14 : Segi Empat

818 208 48
                                    

Sudahkah kau temukan dia?
Sudahkah kau menemukan dirinya?
Janganlah kamu lama lama
Menutup hati untuk dia

Sampai kapan kamu mencari?
Yang lebih baik takkan pernah habis
Mungkin dia teman baikmu
Yang hingga kini menunggumu
'Tuk membuka hati

Now playing🎼 Eclat - Sudahkah

***

Jangan lupa ramaikan vote sama komentarnya. Biar aku semangat update 🗿

Setelah gue dan Jian keluar dari sanggar ini, gue dikejutkan sama adik kelas yang langsung masang muka kaget kayak keciduk ngintip

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah gue dan Jian keluar dari sanggar ini, gue dikejutkan sama adik kelas yang langsung masang muka kaget kayak keciduk ngintip. Oh, sial. Pasti mereka ngintip kita berdua.

Gue buru-buru natap Jian, ternyata dia masih sembab. Ujung hidungnya merah. Bekas air mata yang belum sepenuhnya kering jelas tercetak di sana.

Lalu gimana kondisi gue sekarang?
Jangan tanya lagi. Gue lebih parah dari Jian. Gue sampai susah buka mata karena perih. Terlalu lama nangis.

Setelah Jian bilang kalau dia rela ngelepasin gue, tapi dengan satu syarat: jangan salahin dia kalau masih nyimpan perasaan walau kita udah nggak ada hubungan. Gue nggak bisa nahan nangis lagi. Gue merasa semua ini terlalu nggak adil. Seketika hati gue terombang-ambing lagi. Gue jadi nyesel mutusin Jian.

Masa gue harus cerai sama Deas? Cerai itu nggak semudah check out barang dari shopee. Sialan banget. Dear hati, kenapa lo gampang banget oleng?

"Asik euy, Teh Dewi putus sama Kang Jian. Asiiik, urang bisa nembak Teh Dewi. Asiik."

Itu suara Haruto kelas 10 IPA 2 yang katanya kelas unggulan. Anak itu... Ck.. ck... Baru juga diospek sama gue, eh sekarang udah macam-macam aja.

Anak itu emang punya tampang judes. Tapi kalau udah akrab bakalan asik diajak ngobrol. Sering bercanda juga. Dan yang paling gue suka, dia anak OSIS yang paling rajin dan siap sedia kalau gue suruh dagang risol atau lemper buat dana Pensi.

"Teh, abis doa buat persiapan uasbn, ya? Matanya pada bengkak gitu?" tanya Haruto.

Gue cuma ngangguk sama senyum tipis. Supaya semuanya cepet beres. Diam-diam gue liat Jian mengatupkan bibirnya rapat - rapat. Dia menengadah natap daun-daun yang ada di ujung pohon. Ngeliat dia yang berusaha kuat gitu bikin gue makin ngerasa bersalah.

"Ngapain nih?" suara Wira terdengar.

Dia ngegandeng bahu Jian lalu menepuk-nepuk punggungnya kuat.
"Sabar sob!" serunya.

That Night Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang