Mau seerat apapun pikiran gue tentang bercerai sama Deas, gue ternyata gak bisa berpisah darinya. Kita berdua sudah ditakdirkan bersama. Karena kita sudah mengikat janji. Gue sekarang harus bisa tegas. Jian memang dreamy boy gue, tapi janji ke Tuhan adalah janji. Gue nggak bisa berkeinginan seenak jidat.
Hal ini bersangkutan dengan masalah personal yang sangat rahasia dan nggak bisa gue utarakan pada siapa-siapa.
Mau kelakuan Deas amburadul atau dia tiba-tiba jadi soft boy, janji adalah janji.
Gue harus memperjuangkan Deas. Karena dia pria pertama yang ketemu sama bapak gue. Bismillah, semoga semuanya diridhoi.
Ini memang nggak mudah, apalagi gue sama Deas beda suku, hal yang sangat sensitif untuk dibicarakan. Namun cinta kita sudah terikat, berjanji pada Tuhan Yang Maha Esa. Sekali lagi, gue akan berjuang buat Deas. Karena Deas juga pernah berjuang mati-matian untuk gue.
Saatnya perempuan memperjuangkan lelaki idamannya, seperti Sayidah Khadijah Radiyallahu Anha.
Tamat
KAMU SEDANG MEMBACA
That Night
Romance[SELESAI] Benci sama cinta itu beda tipis. Makanya, jangan terlalu benci, juga terlalu cinta. Nanti, kalau seandainya dia berpaling ke lain hati一miris. ©jaemicchan, 2020 | That Night