Tepat di depan gerbang rumahnya Nata berdiri sekarang. Ia tampak celingak-celinguk mencari keberadaan seseorang yang tengah di nanti. Jauh di ujung jalan komplek sana terlihat ada cowok gagah berstelan hitam-hitam sedang menunggu, bersandar di depan mobilnya.
Setelah memastikan bahwa benar cowok itu orangnya Nata berlari ke garasi guna membawa sepeda gunung bermerk giant kesayangannya. Langsung saja bergegas mengayuh menuju cowok tersebut.
Evano yang melihatnya keluar rumah mengendarai sepeda seorang diri pun langsung berlari untuk laporan pada Dirga.
Sesampainya pada cowok itu, "To the poin" Nata memulai percakapan.
Cowok yang tengah mengulurkan tangan meminta bersalaman pun akhirnya menarik kembali tangannya, lalu di masukan pada saku celana.
"Maaf" ucapnya satu kata tapi mampu membuat Nata muak mendengarnya.
"To the poin" ulang Nata masih berusaha santai untuk menyikapi orang ini dengan baik.
"Kamu masih marah?"
"Nggak" jawab Nata ketus.
"Maaf ya" si cowok kembali meminta maaf.
Nata membuang nafas kesal, sempat menatap tajam cowok itu dan kembali membuang muka menatap jalanan.
"1.. 2.." Nata mulai berhitung, tidak memberi waktu untuknya berbicara basa-basi.
"Kamu berubah"
"Langsung aja mau ngomong apa?" Tanya Nata sedikit ngegas.
"Bisa kita ngobrolnya sambil ngopi? Atau ke kafe Dirga aja ayo" ajaknya berharap Nata menyetujui.
"Di sini. Jangan bertele-tele"
"Nat--"
"Syamba mulai sekarang gue minta lo jauhin gue" potong Nata.
"Aku gak akan pernah jauhin kamu Nat. Maaf kemarin aku emosi"
Syamba. Namanya Syamba Dirli cowok yang selalu ada untuk Nata, dulu tidak untuk sekarang. Mereka tidak ada ikatan hubungan tapi saling berkomitmen untuk menjaga satu sama lain. Kepindahannya dua tahun lalu ke luar kota membuat Nata harus cape jauh-jauh Jakarta Jogja hanya sekedar mengunjunginya. Dia juga adalah alasan Nata kabur dari rumah satu minggu kemarin.
"Ngapain lo ke Jakarta?" Tanya Nata.
"Kamu semarah itu ya?" Syamba balik tanya "Tatap sini" jarinya mencoba menyentuh dagu Nata untuk memberi arahan menatapnya tapi gerakan cepat Nata menghidar.
Dari awal Nata sama sekali tidak mau bertukar pandang dengannya.
Syamba merasa geram oleh sikap Nata yang mengacuhkannya. Nata berhasil membuatnya kesal. Di samping tubuhnya tangan Syamba mengepal, kepalan tangan itu guna menyalurkan emosinya saat ini.
"Kalo mau tonjok, tonjok aja gapapa kok" ucap Nata tengah memperhatikan kepalan tangan itu memutih. "Gue udah biasa dikasarin Sya" tangan Nata terangkat meraba sebelah bahunya "Ini adalah bukti bahwa lo sendiri pernah kasarin gue."
"Gak sengaja, maaf" balas Syamba sungguh-sungguh tak mau Nata mengungkit perbuatan yang sudah di sesalinya.
"Aku harus gimana supaya kamu maafin aku?"
Nata diam.
"Agnata" panggil Syamba tapi Nata tidak menghiraukannya.
"3. Gue pulang" lanjut Nata menyambung hitungan tadi. Dan spontan Syamba memberhentikan pergerakan Nata yang akan kembali menggoes pergi.
"Tolong, aku butuh kamu"
Nata menyikut perut Syamba karena cowok itu kian berusaha mendekatinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/205356770-288-k543336.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
NATARO HITAM PUTIH [ON GOING]
Teen FictionTeza Ronald, coba-coba masuk ke kehidupan Nata memunculkan tantangan baru untuknya. Nata, si cantik pencinta musik berkepribadian-entahlah. Hidup yang seolah tidak punya aturan membuatnya bebas sendiri. Tidak suka basa-basi dan tak suka urusannya di...