16. Kembali (END)

604 70 48
                                    

"Gue dengar lu ada pelatihan lagi di Jepang ya?" tanya Fang membuka obrolan. Solar hanya mengangguk sambil tersenyum miris. "Iya, tapi gue di sini," lirihnya.

"Lu mau dengar berita tentang lu?" tanya Fang lagi dan kini dijawab dengan gelengan oleh Solar. "Gak usah," tolak Solar.

Fang mengambil ponselnya, kemudian mengetik sesuatu di sana. "Nih, coba dengerin," Fang menyodorkan ponsel pintarnya pada Solar yang kebingungan. Melihat apa yang tertera di sana Solar langsung mengembalikan ponsel itu pada pemiliknya.

"Udah gue bilang. Gue gak mau dengar!" tegas Solar lagi. Fang hanya tersenyum rendah. Ia merasa iba dengan Solar yang mulai berubah seperti ini.

"Dengar dan lu akan tau sebab gue manggil lu ke sini," ujar Fang lagi dan meletakkan ponselnya pada tangan besar itu. Solar tidak ada pilihan lain selain menuruti perintah Fang.

Selama melihat berita tentang dirinya sudah mulai disiarkan, tidak ada ekspresi jelas pada wajah pemilik netra abu-abu itu. Ia menontonnya dengan wajah datar serta tatapan yang begitu kosong.

"Jadi, apa keinginan terakhirmu? Sebelum lu pergi dari tempat ini," tanya Fang dengan senyum yang sama.

"A-aku.." Solar kembali mengatup mulutnya. Dengan helaan napas, ia pun mulai melanjutkan perkataannya.

"Aku ingin minta maaf pada Halilintar dan yang lain atas perbuatanku," Solar mengatakan itu dengan mantap.  "Oh, jadi mau bertemu dengan adik mereka?" tanya Fang lagi dengan senyum menahan tawa. Tidak disangka sepupunya ini bisa jatuh cinta dengan seorang gadis yang umurnya lebih muda 6 tahun darinya.

"Tidak... Gue gak sanggup bertemu dia lagi,"

***

"Thornie!! Apa keinginanmu di sweat17 ini??" Ying merangkul Thornie yang duduk di sebelahnya. "Eumm, Thornie.. Tidak tahu," ucap Thornie sambil mengetuk-ngetuk meja menunggu pesanan nasi goreng miliknya.

"Mungkin mau jadi yang dewasa dan cerdas seperti Kak..." Nada ceria Thornie berubah. Seketika wajah bahagia itu luntur dari wajahnya. "Seperti... Kak Solar.." lanjutnya lagi.

Bolehkah Thornie bertemu dengan Kak Solar sekali lagi?

***

Fang melesatkan mobilnya menuju kediaman Halilintar. Solar dari tadi hanya melihat ke arah jendela, memerhatikan kendaraan yang berlalu lalang.

Tak lama kemudian, mereka sampai di rumah bertingkat 2 itu. Terlihat Halilintar dan yang lainnya sudah menunggu kehadiran Solar.

Halilintar dengan tatapan datarnya. Taufan dengan senyuman riang. Ice yang dengan santainya duduk di teras sembari menyeruput air dingin di dalam plastik dengan sedotan dan juga Blaze yang sibuk dengan game online di ponselnya duduk di sebelah Ice.

Solar keluar dari mobil Fang dan berjalan mendekati Halilintar. "Lin, aku tahu.. Perbuatanku ini sangat kekanak-kanakan dan juga jahat memisahkan kalian dengan..." Solar menggigit bibir bawahnya. Ia tidak sanggup untuk mengatakan nama itu lagi.

"Adik kalian.." sambungnya.

"Yah.. Aku juga turut berduka atas kematian Pak Rettak'ka. Ini yang bisa ku lakukan untuk membalas budi padanya," ujar Halilintar menepuk bahu Solar.

Taufan, Ice dan Blaze mendatangi mereka berdua. Dengan tidak tahu malu, Taufan langsung merangkul pundak Solar. "Hahaha, lu harus tanggung jawab juga dong, Sunlight," ujar Taufan lalu di sambung dengan Blaze, saudara bobroknya. "Iya, bener tuh. Kasihan Onie jadi galau gara-gara Sunlight," celetuk Blaze dengan tidak sopannya.

LIVE  or  EVIL (Boboiboy Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang