Level 12

796 172 67
                                    

Mungkin, Jisoo sudah kehilangan akal saat ini. Bukan hanya dia, namun Lisa dan Rose sepertinya ikut berpartisipasi dalam kelompok manusia awam dan gadis norak yang tersesat ilmu dalam Istana Raja Dewa alias Raja Dewa yang setiap harinya mereka sembah. Ini benar-benar menakjubkan dan menyemakkan tiga orang tersebut.

Lihatlah bagaimana Jennie melompat gesit di atas pohon taman pribadinya dengan pakaian seperti pemburu itu. Ada hewan yang mereka kenal adalah Ruby di leher teman mereka. Sesaat Lisa sempat melihat Nona Tawanan menghantar listrik diantara dedaunan rindang sejak itu tak terlihat entah bagaimana caranya. Mereka tidak tahu bahwa Jennie memakai teknik senyap bayang.

Serius, dari semalam Jennie tidak bisa bebas berteriak kegirangan setelah Raja melepas segel sihirnya lagi. Alhasil jadilah gadis itu mulai melatihnya lagi.

"ah sial, aku rindu ibuku, aku mau pulang" Jisoo mengeluh, tangannya meraba kepala seolah pusing berat. Gadis itu hendak berbalik badan dan masuk ke dalam kamar

Lisa mendengus kasar "gak jelas, ini menyenangkan, padahal kamu sendiri yang ngotot ingin bertemu Jennie dan menyelamatkan dia dari suatu hal berbahaya. Sekarang? apa yang berbahaya? bukannya justru lebih berbahaya Jennie?" tanya Lisa mencibir.

Jisoo mengangkat alis "berbahaya apanya?"

"Kalau kamu mau meledek Jennie yang ada kamu sudah kena patah tulang, lihat? dia bisa membunuh orang dalam sekejap mata daripada Chadwyks di Bumi. Oh belum lagi lihat itu Gauron dan Ruby, si kecil yang sadis dan si besar yang menyeramkan. Jangan lupa juga. Dewa kita Gezos Maha Agung" Lisa berceloteh bagaimana kehebatan teman satu-satunya mereka yang sedari dulu suka terprovokasi ribut dan banyak omong kini menjelma menjadi Princess Disney yang suka bertarung.

Padahal belum lama ini mereka masih mendebatkan soal putri yang bisa salto. Alih-alih tidak kesampaian yang ada teman mereka malah lebih ahli daripada yang mereka lihat sebagaimana dalam film.

Rose mengangguk untuk membenarkan perkataan Lisa.

"Hai"

"F*ck you! aaaaahhh!"

Lisa dan Rose hampir berteriak histeris mengikuti jejak Jisoo yang sudah gemetar ketakutan meringkuk ke pilar.

Ada Jennie yang baru muncul entah darimana, gadis itu menyeringai canda dengan tangan melambai, air mukanya menyebalkan sekali seperti orang yang sengaja menjahili teman.

"Oh come on, jangan terlalu sering kaget disini. Bagaimana kalian mau ikut aku kalau dekat Gauron atau Ruby aja masih tremor?"

Lisa menelan ludahnya susah payah, masalahnya seorang Chadwyk yang dia kenal saja tidak secepat itu. Maksudnya memang Chadwyks bisa bergerak cepat dan super gesit, bahkan saat berlari saja manusia awam tidak bisa melihat kejernihan dari gerakan mereka saking cepatnya. Namun, Nona Tawanan barusan benar-benar tidak terlihat darimana pun dan muncul secara tiba-tiba entah sejak kapan padahal tiga gadis tamu itu menghadap ke taman yang berkemungkinan besar bisa melihat pergerakan Jennie, nyatanya tidak.

"Ikut kemana?" tanya Rose masih menetralisir keterkejutannya

Jennie belum menjawab, dia menggaruk belakang telinga. Pasal ini juga dirinya belum meminta izin dengan Raja, entah pria itu akan menyetujui atau tidak.

"Aku mau ke Vanaheim, mengunjungi Robin dan Planet Orsola, yang ini mengunjungi teman petarung ku"

Jisoo mengangguk berusaha meyakinkan diri sendiri "Ah tidak apa-apa hanya dua destinasi, kan? kami bisa ikut, sungguh"

Nona Tawanan memasang wajah aneh, itu lebih terlihat menyebalkan untuk Jisoo yang tukang provokasi nya di Bumi.

"Serius? kita harus melewati hutan konstelasi yang luasnya tidak terkira, belum lagi ada hewan-hewan mengerikan, bisa jadi juga kalian hanya tinggal tulang kering sesampai di sana" ujar Jennie tak berperasaan. Beruntung dia memiliki Gauron yang ganas dan Ruby yang sadis walau kecil.

Hey, He's Not Your GodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang