Wajah yang kulihat di kelas ini banyak yang asing, kecuali untuk yang perempuan. Tidak ada satu pun teman sekamarku di sini. Hanya segelintir dari kelas sebelumnya. Dan, tidak ada orang itu di sini.
Entah harus lega atau sedih, tak sekelas lagi dengannya pun membuatku sedikit lega. Aku tak harus selalu merasa was-was di kelas apabila sikapku tak wajar. Aku tak harus selalu jadi orang yang paling lucu untuk merebut perhatiannya. Yang lebih penting lagi, aku tak harus selalu sport jantung setiap bertemu pandang dengannya. Sedihnya, aku tak punya waktu banyak untuk memandangnya lamat-lamat.
"Cuy, nama lu Maria, kan, ya?", tanya seorang laki-laki berkulit sawo matang yang duduk di sampingku. Aku hanya menggerakkan alisku ke atas dua kali sebagai tanda aku mengiyakan pertanyaannya.
"Gue Nanda."
Aku sedikit menaikkan alisku dan terheran.
"Nanda, kayak nama cewek.", kataku sambil terkekeh.
"Weits, salah. Sebenarnya, secara bahasa 'Nanda' lebih umum, 'Dinda' yang khusus cewek.", katanya menjelaskan degan nada disombong-sombongkan.
"Bener juga, ya!"
Setelah perkenalan pendek itu, wali kelas kami masuk ke kelas dan memperkenalkan dirinya juga. Atas usul dari teman sekelas, Ananda dicalonkan sebagai ketua kelas karena di kelas sebelumnya dia juga ketua kelas dan bisa diandalkan. Tetapi, guru kami ini tidak setuju dengan saran dari anak-anak. Dia lebih suka menjadikan siswi sebagai ketua kelas. Mungkin karena lebih mudah diatur atau semacamnya.
"Kalau begitu Maria saja Bu yang jadi ketua kelasnya biar saya yang jadi wakilnya.", sahut Nanda kencang.
Aku otomatis memelototkan mataku ke arahnya dan dia hanya tersenyum lebar. Teman-teman yang lain malah mengiyakan usulan Nanda. Bukannya aku tidak suka ataupun aku merasa tidak cakap, aku merasa biasa saja, hanya aku baru punya niatan untuk menjadi sedikit tenang di kelas ini. Rupanya niatanku tidak bisa terlaksana, sepertinya aku lagi yang akan jadi anak 'terheboh' di kelas ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Salah Kita
Teen FictionKamu menjadikanku ratumu, tetapi bukan kamu rajaku. Salahku. -Maria Malahayati- Aku mencintaimu tanpa izinmu. Salahku. -Ananda Zainal- Dia lebih tepat bagimu. Salahku. -Fatih Ghani-