Nggak terasa, perjalanan gue udah di penghujung cerita, bener-bener sebuah perjuangan bisa lulus dengan sebutan angkatan covid-19. Jian dan Rega diterima di PTN. Sedangkan gue dan Deas kuliah ke PTS. Deas di universitas S, sementara gue di akademi Kebidanan. Jian mengambil jurusan ilmu komunikasi, Rega teknik, Deas Pendidikan Bahasa Indonesia.
Kita semua berpisah, mencari ilmu dengan almamater berbeda. Tapi hal itu nggak memengaruhi persahabatan kita. Jian masih belum tahu kalau gue udah jadi istri Deas. Begitu pun dengan Rega.
Hubungan gue sama Jian udah kandas. Dan sekarang gue menikmati hubungan dengan Deas. Lelaki itu ternyata soft boy, selama ini dia berakting tengil hanya untuk menarik perhatian gue aja. Tapi entah mengapa, gue belum bisa cinta sama dia. Meskipun dia sering belanjain gue, nganter gue kemana-mana, bahkan ngenafkahin gue.
Gue pernah ngetes dia, dengan cara boros belanja di Alfamart, tapi dia tetap sabar bayar pake uang hasil kerja dia sendiri.Bener-bener tipikal suami idaman. Tapi saat dia gibahin gue ke temennya kalau gue itu kayak kucing oren, gue hilang respect.
Jadi selama ini, Deas menggunjing gue di belakang.
Bener-bener ya, gue jadi kesel ke Deas Fajrin Kalandra. Gue tahu dia punya segalanya, tapi dia telah menyepelekan gue. Keputusan gue yang ingin pisah dari Deas semakin bulat. Gue nggak mau tinggal bareng Deas, ya dia lelaki kaya, yang udah punya rumah dari hasil usahanya sendiri tanpa bantuan orang tuanya yang kaya raya. Tapi dia gagal menghargai orang kecil seperti gue, bahkan keluarga gue terlilit hutang ke bank. Mungkin hal itu yang membuat Deas semena-mena terhadap gue.
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
That Night
Romance[SELESAI] Benci sama cinta itu beda tipis. Makanya, jangan terlalu benci, juga terlalu cinta. Nanti, kalau seandainya dia berpaling ke lain hati一miris. ©jaemicchan, 2020 | That Night