"Khawatir ya sampe nyusul ke lapang" ucap Teza.
"Pede banget!" Sangkal Nata cepat.
"Konon katanya cewek kalo udah khawatir sama cowok, berarti—"
"Apa? Hah? Suka gitu?"
"Dih, gue belum bilang ya" Teza mengulum senyum menatap Nata sekilas.
"Iya, dikit. Puas? Gak usah senyum-senyum" Nata tahu Teza tersenyum sebentar barusan.
"Enak ya anginnya" Teza mengalihkan.
"Enak, tapi sayang nggak bisa dimakan" balas Nata acuh.
"Iya sayang" Teza beralih cengengesan karena Nata mendelik padanya. "Dipikir karedok apa bisa dimakan!"
"Nald" panggil Nata. "Hem?"
"Evano ada masalah ya?" Tanyanya ingin tahu permasalahan apa yang sedang cowok itu hadapi.
"Sejak kapan jadi kepo?"
"Bukannya kepo, tapi setidaknya gue harus tahu sedikit" cakap Nata.
"Sama aja, gue gak suka!"
"Yang nyuruh lo buat suka, siapa? Gue cuma nanya aja Evano ada masalah apa, kenapa jawaban lo ribet yah" papar Nata oleh nada datarnya.
"Sejak kapan jadi cewe ribet?"
"Udahlah."
Diam sejenak lalu Teza berkata "Kata mama lo cewek baik..."
Sekarang Nata menatap Teza menunggu perkatannya berlanjut. Menjelang sore ini mereka duduk berdua di gazebo rooftop sekolah, dikarenakan jam terakhir guru ada briefing dadakan jadi semua kelas diperintah untuk opsih saja. Iya, SMA Perjuangan memang punya gazebo, buatan murid termasuk Teza, katanya buat nongkrong murid yang ber—sudahlah.
"Tapi menurut gue kebalikannya" lanjut Teza dan Nata berusaha menahan gejolak tidak enak di hatinya.
Ya walaupun Nata akui dia bukan cewek baik-baik tapi setidaknya jangan bicara begitu dihadapannya.
"Keperibadian orang beda-beda" jawab Nata, menatap lurus ke bawah dimana ada sebagian siswa sedang menyapu area taman.
Hening beberapa detik. Teza mengelus pucuk kepala Nata "Belajar baik ya Nat, jadi diri sendiri"
Nata mematung merasakan tubuhnya meghangat. "Cowok emang kebanyakan bacotnya sama perlakuanya doang manis, hatinya enggak"
Teza menyerngit "Maksudnya gimana?"
"Ngga skip aja"
"Balik kelas yu pusing lama-lama di sini. Gue nggak bisa ngelihat yang silau-silau" ajak Teza, mengaduh karena matanya sedari tadi menyipit karena pengaruh cerahnya langit.
"Mager, duluan aja. Mendingan challenge lama-lama natap langit" entahlah Nata hanya iseng.
"Udah dibilangin nggak bisa lihat matahari langsung. Silau, nggak baik buat kornea mata"
"Lo mins apa gimana sih?" Tanya Nata. Karena ia pernah sekali melihat Teza memakai kacamata. Serius gantengnya nambah.
"Ya semacam itu lah"
Teza menghela nafas pelan lalu menoleh pada Nata, wajah kalem Nata dari samping membuatnya menarik sudut bibir untuk tersenyum.
"Kejadian beberapa tahun lalu saat papa lo kecelakan..." Teza berusaha mengumpulkan keberaniannya untuk mengungkapkan semua pada Nata. Kejadian itu tidak seharusnya ditutupi.
"Iya?"
"Gue juga salah satu korban kecelakaan di sana"
"Tahu, kecelakan lalu lintas yang menimpa papa emang viral kalangan berita dan gue sempat baca artikel nama Teza Ronald adalah salah satu korban."
![](https://img.wattpad.com/cover/205356770-288-k543336.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
NATARO HITAM PUTIH [ON GOING]
Teen FictionTeza Ronald, coba-coba masuk ke kehidupan Nata memunculkan tantangan baru untuknya. Nata, si cantik pencinta musik berkepribadian-entahlah. Hidup yang seolah tidak punya aturan membuatnya bebas sendiri. Tidak suka basa-basi dan tak suka urusannya di...