Dari lantai 3 ke lantai 2 tempat kelasmu berada.

Lantai 3 yang dihuni oleh kakak kelas senior tingkat ke-2, yaitu kelas 11. Dan lantai 2 dihuni oleh kamu sebagai para adik kelas baru. Dan ya, lantai yang terakhir dihuni oleh para murid paling senior, yaitu kelas 12.

Jangan tanya kenapa nggak urut aja dari lantai 3 ke 1 sesuai peringkat, kan lebih enak didengar. Tapi sayangnya, yang punya sekolah juga nggak pernah cerita masalahnya apa sampai buat loncat-loncat begitu.

Beres bahas masalah kelas, sekarang bahas masalah jam istirahat kedua yang sebentar lagi kurang 5 menit bakal hadir. Tapi meski begitu, para kakak kelas 11 ini sepertinya keluar lebih awal. Mungkin, sang guru udah beres ngajar atau malah nggak masuk juga kamu nggak tahu. Yang jelas, keadaan di lantai 3 kelas 11 ipa 1 itu udah ramai banyak yang keluar.

Kamu lewati perkumpulan kakak kelas yang lagi kumpul duduk-duduk santai di bangku yang ada di depan kelas mereka. Nggak lupa juga permisi. Dan tepat saat akan menuju tangga untuk turun, kaki kirimu diinjak sama salah satu kakak kelas laki-laki yang tadinya lagi bercanda bareng teman perempuannya.

Jelas, kamu kaget. Dan kedua kakak kelas tadi pun juga begitu. Reflek kamu mengaduh, berhenti mendadak. Kakak kelas laki-laki itu balikkan badannya dan berseru khawatir, “Dek, nggapapa? Aduh, maaf ya!”

Kamu cuma tersenyum, kembali berjalan setelah temanmu itu bantu kamu buat jalan. Turun tangga dengan hati-hati.

“Duh, Dek? Beneran gapapa kan? Sakit banget ya?” tanyanya lewat pembatas selayaknya balkon yang di bawahnya langsung disuguhi pemandangan lantai 2. Teman di sampingnya menepuk keras punggung laki-laki itu.

“Ih, lo sih! Ngawur banget! Sakit itu pasti!” kompor si teman perempuannya. Sedangkan kamu kembali menoleh, mendongak menatapnya sekilas dengan senyuman tipis.

“Nggapapa kok Kak,” sahutmu.

“Dek! Beneran minta maaf ya! Nggak sengaja tadi, serius!”

Dan teriakan itu cuma kamu abaikan. Ya karena udah sampai di tangga terakhir juga. Nggak mungkin juga kamu dongak ke atas, cariin si kakak kelas tadi. Meskipun adu mulut ketika kamu perlahan turun tangga tadi terdengar antara si kakel perempuan dan si laki-laki. Senyummu cuma mengembang melihat mereka.

Padahal, sakitnya juga nggak separah itu sih. Kamu memang sengaja melebih-lebihkan. Nggak tahu juga kenapa bisa kamu sok-sokan. Yang jelas, si kakak kelas laki-laki tadi kelihatan perhatian banget. Kayaknya dia baik deh, terlalu baik mungkin. Haha.

Jadi kepo gimana wajahnya tadi. Batinmu.

Karena memang, kamu nggak begitu jelas lihat wajahnya tadi. Malu. Apalagi banyak teman-temannya, duh. Mungkin karena itu juga, kamu jadinya malah bersandiwara dengan berpura-pura sakit dan tertatih.













“Duh, kayaknya sakit banget. Gue minta maaf lagi aja kali ya?” Choi San, sang kakak kelas penginjak—nggak sengaja—berdecak dalam risaunya. Lantas, otaknya bekerja. Dalam beberapa detik senyumnya pun mengembang.

Dia punya ide yang bagus!

Starring :

Choi San

Choi San

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

You

Wednesday, 24 february 2021

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wednesday, 24 february 2021

cerita klasik di kehidupan remaja sma yang terinspirasi dari kisah nyata dengan bumbu-bumbu romansa agar lebih menarik!

semoga suka yaa

p.s. : iya, slow update huhu. ini cerita ringan, jadi mungkin aja idenya bisa lancar jaya seringan ceritanya hehe.

One In A Million • Choi SanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang