1-04 || [Eksplorasi] Pelatihan

1.5K 502 24
                                    

Ruang tidur ekslusif untuk calon pemburu. Baik remaja dari distrik tiga ataupun empat mendapatkan pelayanan nomor satu. Para pekerja gedung semuanya berpakaian serba putih dan memakai kaca pelindung wajah. Mereka "membersihkan" tubuh para remaja tersebut, menjadikan mereka bebas dari penyakit atau kuman yang kemungkinan dibawa dari distrik mereka.

Pera sendiri mendapatkan perawatan rambut. Rambutnya telah dibersihkan dengan syampo ekstra hingga membuat warna aslinya muncul. Kini warna pirang yang ia miliki terlihat lebih cerah. Ia sendiri sampai terkejut karena sudah lupa warna rambutnya sendiri. Rambut itu juga dipangkas hingga sebatas bahu sehingga lebih rapi. Itu membuatnya tampil lebih dewasa.

"Kau sudah cantik, Sayang, kau bersiap-siaplah setelah ini, latihan fisik," pesan wanita yang merawat kesehatan tubuh Pera. Dia terlihat bangga melihat hasil karyanya yang mengubah kaum bawah menjadi warga dari kalangan atas. Orang ini memiliki dandanan rambut tergelung layaknya sarang lebah, terlebih warnanya seperti madu.

Pera berdiri di depan meja rias. Dia melihat dirinya yang memang tampil berbeda. Kulit wajah sudah cerah, tubuh telah terbungkus baju ketat khusus berlatih, dan gelang identitas telah melekat di tangan kanan. Disitu tertulis status:

Mignonette Sterling
17 tahun
Distrik empat, jalan ke-12.

Setelah olah raga ringan, Pera berkumpul di aula pelatihan bersama para remaja lainnya sesuai arahan dari penjaga gedung. Berbeda dari hari kemarin, kebanyakan orang terlihat bahagia, kemungkinan besar karena pelayanan dan makanan disini adalah kualitas terbaik.

Omong kosong, Pera membatin. Dia tidak banyak makan. Bagaimana bisa dia bisa makan tenang di saat dirinya diperlakukan seperti tahanan hukuman mati?

Lima puluh orang telah berkumpul di aula beratap kubah ini. Sangat luas dan megah. Banyak segala jenis alat pertahanan diri yang berada di sana. Dari mulai panahan, senjata api, tombak, hingga pisau berburu berbagai jenis.

Pera hanya bisa melempar. Dia kesulitan ketika mengandalkan senjata api. Sepanjang hidupnya dia selalu melihat militer Neo memegang senjata api, itu membuat trauma tersendiri baginya. Bunyi tembakan tidak cocok untuk seorang yang suka kesunyian sepertinya.

Di saat semuanya mengambil senjata api, lalu berlatih menembak dengan instruktur yang disediakan, dia lebih memilih berjalan ke meja yang dipenuhi jenis pisau.

Beberapa orang sudah mulai menembak dengan papan yang telah disediakan. Meskipun telah memakai peredam suara, tapi masih terdengar keras.

Samar-samar pelatih yang ada di sana terdengar berkata, "... memang tidak jelas apa yang sebenarnya terjadi di dalam hutan Purplewoods, tapi sejauh dari informasi yang dikatakan oleh para pemburu sebelumnya, banyak sekali binatang aneh yang seperti mutasi dari anjing hutan, dan tumbuhan jamur yang mematikan, semua binatang maupun tumbuhan bisa membunuh kalian, jadi senjata api adalah solusi terbaik ..."

Pera teringat akan kakaknya. Semenjak mengikuti acara Winter Hunting tahunan ini, pemuda itu sangat mahir menggunakan senjata api dalam perburuan. Dia mulai ragu kalau bisa bertahan hidup hanya mengandalkan kemampuan melempar pisau.

Namun, dia menepis keraguan itu dengan mengambil lima pisau kecil yang biasanya digunakan untuk menguliti ikan.

Seluruh pisau disini memiliki desain otomatis. Pada gagangnya terdapat dua tombol, biru dan hijau, dimana saat tombol berwarna biru ditekan, bilah pisah akan muncul, sedangkan tombol hijau digunakan untuk memasukkan kembali bilah tersebut ke dalam gagang.

Winter Hunting [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang