20.terciduk

3.1K 544 110
                                    

Makasih banget buat kalian yang udah nemuin book ini dan baca book ku serta feedback berupa vote dan comment
Makasih banyak ✨✨✨



Sider makin banyak ya, yang awalnya rame jadi mengheningkan cipta semua 🤷‍♀

Sider makin banyak ya, yang awalnya rame jadi mengheningkan cipta semua 🤷‍♀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
















I can do this all day Back it up back it upSeodulleo 'hit that line'Shigan akkaweo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

I can do this all day
Back it up back it up
Seodulleo 'hit that line'
Shigan akkaweo

SUNTIK MATI SUNTIK MATI SUNTIK MATI
Naw make a wish,,,

"MANA ADA YAAA LAGUNYA SUNTIK MATI BEGITU!!"

"Begitu kok yang gue denger dari hape Alle"

"ELLIO!! cuma gue yang boleh manggil dia Alle!!"

"Alle,,, Alle,,, Alle,,,"

"Kak Chandra lo ngeselin banget!"

"Bang mending lo angkat ini arang daripada lo gangguin pacar gue"

Chandra berdecak kesal dan segera bangkit dari duduknya mengambil alih kantong arang dari tangan Ellio dan membawanya ke tempat BBQ dimana Adel dan Dimas sedang menata daging dan lain-lainnya.

"Ayu mana del?" tanya Chandra.

"Ayu sama Fajar lagi beli plastik sampah sama jemput Winter di bandara" jawab Dimas.

"Kok lo tau Dim?"

Dimas tersenyum pada Adel, "Tadi telponan bentar."

"Owhhh..."

Satu batu dua burung yang kena.

"Bang ini salonnya kok gabisa ya?"

"Mana gue tau" jawab Chandra sambil mendudukkan pantatnya di sofa yang telah disusunnya bersama Yasa beberapa saat lalu.

Ellio menyerahkan salon itu kepada Chandra "Lo kan anak teknik bang beresin nih" ucapnya santai lalu berlalu menuju dapur.

"Gue teknik industri bukan mesin ya ajng"

Kosan sembilan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang