OIAM : Enam belas

284 84 3
                                    

San tiba di rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

San tiba di rumahnya. Telah mengganti baju dan hendak merebahkan diri di ranjang untuk memainkan permainan di ponselnya, tapi ia teringat akan suratnya. Amplop merah muda dengan hiasan hati yang berisi tulisannya ketika malam menjelang tidur untuk ia kirimkan pada sang pujaan hati.

Ia pikir kamu akan baik-baik aja dikirimi surat. Namun ternyata sebaliknya. Ia menatap sedih tas sekolahnya dan mengembuskan napasnya berat. Dia masih ingin menulis surat lagi, menyampaikan secara rahasia tanpa ada yang tahu itu darinya. Ia pikir caranya ini akan berjalan mulus seperti cerita atau film yang sempat ia tonton sebagai referensi. Tapi nyatanya gagal total.

Padahal San ingin nanti, jika udah saatnya dia muncul, kamu bisa menebak, atau bahkan nggak punya klue sama sekali tentang siapa si pengirim dan berujung terkejut. Tapi rasa-rasanya San udah nggak perlu lagi berkhayal tentang itu. Karena semuanya udah gugur.

Sekarang bagaimana San akan mengungkapkan isi hatinya pada sang incaran? Bicara langsung? Astaga, nggak bisa! San... pasti grogi. Lagipula, kalian belum sedekat itu. San takut ditolak. Lebih baik San menunggu lebih lama untuk mencari cara agar bisa membuatmu jatuh cinta padanya, daripada bergerak buru-buru dan menyatakan perasaan yang bisa aja berakhir mengenaskan.

Oh, kisah cinta pertama yang buruk. San nggak mau itu terjadi padanya. Pokoknya, San harus berhasil mendapatkan cinta pertamanya!

“Ah, kalau kata Uyong, gue harus usaha sama cara lain. Hm... tapi apa ya?”

Sayangnya, San terlampau lelah. Jadi karena terlalu banyak berpikir bisa membuatnya mengantuk, maka matanya pun perlahan menutup dan ia pun terlelap. Materi hari ini memang sungguh menguras otak memang. Di hari senin, termuat matematika, biologi, dan kimia. Astaga, San mau pingsan.

Beruntungnya, ada yang menjadi alasan mengapa dia nggak jadi untuk pingsan sepulang sekolah tadi. Hehe.

◑▂◐

Wah, pagi ini lebih cerah rupanya. Udara sejuk karena semalam hujan menjadi aroma wangi tersendiri yang kamu sukai. Senyummu merekah begitu menyapa keadaan pagi sebelum keluar kamar untuk sarapan.

“Loh, Mama? Tumben belum berangkat?”

Pagi ini pun, ibumu juga hadir untuk sarapan. Padahal biasanya ibu hanya akan menyiapkan makanan dan terburu berangkat kerja. Tapi hari ini berbeda. Ada apa?

Namun, tak ada jawaban. Hanya ekspresi tak acuh, yang terasa dingin menyelimuti meja makan kalian. Kamu melihat ke arah Sunoo yang tersenyum, beda sekali dengan ibu.

“Kak! Coba tebak?”

Disela sarapannya yang hendak habis, Sunoo memanggilmu. Adikmu masih berusaha mengunyah, lantas menelan makanannya. Senyum lebarnya terpatri. Kamu enggan berpaling jika begini. “Apa?” sahutmu yang telah selesai sarapan.

“Aku mulai sekarang bakal ke sekolah umum! Mama nanti yang anterin aku buat ke sekolahnya, ayah juga katanya ada di sana. Mau ikut?”

Ah, kamu mengerti sekarang. Alasan kedua orang di depanmu menampilkan ekspresi yang bertolak  belakang adalah perihal ini? Nggak heran, tapi kamu nggak suka.

“Mama?” Tanpa menjelaskan apa yang akan kamu tanyakan aja, ibumu mendongak.

“Ya.” Hanya jawaban singkat. Tapi bibir yang bergetar ketika berucap serta mata yang penuh sorot sedih terpancar itu tak bisa membohongimu.

Ibumu rupanya masih tetap sama. Hanya bisa diam dan menerima. Setiap perlakuan dan keputusan yang ayahmu buat. Kamu menunduk, tak lagi sanggup melihat bola mata sekelam langit malam itu perlahan mengkilap. Hendak meruntuhkan bendungan airnya yang tertahan.

Meski begitu, kamu pun rupanya sama. Pada akhirnya, kamu hanya bisa tersenyum, menanggapi ucapan Sunoo sebelumnya dengan senang hati. Walau kenyataannya nggak benar-benar begitu.

“Selamat ya, Sunoo! Cari teman yang banyak!”

“Selamat ya, Sunoo! Cari teman yang banyak!”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saturday, 25 december 2021

(+) okey! aku udah pikirin. cerita ini akan segera aku tamatin. (mumpung idenya masih ngalir, hehe) semoga, sebentar lagi selesai ya! 😆

helooow atiny and all!
thank you for your support comment and vote, i hope you like it and will be able to stay until the end!
🖤

Publish : saturday, 1 january 2022

One In A Million • Choi SanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang