Hari ini Granger masuk sekolah macam biasa. Dari hari sebelumnya dia udah ditatap penuh kebencian sama murid murid disana, sekarang dia makin ditatap aneh karena banyaknya perban dan plester disekujur tubuh dan wajahnya. Walau masih nyut nyutan, dia gaboleh males dan gak boleh bolos supaya gak ketinggalan pelajaran.'Granger~ Kok babak belur gitchu?? Abis BDSM yaaa~'
'Cowok semanis lo dibayar berapa sih?? Jadi pengen."
'Ntar malem lo caliing gue yah~ Kakek gue booking nih.'
Anjing.
Semacam itulah sautan dan sapaan yang Granger denger. Rasanya sakit dan berat banget dateng kesekolah tapi belum nginjek lantai kelas aja udah denger kata kata sialan ini. Tapi dia gaboleh cengeng, inilah konsekuensi dia saat difitnah tapi dia belum punya bukti soal kebenarannya.
"Granger Akasia."
Badan Granger sedikit merinding denger suara berat dan tegas lagi manggil namanya. Dia nengok dan melotot saat tau yang manggil dia adalah kepala sekolah yang lagi senderan dipintu ruang kerjanya. Granger nyamperin dia dan salim sama kepala sekolah itu. "Ada apa ya pak?" Tanyanya bingung. Kepala sekolah nyuruh dia untuk masuk dan bicarakan didalam.
Granger duduk dikursi yang sudah disediakan. Kepala sekolah itu duduk didepannya lalu natap dia teduh dan menghela napas. "Kamu tau kan? Berita soal kamu udah mencuat kemana mana?"
Deg.
Granger tersenyum kecut. Udah dia duga pasti kepala sekolahnya bakal bicarain fitnah itu. Dia tersenyum tipis walau sebenarnya hatinya gamau untuk dia memunculkan senyum hari ini. "Bapak percaya dengan fitnah itu?" Tanya Granger ragu. Kepala sekolah itu terdiam. "Fotonya udah tersebar nak, bagaimana bapak bisa gak percaya?"
Rasanya Granger pengen nangis. Berat banget rasanya, dihakimi karena kesalahan yang gak pernah dia buat. Tapi karena foto palsu itu, dia harus rela menjadi tersangka dan menerima konsekuensi apapun dari sekolah, dan Granger yakin kalau hukuman yang akan dia terima bukan hanya lari keliling lapangan atau strap didepan kelas. Pasti lebih berat dari itu
"Pak Estes, sebenarnya apa yang ingin bapak lakukan terhadap saya? Hingga bapak memerintahkan saya untuk duduk diruangan bapak?" Tanya Granger pelan. Estes menghela napas dan membuka laci dibawahnya. Dia nyerahin sepucuk surat yang Granger udah tau pasti didalamnya berisi apa. Dia natap Estes berat.
"Maaf Granger, tapi pemilik sekolah ini merasa berat untuk membiarkan kamu berada disekolah ini. Dan keluar atau enggaknya kamu juga bukan hanya keputusan saya, Granger kamu itu adalah murid yang cerdas dan juga membanggakan. Tapi kami gak terlalu peduli dengan prestasi kalian. Kami peduli dengan sikap kalian disekolah kami." Jelas Estes panjang bikin Granger ngantuk tapi dia gak bisa bobo sekarang.
"Bapak ingin saya menyerah?"
Beberapa menit kemudian Granger akhirnya keluar dari ruang kepala sekolah rasa ruang persidangan itu. Kini murid murid itu makin berbisik yang iya iya saat melihat Granger keluar dengan raut muka sedih dan surat ditangannya. Orang dengan ranking terakhirpun tau pasti Granger ngapain diruangan itu.
Beberapa detik kemudian bisikan bisikan tetangga itu udah gak kedengaran lagi. Sekarang yang Granger denger malah lagu K-Pop mengalun kencang ditelinganya. Dia baru sadar kalo telinganya ditempelin earphone warna ungu yang bervolume kenceng. Tapi bisa dia liat kalo murid murid itu natap dia sebel dan, iri?
Dia nengok kebelakang dan ternyata Gusion yang udah masangin earphone ketelinga dia. Gusion cuma nyengir polos saat Granger natap dia bingung dan nanya. "Kamu ngapain disini? Mau ketemu Alucard?" Tanya Granger. Gusion terkekeh dan ngode Granger untuk ngobrol sambil jalan aja. Akhirnya mereka jalan berduaan dilobby.

KAMU SEDANG MEMBACA
Drama MLBB
RandomCuma kegabutan seorang player ML yang terobsesi dengan cerita cerita kehidupan para hero :v Sebagian besar cerita ini adalah cerita YAOI. Paham? No plagiat! #1 mobilelegends 25/07/21 #1 hanzo 25/07/21