10🐨

8 1 0
                                    

Rintik hujan mengingatkanku akan seseorang yang dulu pernah aku dambakan. Gemuruh petir seketika menyadarkan, jikalau mencintai bukan hanya sekadar memiliki tetapi juga harus bisa merelakan pergi.

Scrt_

______________________________________________________

Hujan turun mengguyur kota bandung, saat di perjalanan pulang menuju rumah, tiba-tiba rintik hujan turun satu persatu. Hingga lama-kelamaan, menjadi sebuah rintik besar.

Aku dan Reygan sedang berada di sebuah Halte untuk berteduh, Reygan tidak membawa Jas hujan untuk kami. Dengan terpaksa kami menunggu hingga hujan sedikit reda, jam menunjukan pukul 10 pagi dini hari. Jalanan sudah terguyur oleh hujan yang datang tiba-tiba, padahal cuaca nya tidak mendung. Bisa di bilang cerah, tapi hujan tiba-tiba turun begitu saja.

Aku jadi ingat masa lalu ku yang selama ini aku kubur, ntah kenapa aku harus mengingat memori yang seharus nya aku lupakan. Aku menatap jalan yang sudah basah oleh hujan, sedangkan Reygan. Ia sedang memainkan ponsel nya, ntah sedang apa.

Aku melirik Reygan sekilas, ia masih fokus kepada benda persegi panjang milik nya. Aku menghembuskan nafas berat sesekali memainkan air hujan yang turun dengan kedua telapak tangan ku.

Aku merasakan ada seseorang yang menarik lengan ku untuk mundur, dia adalah Reygan. Ia menatap ku dengan tajam seraya melotot ke arah ku, sedangkan aku hanya bisa menelan ludah dengan susah payah melihat tatapan nya.

"Ngapain main air hujan si! Kalo sakit gimana" Ujar nya sedikit membentak ku.

Aku hanya bisa menundukan kepala ku agar tidak menatap manik mata Reygan yang tajam. Ntah kenapa, air mata ku turun begitu saja tanpa ku minta, aku terisak. Aku tidak bisa di bentak oleh orang, bahkan keluarga ku saja tidak pernah membentak ku.

Aku merasakan dagu ku di angkat perlahan oleh lengan milik Reygan, aku berusaha menahan tangis ku. Sial nya, aku tidak bisa menahan tangisan ini. Aku terlalu lemah jika sudah di bentak oleh seseorang.

Reygan menjulurkan tangan nya, dan mulai menghapus air mata ku menggunakan jari nya dengan lembut. Aku menatap mata nya dengan takut, aku melihat ia menatap ku dengan rasa bersalah.

"Maaf" Ujar nya dengan lirih

Aku hanya bisa menatap nya dengan tatapan yang sulit di artian oleh nya, aku bingung dengan perubahan sifat Reygan yang selalu berubah-ubah. Ada apa sebenar nya dengan Reygan, apakah ia mempunyai kepribadian ganda? Atau memang sifat nya saja yang seperti bunglon.

Ia menangkup pipi ku dengan kedua tangan nya. Seraya menghapus bekas air mata yang terbenang di pelupuk mata ku. Aku melihat nya tersenyum ke arah ku dengan lembut dan ia memeluk ku dengan erat.

Aku yang kaget dengan serangan dadakan dari Reygan hanya bisa terdiam mematung dan menahan nafas ku dengan mata yang mengerjab dengan cepat. Apakah Reygan baru saja memeluk ku? Ahh, apa aku saja yang berkhayal?

Aku merasakan ada sebuah tangan yang mengelus pundak belakang ku dan aku mendengar gumaman Reygan yang terus mengucapkan kata maaf. Aku memeluk nya kembali, ntah dorongan dari mana aku bisa membalas pelukan Reygan terhadap ku.

Ia melepaskan pelukannya dan menatap ku dengan lamat, tiba-tiba ia mengecup Dahi ku dengan gerakan cepat. Aku yang kaget dengan kecupan dadakan dari Reygan, lantas dengan reflek aku memukul Bibir Reygan dengan keras. Ia mengaduh kesakitan, aku yang tersadar dengan apa yang baru saja aku lakukan dengan cepat meminta maaf ke arah Reygan dan di balas dengan dengusan kesal dari nya.

"Kenapa di tabok si Nis, sakit tau" Ujar nya seraya mengelus bibir milik nya.

"Ya maaf, abis nya si kamu main cium-cium aku aja" Ujar Nissa yang sedang salah tingkah

"Emang kenapa si, lagian juga di kening doang." Ujar nya dengan santai

Aku yang mendengar ucapan nya lantas dengan reflek mencubit lengan nya dengan keras. Ia mengaduh kesakitan kembali, dan aku hanya menatap nya dengan sinis.

"KDRT banget si lo, belum nikah aja udah KDRT. Apalagi kalo udah nikah" Ujar nya seraya mengelus lengan nya yang memerah akibat cubitan dari ku.

"Abisnya si mulut kamu gak di filter banget kalo ngomong." Ujar ku dengan kesal

Ia terkekeh seraya mengelus puncak kepala ku, dan menggandeng tangan ku menuju motor nya. Aku baru sadar, jika hujan sudah berhenti sejak tadi. Aku menaiki motor Reygan dengan perlahan, karena pijakan motor Reygan sedikit licin akibat terkena hujan.

Reygan melajukan motor nya dengan pelan dan sesekali melirik Nissa dari spion motor nya. Reygan melihat Nissa yang tertidur di bahu kokoh nya, dan menarik lengan Nissa agar memeluk pinggang nya agar tidak terjatuh.

Sesampai nya di depan gerbang rumah Nissa, Reygan berusaha membangun kan Nissa. Tapi hasil nya Nihil, Nissa sudah terlelap di dalam mimpi indah nya. Reygan menuruni motor dengan perlahan agar tidak mengganggu Nissa yang sudah terlelap.

Reygan melepaskan helm yang di kenakan oleh Nissa dan menggendong tubuh Nissa ala brydal Style ke dalam rumah. Reygan menekan bel rumah Nissa  dengan sekali tekan, dan keluar lah Dinda dari dalam rumah tersebut.

Dinda yang terkejut melihat Nissa berada di gendongan Reygan lantas menanya kan ada apa dengan Nissa, sehingga di gendong oleh Reygan.

"Nissa kenapa Rey?" Tanya Dinda seraya memasang wajah khawatir

"Tidur bu, kecapean abis olahraga tadi di taman kota" Ujar Reygan menjelaskan semua nya, agar tidak terjadi salah paham.

Dinda menghela Nafas lega mendengar jawaban dari Reygan, dengan segera ia menyuruh Reygan menaruh Nissa di dalam kamar nya. Dan di angguki oleh Reygan

Kini Reygan berada di dalam kamar Nissa yang bernuansa biru laut, sangat rapih. Batin Reygan melihat sekeliling kamar Nissa yang di hiasi dengan lampu Tumbler dan foto yang tertempel di antara lampu tumbler tersebut.

Reygan meletakan Nissa di atas kasur King Size milik  gadis tersebut. Dan mengecup singkat kening Nissa dengan lembut.

"Mimpi indah sayang" Ujar Reygan dan menyelimuti Nissa dengan selimut bergambar lumba-lumba.

Reygan berjalan keluar kamar Nissa seraya menutup kembali pintu ber'cat' Biru bertulisan "Nissa Room"

Reygan sudah berada di ruang tengah dan segera berpamitan pulang kepada Dinda. Awal nya Dinda menawarkan Reygan untuk makan bersama, tapi dengan sopan Reygan menolak nya secara halus karena ia juga ada urusan lain yang perlu di selesai kan saat ini.

"Kalo gitu aku pamit ya bu" Ujar Reygan menyalimi tangan Dinda

"Iya nak, makasih yah sudah mau mengantarkan Nissa. Hati-hati di jalan" Ujar Dinda dan di angguki oleh Reygan.

Setelah kepergian Reygan, Dinda memutuskan untuk memasak makan siang untuk nya dan kedua anak nya. Daren, suami nya. Belum selesai dinas di luar kota, ayah Nissa dan Natasya adalah seorang Tentara. Yang selalu bertugas keluar kota atau negri.




#hi guys, aku update lagi Nih. Jangan lupa tinggalkan jejak kalian yah🐨

#See you next part guys🐾

KETIKA BENCI MENJADI CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang