Level 02

1K 208 40
                                    

Dhyp menggeleng-gelengkan kepala, antara bingung dan tidak habis pikir. Dia itu salah satu Amúsia yang paling gereget dengan Raja. Bukan artian gereget sungguhan dan dongkol bertubi-tubi. Melihat Gezos yang sibuk dengan rutinitas nya itu ingin membuat Dhyp atau Apetarus sekalipun bertanya. Bertanya, apa Raja mereka ini benar-benar tidak merindukan seseorang?

Lihatlah itu bahkan Gezos menyandarkan kepala di sandaran kursi peristirahatan, seperti tidak ada beban apa-apa, ya memang sih Raja Dewa apa yang dibebani?

Gezos membuka mata, beliau melirik Apetarus dan Dhyp dengan kerutan alis.

Jelas apa yang dipikirkan dua Dewa itu sangat kelihatan oleh beliau, dan masalahnya Raja mereka termasuk orang 'bodo amatan'. Sampai Feiye kejang-kejang sekarat pun Gezos melengos lewat tanpa sedikitpun menjatuhkan tatapan ke si Dewa Tipu Muslihat.

"Apa?" tanyaNya sedikit menyentak Dhyp.

"Duh... Maaf mengganggu, tapi apa anda tidak mau bertemu No-"

Gezos memutar bola mata jengah, dagunya terangkat mengisyaratkan agar Dhyp maupun Apetarus keluar dari ruangan, sekali saja beliau ingin mendapatkan ketenangan. Kemarin Agekhon dan Santrus juga bertanya hal yang sama, seolah-olah dirinya sangat mengkhawatirkan sejak tiga tahun lalu.

Biarkan Jennie menjalani hidupnya dengan lancar. Gadis itu pasti punya cita-cita sendiri yang ingin diwujudkan, bagaimanapun juga dia adalah manusia tergolong masih sangat muda, dan masih banyak waktu untuk mempelajari berbagai hal.

Sungguh, harusnya mereka menjalani hidup sesuai pada porsinya, apa yang sudah ditentukan ya haruslah begitu. Raja benar-benar akan seperti orang kolot kalau Manusia melihat pola pikir beliau, terlalu memakai logika ketimbang perasaan. Ya mau bagaimana sih? Namanya juga Raja Dewa, ya sudah pasti bukan makhluk biasa yang empatinya berkali-kali lipat.

Beliau menatap cangkir di nakas dan teko putih berlian, Gezos meraihnya, menuangkan isi teko itu ke dalam cangkir. Harum Bunga Libony menguar kentara, namun tidak cukup kentara dengan aroma Nona Mantan Tawanan

Sampai terkadang Gezos suka berpikir apakah dulunya gadis itu bibit tanaman Pohon Libony? lalu bereinkarnasi jadi manusia ? Tetapi mengapa dirinya tidak mengetahui itu? Oh, bukan, sudah jelas itu hanya spekulasi sampingan Raja. Pokok utama adalah memang Jennie nya saja yang wangi.

Dengan super semangat Jennie memeluk Mama nya, menyeringai girang sembari bertanya-tanya penampilan ia hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan super semangat Jennie memeluk Mama nya, menyeringai girang sembari bertanya-tanya penampilan ia hari ini.

Chungha menggeleng-geleng di tempat, dia rasa Jennie belum lama berlaku seperti itu, saat hari wisuda yang mana dirinya didandani sebegitu cantik dengan rambut di sanggul rapih kemudian mengelilingi seluruh kamar di rumah dan bertanya bagaimana penampilannya kala itu.

Pada masanya hal-hal tersebut sangat membuat kepala sang Ayah sampai mau pecah karena sang anak terus berceloteh seperti rapper pulu-pulu Upin dan Ipin yang tanpa nafas itu.

Hey, He's Not Your GodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang