Penjelasan Yang Diinginkan

2.1K 183 27
                                    

Isabelle berlari di lorong luar kantor Jake, ia merasa putus asa sekarang. Apakah pria bernama Sean adalah sahabat dari mendiang sang kakak?

Rencana untuk menyembunyikan hal itu dari Jake sudah gagal, ia merasa sedikit cemas karena kebohongan yang ia simpan akan terbongkar pada akhirnya.

Isabelle hanya mencemaskan putranya, ia sangat takut untuk melihat kebencian di mata Jake kepada bayi kecil itu.

Tidak bisa dibayangkan betapa terlukanya Michael nanti jika tahu bahwa ia tidak diinginkan oleh ayahnya.

Isabelle memutuskan untuk pulang dengan alasan sakit ringan, ia tidak ingin mendapat tatapan intimidasi dari sang mantan suami, setidaknya untuk saat ini.

...

Isabelle terkejut saat tiba-tiba sebuah mobil berhenti di depannya saat ia berada di pinggir jalan untuk menunggu taksi.

Seperti disambar petir, orang yang ingin ia hindari justru berada di hadapannya sekarang. Terlebih saat pria itu berkata atau lebih tepat memerintah dirinya.

"Masuk!!"

Isabelle tahu, perintah itu ditujukan agar dirinya segera naik kendaraan roda empat milik Jake.

Tidak kuasa menolak atau menghindar, Isabelle tidak punya pilihan selain menuruti ucapan sang mantan suami.

Entah kemana Jake akan membawa Isabelle, yang jelas kecepatan mobil di luar batas rata-rata membuat Isabelle ketakutan.

Dia tahu Jake sedang emosi. Pria itu sedang marah pada Isabelle. Rasa sesak dirasakan wanita itu sekarang. Kenapa ia tidak bisa berbuat sesuatu di hadapan Jake terlebih untuk membela diri.

Ternyata Jake membawa Isabelle pada sebuah pemakaman sang kakak. Pria itu menarik tangan sang mantan istri.

"Lepaskan aku!" teriak Isabelle dan ia tidak menyangka jika Jake akan melepasnya begitu saja.

"Tunjukkan padaku dimana makam kakakmu!!" ucap Jake dengan begitu dingin.

"Kenapa kau tega membohongiku, Isabelle??" teriak Jake.

Isabelle terdiam, air matanya turun sekarang. Ia tidak punya keberanian untuk menatap Jake.

"Kesalahan apa yang pernah kulakukan padamu, huh??" Jake masih menuntut jawaban pada wanita muda tersebut.

"Tidak, jangan memperlihatkan air mata palsumu itu!!" Jake kembali berteriak. "Aku muak padamu!"

Isabelle hanya bisa memejamkan mata, selalu seperti itu saat ia merasa sakit karena ucapan Jake.

"Inikah alasanmu membawaku ke sini? Kau ingin berteriak supaya tidak ada orang yang mendengarmu?" timpal Isabelle setelah mengumpulkan keberanian.

"Cih, kau memang wanita yang tidak tahu diri," ujar Jake dengan senyum meremehkan.

"Benar, aku ingin memaki kau dan kakakmu itu!" geramnya.

"Cukup!! Kau tidak akan bisa menghina kakakku? Kau sangat egois!" Isabelle berucap dingin.

Jake tertawa seolah ucapan Isabelle adalah lelucon. "Penipu seperti kalian memang tidak akan pernah merasa malu," ejeknya.

Udara sejuk di area pemakaman membuat Isabelle merasakan kulitnya begitu dingin, tengah hari dengan semilir angin yang menerbangkan rambutnya membuat wanita itu tidak mampu lagi menahan gejolak di dalam hatinya.

"Ya, aku memang menipumu, jangan pernah kau libatkan kakakku yang sudah tiada!" Isabelle berucap dingin.

"Aku tidak mengambil apapun darimu, Jake! Tidak sepeser pun dari apa yang kau miliki."

Dia (Mantan) IstrikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang