Kehendak Dewa

1K 104 9
                                    

Dalam pertemuan kelompok Akatsuki kali ini, Naruto memandang Deidara dan Sasori yang kini membawa tubuh Gaara dengan cukup kelelahan dan beberapa mendapat luka yang tidak ringan.

'Sepertinya tidak sia-sia aku membantu Gaara melewati batasannya',pikir Naruto dalam diam merasa bangga.

Disisi lain tampak Itachi yang masih menatap waspada Ru namun masih bersikap acuh meski Itachi kini sudah memiliki titik terang tentang tujuan sebenarnya Ru datang ke organisasi Akatsuki.

"Kami berhasil membawanya, Ketua. Tapi nampaknya para pasukan bantuan yang dikirim Konoha akan datang membantu",lapor Deidara saat menyadari jika dirinya sedang diamati.

"Kerja bagus, Deidara. Kau bisa istirahat!",balas Ketua Akatsuki.

"Ru! Itachi! Sasori! Kakuzu! Hidan! Kalian urus para penyusup yang akan segera tiba",lanjut sang Ketua Akatsuki memberi perintah.

Pertemuan para anggota Akatsuki pun berakhir sampai disitu. Semua anggota kini telah bubar, sibuk dengan diri mereka sendiri.

Dari kejauhan Naruto duduk di atas batu besar memandang ke lurus ke depan.

'Menurut perkiraanku.. mereka akan segera tiba dalam dua hari. Aku bisa istirahat sekarang',pikir Naruto langsung membaringkan dirinya.

'Sasuke masih memiliki dendam kesumat dengan anikinya. Dia mungkin akan menyebabkan masalah tapi aku tidak bisa melenyapkannya begitu saja karena itu masih berupa perkiraan. Tugasku hanyalah melindungi anikinya agar tidak mati',ucap Naruto dalam hati memandang ke depan, langit biru tanpa adanya matahari perlahan-lahan mulai meneteskan airnya.

Naruto hanya berbaring dengan tenang di atas batu besar sembari ditemani air hujan yang lumayan deras mengguyurnya tanpa ada niatan untuk berteduh.

'Air hujan kah? Ini sama sekali tidak ada apa-apanya denganku, hujan adalah temannya seorang penguasa petir sepertiku. Dengan hujan aku bisa mengetahui segala hal disekelilingku tanpa pernah ada yang menyadari jika hujan sudah seperti mata dan telingaku',pikir Naruto sembari membuka mulutnya sedikit hingga menunjukkan sederetan gigi yang terkatup rapat.

"Ru?",panggil seseorang dengan pakaian berlambang Akatsuki.

"Ketua",gumam Naruto sembari menengok ke samping tapi masih dalam posisi terlentangnya.

"Bagaimana rasanya melawan para ninja yang berasal dari tempat asalmu?",tanya sang Ketua Akatsuki, Nagato atau yang bisa kita sebut sebagai penguasa para Pain.

"Kurasa.. senang",balas Naruto santai.

"Aku tahu, sebisa mungkin kau ingin mundur dari pertarungan tapi aku malah memeritahkanmu sebaliknya",ucap Nagato menunduk ke bawah.

"Tak apa. Aku bisa menyelesaikan ini dengan cepat, siapapun lawannya",balas Naruto masih tetap tenang malah sedikit menunjukkan senyumnya.

"...."

"Ketua, aku punya permintaan",ucap Naruto setelah keduanya sama-sama terdiam dengan dikelilingi hujan.

"Ya?",balas Nagato seadanya.

"Aku ingin keluar Akatsuki",balas Naruto setelahnya.

"...Kau yakin?",tanya Nagato kemudian.

"Ya, setelah ini",balas Naruto lagi.

"Bagaimana dengan keinginanmu saat masuk ke organisasi ini?",tanya Nagato lagi.

"Ya, itu masih berlaku. Aku hanya melakukannya dengan cara yang berbeda sekarang. Aku ingin menonton dan menyaksikan dari balik singgasanaku semuanya.. berjalan seperti yang alam semesta inginkan",balas Naruto langsung menghilang di tengah penjelasan.

Nagato pun terdiam sembari menatap ke atas, membiarkan rintik-rintik deras air hujan menerpa wajah kemudian jatuh ke bawah.

'Aku tak pernah mengerti jalan pikirannya. Jalan pikiran seorang Kaminari-sama. Apa itu karena dia, dewa? Hm.. dewa kah? Apa aku pantas membicarakannya sekarang, aku yang awalnya sudah tak percaya dengan dewa ini?',pikir Nagato bertanya-tanya tanpa ada penyesalan di hati.








Minggu, 28 Februari 2021
21:26

KAMINARI-SAMA OF NARUTO (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang