Btw percakapan disini anggaplah dengan bahasa Korea, arrasseo?
***
"Cung"
Remaja bernama Park Jisung itu hanya diam menatap ponselnya dengan senyuman yang melebar, bahkan haechan takut pipi itu robek karena senyum nya sangat lebar.
"Jun"haechan menyenggol pelan lengan renjun.
"Apa"singkat renjun masih larut dalam novel yang ia baca.
"Liat tuh ade lu gila, liat hape sambil senyum-senyum kayak psikopat"
Hening...
Renjun tetap membaca dengan hidmat tanpa menghiraukan perkataan haechan.
Dengan kesal, haechan mengambil novel itu paksa yang otomatis mendapat tatapan tajam dari pria asal china itu.
"Chan!"
Haechan berdiri lalu menjulurkan lidahnya mengejek, "wlee! siapa suruh nyuekin gue, gue bakar juga nih novel"ucapnya lalu berlari melihat kuping renjun yang berasap.
"Lee Donghyuk!! Sini lo yang gue bakar!"renjun mengejar haechan hingga mengitari dorm. Dalam hati nya ia mendoakan haechan jatuh agar kejar-kejaran ini bisa berakhir cepat.
Haechan tertawa senang melihat wajah renjun memerah kesal, ia berlari kearah pintu berniat menghindari kejaran renjun mode ganas itu. Tangannya meraih kenop pintu sayangnya--
Brakk
pintu itu langsung terbuka kencang membuat jidatnya mencium pintu hingga ia terjungkal.
Doa renjun dijabah.
Poor haechan.
"Eh? Chan lo ngapain tiduran depan pintu?"tanya Jeno dengan watados nya.
"Lo kalo mau buka pintu bilang-bilang dong, bodoh!"haechan mengusap dahinya yg berdenyut nyeri.
Jeno menggidikkan bahunya acuh "Terus salah gue gitu? Ya salah pintu nya lah"
Jaemin yang dibelakangnya menggeser tubuh jeno yang menghalangi pintu masuk, ia berjalan santai tanpa sadar menginjak--
--Haechan.
"NA JAEMIN!!!"
Jaemin menoleh, lalu terkekeh tanpa rasa bersalah "siapa suruh jadi keset"jawabnya santai kemudian duduk disamping renjun yang terengah-engah.
"Abis workout jun?"
Renjun yang sedang menstabilkan amarahnya hanya meliriknya lalu menghampiri haechan, ia mengulurkan tangannya, haechan tersenyum senang ternyata renjun tidak sejahat itu.
Hendak meraih tangan renjun, sialnya tangan itu malah mengambil novel disampingnya.
"Tega banget ya kalian!"pekiknya kesal.
Sebab tidak ada satupun temannya yang menolong, mereka hanya melewatinya tanpa niat membantu.
Ini kah namanya 'teman berjiwa setan'?
"Sabar chan, sabar, orang sabar jodohnya Taeyeon"gumamnya lalu bangkit ikut duduk disofa bersama teman-teman nya.
"Taeyeon Txt chan?"sahut jeno yang mendengar gumaman nya.
Ia menatap jeno datar, ini jeno ada masalah di perdengarannya atau di otaknya sih?!
"Taeyeon Nct! Puas lo puas!"
Jeno tertawa senang melihat haechan ngegas, astaga ia tertular virus receh nya Mark sepertinya.
Oh iya, omong-omong Mark dan chenle kemana?
"Mark-hyung sama chenle mana?"tanya jeno.
"Ngga ngantongin"ketus haechan yg masih mode ngegas.
"Terakhir liat dikamar jisung tadi"jawab renjun, ia kembali sibuk membaca novelnya.
Jeno mengangguk, ia menoleh ke jisung.
"Iya cung? Dikamar lo?"Jisung menoleh dengan senyuman lebarnya yg belum luntur, "iya hyung liat aja sana, chenle numpang tidur"
Jeno menyerinyit menatap jisung, reflek ia menempelkan tangannya pada dahi maknae itu, "Ngga panas ih, apa jangan-jangan stress? Atau depresi? Atau... Gila!?"
"Hussh ngomong apa sih"sahut mark yang tiba-tiba ikut bergabung dengan mereka. Ia menepuk pundak jeno, "udahlah Jen, wajarin aja abg kasmaran"ujarnya tersenyum jahil pada jisung yg melotot dibuatnya.
Jeno melirik ponsel jisung yg ternyata tertera log panggilan dengan kontak bernama 'Aprilia icen😋'.
And you know what? Dari tadi dia cuma mandangin log panggilan beberapa menit itu dengan senyuman lebarnya. Miris jeno liatnya.
"Kayak ga pernah telponan ama cewe aja lo"cibir Jeno terkekeh kecil membuat jisung langsung memajukan bibirnya sebal.
Jisung kan memang baru telponan sama cewe. Selama ini dia selalu takut untuk mendekati cewe, bukan hanya karena kontrak dengan agensi tapi juga karna ia selalu gugup didekat lawan jenis.
"Loh jisung lagi kasmaran? Sama dong kayak jaemin"sahut haechan tiba-tiba membuat semua mata menatap jaemin.
Jaemin berusaha tersenyum walau hatinya was-was. Ini salahnya yang malah bercerita pada haechan, jelas-jelas pria itu ember bocor.
Ia menatap haechan dengan tatapan mengode keras pada pria itu untuk tidak mengatakan apapun tentangnya.
Sayangnya dendam haechan masih tertumpuk terhadap member dream. Dalam hatinya sungguh menolak keras untuk tidak memanfaatkan keadaan ini.
"Inget waktu kejadian dibandara itu? Yang jaemin ninggalin dompetnya itu loh sampe rela bawa taksinya sendiri biar cepet katanya"ucap haechan sebagai permulaan membuat yg lain menyimak dan merespon nya dengan anggukan
"Chaannn"panggil jaemin berharap pria bermarga Lee itu peka.
Namun haechan malah melebarkan senyumnya, ia sungguh tidak peduli.
"Nah pas itu si nana malah ngambil penumpang, tiga cewe! Cantik-cantik pula!"
"Waaahh"seru teman-temannya, mereka menatap jaemin tidak percaya. Masalahnya jaemin kesambet apa sampai mau modus seperti itu, lelaki itu bahkan terlihat canggung dengan lawan mainnya saat syuting web series.
"G-gak-gak gitu ceritanya"elak jaemin dengan gugup.
"Terus gimana ceritanya?"sahut Mark membuat jaemin menghela nafasnya pasrah. Akhirnya ia pun menceritakan semuanya kepada para member, kecuali chenle yg sibuk terlelap dikamar jisung.
***
Hello future(husband)!
Chapter numpuk niii jgn lupa di vote yeorobun 💚
Besok siap-siap meleyot:')
Ig: •choisoo.ismine
KAMU SEDANG MEMBACA
We're dreamies
General FictionKisah indahnya hidup dan berkuliah di Seoul National University, Korea Selatan. Kuliah gratis tanpa beban biaya namun penuh dengan beban hidup karena perbedaan budaya. Life goes On, Let's live On. This is Our Dreams, And I hope it's gonna be come tr...