1-13 || [Eksplorasi] Cemara (b)

1.2K 498 31
                                    

Pera tetap diam di tempat duduknya, menemani Hickory menutup mata. Setelah yakin kalau laki-laki ini telalu lelap tertidur, dia pelan-pelan menarik tangannya hingga terlepas dari pegangan Hickory.

Dia langsung pergi keluar, dan turun dari rumah pohon ini. Matahari belum tenggelam, tapi suasana di hutan ini sudah sangat gelap. Salju memang sudah tidak turun lagi, tapi udaranya masih sangat dingin sampai mampu mengkristalkan beberapa akar, batang pohon dan lainnya.

Pera melihat sekeliling, keberadaaan Ry terlihat sedang menggeret potongan akar raksasa yang memiliki getah berwarna coklat tua nyaris kehitaman, seperti kulit kayu pada umumnya.

Ry berhenti tepat di depan Pera, lalu menunjukkan akar yang di bawa. "Kalian beruntung, aku langsung bisa mendapatkannya."

"Akar apa itu? Kenapa besar sekali? Kau bilang akar semak? Mana ada akar semak sebesar ini?" Pera sebenarnya sering melihat akar besar yang menyeruak ke daratan ketika di dalam hutan dekat rumah, tapi potongan akar yang dibawa oleh Ry dua kali lipatnya. Malahan akar ini sebesar batang pohon besar, diameternya hampir satu meter dan telah dipotong sepanjang beberapa puluh sentimeter, akar serabut tampak bercabang di seluruh permukaan kulitnya.

"Ini akar semak Bluerry, kau baca paduan tanaman hutan Purplewoods, tidak? Jenis tanaman ini pernah diambil sampel-nya oleh salah satu pemburu, dan sudah diteliti, manfaatnya untuk menghangatkan diri. Anehnya, tumbuhan ini hanya ada di musim dingin, itulah kenapa banyak binatang yang tidak terlalu tahan udara dingin pasti menggigiti akar ini-" jelas Ry sembari menengok ke kejauhan. Tatapannya mulai waspada. "Ngomong-ngomong sedang apa kau disini? Sudah kubilang tidak aman saat malam berada di daratan."

"Memangnya kenapa? Binatang apa yang kau maksud?"

"Semacam ... semut."

"Hah?"

"Sudahlah, nanti kau juga tahu. Sekarang ayo kita naik saja, cahaya mataharinya sudah hilang sekarang. Beruntung tak ada hujan salju malam ini."

"Biar kubantu," kata Pera membantu mengangkat bagian belakang akar itu. "Lumayan berat ... dan berlendir."

"Getah," ralat Ry cepat. Dia mulai meraih anak tangga dengan satu tangan, sedangkan tangan lain memegangi akar. "Getahnya nanti yang kita ambil. Dan, eh ... Mignon, apa kau bisa memegangi akarnya juga saat aku naik?"

"Iya, tapi apa anak tangga talimu ini kuat menahan dua orang?"

"Tenang saja."

Mereka berdua bergotong-royong menaiki anak tangga tali dengan membawa akar yang berat tersebut. Butuh waktu cukup lama karena ketinggian pohon.

Begitu Ry sampai di atas teras, dia menarik akarnya agar tak menyusahkan Pera. Sayangnya, sebuah anak panah melesat dari kejauhan dan menggores betis Pera. Ia terkejut dan tanpa sadar melepaskan tangan dari tali tangga. Tubuhnya terjatuh dari ketinggian lebih dari empat meter. Beruntung, dia mengenakan jaket tebal dengan teknologi Neo, yang membuat tubuhnya tak cedera ketika mendarat di tanah berlumpur ini.

"Mignon!" teriak Ry melongok ke bawah. Dia tahu kalau jaket dari pemerintah sangatlah berguna, jadi dia tak khawatir. Satu-satunya yang membuatnya panik adalah samar-samar dari kegelapan malam ini, dia melihat ada gerakan di sekitar pohon terdekat. Pasukan 'semut' yang dia maksud sudah mulai keluar sarang.

Winter Hunting [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang