Level 31

1.1K 140 134
                                    

Mulut dalam Kogand mengering, dia ingin memukul-mukul manusia rasanya begitu melihat Istana Khortas disulap menjadi sebuah surga bagi orang-orang penyuka kemeriahan. Dia datang bersama Harvis dan Ilion. Ah, juga Aberon.

Percaya atau tidak, Robin Hood KW ini sekarang seperti berencana membuat sekumpulan pertemanan manusia laki-laki keren se konstelasi. Padahal, Aberon sedang bertugas, dia spontan meninju wajah Harvis dan Robin ketika dua orang itu datang secara tiba-tiba menembus tameng Daschordia ke dalam rumahnya. Entah mengapa mereka berhasil.

Aberon memang manusia, tapi Kogand atau Harvis sekalipun berdarah banyak hanya karena satu pukulan tidak terdeteksi.

Pria itu awalnya tidak percaya bahwa Jennie menikah dengan Raja Dewa. Dia salah satu orang paling beriman. Namun Robin tidak peduli dengan keterkejutannya, dia meminta Aberon untuk datang sekali ini saja dan menunjukkan kepada Dewa bahwa sekelompok laki-laki kece ini datang ke Istana Khortas. Aberon tadinya menolak karena dirinya sibuk luar biasa, namun Kogand mulai bertingkah aneh-aneh di kota Hebendia dan itu mengganggu nya. Jadilah dia datang dengan segenap ketidak minatan, tetapi dadanya berdebar kuat ingin bertemu Raja Dewa . Pemandangan Istana Khortas menyita perhatian semua orang pun saat ini dirinya juga.

Aphrodite datang, dia bersumpah tidak akan melakukan hal yang memalukan dirinya sendiri juga Konstelasinya. Beberapa hari Jennie pulang ke Bumi-tiga tahun lalu, Gezos benar-benar memberi hukuman tanpa ampun untuk Olimpus di bawah tanah Istana. Terlalu mengerikan untuk diingat.

Dan masa kininya, Hera sangat terpukau begitu undangan menakjubkan dari Amúsia datang padanya, menangis terharu ketika mendapatkan cawan suci sesuai yang tertera, tambah-tambah begitu peri penjaga yang terkenal hidup sekali dalam seribu tahun itu mengekori dia saat memasuki gerbang utama Istana.

Aberon melirik aneh wanita yang sedang memperhatikan nya, dia risih sampai berdecak kasar membuat Harvis menoleh.

"Kenapa?"

Pak Panglima itu menggeleng tidak masalah, melanjutkan langkahnya menuju meja panjang berisi surat-surat pengucapan selamat dan syukur damai dari seluruh penjuru Konstelasi untuk Raja. Mereka masih rapi belum terbuka, karena sudah pasti Gezos sendiri tidak ada niatan dan tidak peduli.

Harvis memicingkan mata ke arah wanita amat cantik yang masih menyantolkan tatapannya pada Aberon. Dia menyiku Robin Hood KW di samping.

"Kasihan, Panglima kita digandrungi perempuan super cantik, tapi dia tidak minat"

Kogand melotot "Oh, oh sial! Dia Aphrodite, Dewi kecantikan, ya ampun.... aku tidak mengerti, aku yang membuat sekumpulan pria kece ini, tetapi kenapa malah anggota baru yang banyak mendapat perhatian?" dia merengut tidak suka.

"Mengaca, bodoh" umpat Harvis, menggandeng tangan Ilion yang sedang mencari-cari keberadaan Nona Pengantin.

Di koridor sana, Jennie justru berkeliling-keliling melihat Istana Khortas. Benar, Kastil Chambord belum ada apa-apanya dengan ini semua. Langit di atas sana terlihat sangat cerah juga menyejukkan bersamaan, terlihat dari kubah Istana yang berkilau karena zamrud murninya.

Raja bingung, apakah Jennie tidak menyadari bahwa gaun gadis itu juga tak kalah indah dari semua yang ada di IstanaNya. Nona Pengantin memang tidak memakai gaun megah seperti resepsi kemarin, sekarang pakaiannya seperti seorang Dewi, berbahan sutra dengan bunga-bunga Libony menempel pada rambut dia yang di ikal bagian bawah, sarung tangan putih serasi, tubuh proporsionalnya tercetak mengesankan. Lagi -lagi di atas kepalanya ada hiasan, membentuk kalung dari batu permata Tardiaz yang pernah dijadikan Gezos sebagai media untuk membentuk dunia hampa milikNya kala itu.

Beliau sendiri mengenakan pakaian Raja khas yang belum pernah beliau pikirkan sebelumnya, berwarna putih seperti milik Jennie. Jubah senada membalut punggung tegapNya

Hey, He's Not Your GodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang