Level 03

943 195 37
                                    

Kabar bagusnya Jennie lulusan dari Universitas terbaik di Negeri ini. Biarpun tidak ada pengalaman bekerja sebagai sekretaris, di kampus nya dulu sebelum mengadakan semacam kerja kuliah nyata, para asisten dosen membantu mahasiswa untuk melakukan tes pekerjaan yang masing-masing ingin ambil saat sudah sarjana nanti.

Dengan mantap Nona Mantan Tawanan mengambil tes sekretariat, selama sebulan bersamaan dengan agenda hariannya yang tidak penuh-penuh amat.

Lagipula, tidak harus berpengalaman bila sudah pintar menata seluruh pekerjaan dalam satu halaman. Dosen nya waktu itu mengatakan bahwa Jennie berbakat, tulisannya di kertas rapi dan tertata bersih tanpa ada tinta yang tercoret sedikitpun, pemilihan kalimatnya tepat dan mudah, dipahami, singkat dan jelas.

Oh tentu, semenjak Gezos memergoki ia menulis cerita BL saat di Istana, gadis itu jadi sangat hati-hati dan terus berlatih memperbaiki kata agar kedepannya bila pria itu membaca tulisan Jennie, dia tidak perlu malu dan takut.

Dampaknya adalah sekarang, Jennie percaya diri dengan kemampuannya. Apa lagi saat asdos dia yang menjadi pelatih tes sewaktu itu galak dan sewot nya melebihi Kogand.

Jennie tersenyum kepada Pak Supir yang sudah mengantarnya, pria tua tersebut mengepalkan tinju ke udara sebagai bentuk penyemangat sebelum dia dan mobil nya meninggalkan lobi gedung besar GMC.

"Hm?" Jennie menautkan alis ke arah sisi kanan dan kiri pintu lobi.

Security normal manusia,sih, tetapi pergerakannya macam robot di dalam film Ghost In The Shell. Oh lihat, bahkan pekerja yang baru datang di scan menggunakan pancaran cahaya dari mata nya. Jennie mendengus, beberapa minggu lalu memang robot sudah di legalkan resmi oleh kapital, bekerja sama dengan negara si pembuat Anime.

Nona Mantan Tawanan menarik nafas panjang sebelum dia menghampiri salah satu security yang juga baru menatapnya. Gadis ini menutup mata saat cahaya hologram menerpa wajah ia hingga ke ujung kaki.

Lalu, bunyi biing! terdengar yang menandakan bahwa tidak ada hal-hal mencurigakan dari Jennie.

Dia tersenyum puas kemudian mengangguk kepada security sebelum melangkah masuk ke dalam gedung. Yang pertama mencuri perhatiannya adalah logo besar perusahaan. Seperti logo kehidupan dan cara bekerja sistem teknologi. Berat sekali makna nya sampai Jennie berpikir dua kali untuk lanjut berjalan.

Staf dan para karyawan kantor yang lalu lalang di kafetaria kecil atau perpustakaan dimana dari posisi Jennie berada terlihat kebanyakan buku ensiklopedia, buku panduan mengatur saham, cara melihat potensi anggota organisasi, cara membuat keuntungan dalam gali tambang dan cara, cara, cara lainnya.

Jennie berjalan ke arah meja resepsionis dimana staf nya sedang menyeruput kopi dengan wajah khidmat. Jennie jadi tidak enak ingin bertanya.

Namun sudah terlambat, pria dan wanita yang menjadi resepsionis itu langsung menegakkan tubuh di kursinya begitu melihat ada seseorang dengan wajah bingung. Ramah, sopan dan sabar adalah slogan pelayanan mereka.

"Mohon maaf, ada yang bisa kami bantu, Ma'am?" tanya si perempuan.

Jennie mengangguk patah-patah kemudian melirik jam di pergelangan tangan.

"Saya ada wawancara bagian sekrearis dengan Manajer, sekitar lima belas menit lagi" ujarnya mengutarakan maksud kedatangan.

Resepsionis pria kali ini mencatat sesuatu di monitor nya lalu mengangguk.

"Oh, begini Ma'am, sesi dengan manajer sudah di tutup, sebagian calon pemagang sekretaris lainnya dibagi ke Mr. President langsung di ruangan beliau" tutur ia memberi tahu "ada sembilan pamagang yang di handle, Ma'am, ditambah anda, dua puluh... and Ms...?"

Hey, He's Not Your GodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang