Gelombang Cinta

1.9K 146 30
                                    

Isabelle hanya bisa meremat pakaian di bagian dada kiri seolah ia bisa menggengam detak jantung yang bertalu.

Berkali ia mengingat kembali kejadian di mobil bersama Jake. Jarak wajah pria itu terlalu dekat serta ucapan lembut namun mengintimidasi hampir membuat Isabelle menyerah.

Seandainya jika pemilik perkebunan tidak segera datang untuk menyelamatkan mereka yang terjebak hujan deras, mungkin Isabelle tidak punya jalan selain berterus terang dan mengatakan apa yang ia rahasiakan dari Jake.

"Hanya ada satu kabin yang kosong, jadi bagaimana?" Suara Jake membuyarkan lamunan Isabelle.

"Apakah kau masih betah dengan pakaian basah itu?" tanya Jake yang melihat Isabelle masih betah duduk di kursi kayu sejak mereka turun dari mobil dan kebasahan.

"Eh? A-aku baik-baik saja," jawab Isabelle, ia merasa gugup luar biasa karena tanpa sengaja ia langsung bertatapan dengan mata tajam sang mantan suami.

"Ini, kau bisa memakainya. Jangan berpikir aku adalah bos kejam dengan membiarkan karyawanku mati kedinginan," kata Jake sambil menyerahkan beberapa pakaian yang entah dari mana ia dapatkan itu.

Isabelle hanya bisa menunduk, bagaimanapun Jake tidak akan pernah bersikap lembut pada dirinya yang seorang pembohong.

"Jangan membuatku tampak seperti pria jahat jika wajahmu murung di depan nyonya pemilik peternakan!" Jake kembali berucap dan kali ini Isabelle mengangguk sebagai jawaban.

"Boleh aku bertanya?" Isabelle memberanikan diri untuk berucap. Sang mantan suami hanya menatap tapi terlihat dia tidak keberatan atas permintaan sang mantan istri.

"Mm, setahuku Xander Group bergerak di bidang infrastruktur, lalu untuk apa kau datang ke tempat terpencil ini?" tanya Isabelle walaupun penuh keraguan.

Bukan tanpa alasan, ia hanya khawatir perusahaan yang Jake kelola hanya menginginkan dan memanfaatkan peternakan Luis Conty. Dengan kata lain Jake akan membeli lahan secara paksa dari mereka.

Jake hanya tersenyum mendengar pertanyaan tersebut. "Ah, kau takut mantan suamimu ini menjadi pria yang jahat?" tanya Jake setengah menggoda.

Jake mendekat dan sekarang mengurung tubuh Isabelle yang terpaksa mundur sampai punggungnya menyentuh sandaran kursi.

Jake menatap wajah yang terlihat masih muda dan ranum. Bibir wanita itu masih memiliki warna merah muda yang alami. Rambut panjang yang sedikit bergelombang juga meneteskan air hujan di bagian ujung.

"Apa kau tahu? Tanah di sini sangat subur, tapi tempat ini tidak memiliki akses transportasi dan juga alat pertanian yang terbatas. Menurutmu bukankah ini bisa jadi peluang yang bagus untuk Xander Group?" Jake memainkan ujung rambut Isabelle dan membuat wanita itu merasa tidak nyaman.

"Jangan lakukan itu! Apa kau tega mengambil semua yang mereka miliki, mungkin tempat ini terbelakang tapi--...." Ucapan Isabelle terhenti karena jari telunjuk Jake berada tepat di bibirnya.

Isabelle berkedip beberapa kali, apa dirinya terlalu banyak bicara? Mungkin itu benar dan ia sadar bahwa dirinya tidak berhak untuk ikut campur.

"Kau peduli pada mereka?" tanya Jake kembali. Ia tersenyum jahil, entahlah ia terus menginginkan untuk membuat Isabelle seperti kelinci yang siap dimangsa.

Jari telunjuk Jake malah menelusuri garis bibir wanita muda yang berada dalam kurungan tubuhnya. Ia suka sekali melihat Isabelle yang gugup setengah mati.

"Apa kau ingin menggodaku?"

"Eh?" Isabelle tidak mengerti pada ungkapan sang mantan suami, ia belum menjawab pertanyaan sebelumya tapi pria itu sudah memberi yang lainnya.

Dia (Mantan) IstrikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang