Naruto Dari Suna

1.9K 155 12
                                    

Naruto akhirnya tiba di Suna dengan kekuatan yang dimilikinya jadi hanya memerlukan waktu seperkian detik untuk sampai ke tujuannya.

Di Suna yang dipenuhi dengan lautan pasir, Naruto terhalang di pintu masuk Desa Suna karena para penjaga yang merasa waspada padanya.

Setelah memutar otak,"Maafkan aku, aku telah dibuang dari Desaku. Semuanya telah membuangku dan sekarang aku seorang diri, aku ingin memulai hidup baruku disini" mohon Naruto dibarengi Isak tangis.

Para penjaga menatapku iba dan mempersilahkanku masuk ke desa mereka.

"Maaf, jika ingin tinggal disini apa yang harus kulakukan?",tanya Naruto dengan sisa isak tangis yang masih membekas di wajahnya.

"Kau bisa menemui Kazekage kami di kantornya",balas salah satu penjaga dan beruntungnya Naruto dikawal langsung menuju kantor Kazekage.

"Permisi Kazekage-sama",ucap pengawal yang menuntunku dan kami pun di persilahkan masuk.

"Ada apa pengawal?",tanya Rasa selaku Kazekage di Suna.

"Anak malang ini telah diusir dari desanya dan berniat memulai hidup barunya disini",ucap pengawal itu.

"Darimana kau berasal?",tanya Rasa menatapku penasaran.

"Dari Konoha, Kazekage-sama",ucapku tanpa ragu.

"KONOHA? Khem, mengapa Konoha membuangmu?",tanya Rasa setelah sempat terkejut.

"Aku tidak begitu mengerti alasannya, Kazekage-sama. Mereka sama sekali tidak pernah memberitahuku",balasku yakin.

"Begitukah? Baiklah, kau boleh tinggal disini",ucap Rasa.

"Terima kasih, Kazekage-sama",balasku senang.

Setelah kepergian Naruto,"pastikan kalian mencari semua informasi tentang anak tadi di Konoha" perintah Rasa pada para Anbu suruhannya.

"Baik, Kazekage-sama",balas para Anbu sebelum melesat pergi.

Sementara itu saat ini di hadapan Naruto,"penjaga siapa dia? Mengapa dia sendirian" tanyaku polos.

"Entahlah",balas penjaga sungkan memberitahuku.

"Penjaga, bolehkah aku mendekatinya?",tanyaku dengan tatapan polosku.

"Ya, paman tidak bisa melarangmu. Tapi para penduduk desa menjauhinya",ucap penjaga itu ragu-ragu memberitahuku.

"Para penduduk desaku sebelumnya juga melakukan hal itu padaku, tapi aku tidak tahu apa salahku pada mereka",ucapku tiba-tiba sedih dan penjaga itu nampak panik.

"Hey, maukah kalian bermain denganku?",tanya seorang anak laki-laki bertato Ai tiba-tiba menghampiri kami dan dapat kulihat penjaga yang tadi bersamaku sudah kabur entah kemana.

Bocah itu diam di tempat dan terlihat kesedihan dimatanya hingga tatapannya teralihkan oleh sosokku yang hanya diam.

"Apa kau mau bermain denganku?",tanya bocah itu lagi dan mendekat dengan mengulurkan tangannya padaku.

"Apa aku boleh?",tanyaku polos dan nampak bocah dihadapanku menatapku dalam diam.

"Hahahaha tentu saja",balasnya dengan seringai.

Begitu melihatnya aku langsung berjalan mendekat, aku tahu jika dia tidak berniat jahat padaku. Aku tahu dia semakin menutup diri semenjak seseorang yang berharga baginya pergi karena perintah sang ayah yang meminta dia (satu-satunya orang yang berharga) membunuhnya tapi malah berbalik dibunuh oleh Gaara sendiri. Hingga Gaara mengetahui siapa orang yang dia bunuh, Gaara  kaget, shock, sedih dan sakit hati karena seseorang yang dianggapnya berharga malah berniat membunuhnya. Hari itu Gaara mengamuk dan Shukaku keluar memporak-porandakan Suna akibat tindakan eksperimen Rasa yang ternyata gagal dan Gaara kehilangan'nya' lagi setelah kepergiaan ibunya.

"Aku benar-benar boleh bermain denganmu?", tanyaku pelan dan berjalan dengan berniat menyambut uluran tangannya.

Dia menatap tangannya yang kugenggam dalam diam dan kemudian menatapku dengan tatapan kosong.

"Aku datang untukmu",ucapku dengan suara asliku.

"Aku sudah menyiapkan ilusi di sekitar kita jadi kau dapat berbicara bebas denganku tanpa perlu merasa terganggu dengan yang lain. Disini hanya ada kita berdua",ucapku pelan, aku telah memisahkan Shukaku yang ada pada tubuh Gaara dan para ninja yang mengawasi di luar dengan ilusi.

Gaara melihatku dengan tatapan terkejutnya karena saat suaraku berubah, Gaara tak lagi merasakan apapun selain ketenangan.

"Aku, kau benar-benar datang untukku?",tanya Gaara menangis bahagia memelukku.

"Tentu",balasku yakin dan Gaara melepaskan pelukannya hanya untuk melihat ke dalam sorot mataku dan Gaara menyadari jika tidak ada kebohongan di mataku.

"Terima kasih",balasnya tersenyum tulus.

"Namaku Gaara dan kamu?",tanyanya penasaran.

"Aku Naruto",balasku santai.

"Naru nii-san",ucap Gaara.

Itulah pembicaraan sejenak kami di dalam ilusi yang kubuat sementara orang-orang diluar ilusi akan melihat jika Gaara hanya diam di tempat begitu aku menggapai tangannya, tatapan Gaara pun perlahan semakin tenang dan terlihat santai setelah kami cukup lama bertatapan.

Melihat perubahan Gaara, Anbu-anbu yang bertugas mengawasi Gaara pun melaporkan semua yang mereka lihat pada Rasa.

'Apa akhirnya Gaara menemukan penggantimu, Yashamaru?',pikir Rasa.

"Tetap awasi Gaara",perintah Rasa, ingatannya kembali ke masa dimana dirinya menyuruh paman Gaara untuk membunuhnya secara diam-diam tapi berakhir tragis dengan kematiannya dan Shukaku mengamuk.

Sementara, Naruto memutuskan untuk mencari tempat tinggal baru dengan Gaara yang menggenggam erat tangannya, takut kehilangan seseorang yang berharga lagi. Bahkan ketika Naruto akhirnya menemukan tempat tinggal pun, Gaara masih saja mengikuti bahkan tak segan-segan untuk tidur disana di kasur yang sama di samping Naruto dengan genggaman tangan yang masih saling terkait.

Naruto yakin jika Gaara masih trauma dengan kejadian gelap di masa lalu jadi Naruto tak membantah ketika Gaara tak mau lepas darinya. Gaara menolak pulang ke rumahnya bahkan untuk sekedar berkunjung kesana, kemana pun Naruto pergi Gaara pasti selalu mengikuti dengan menggenggam erat tangan Naruto. Saat tak sengaja keduanya bertemu dengan kakak Gaara, Temari dan Kankuro, Gaara bahkan menganggap acuh keduanya dan malah semakin menggandeng erat tangannya. Saat di akademi hingga jadi genin pun, Gaara selalu mengajak Naruto kemana pun dia pergi bahkan jika itu untuk misi singkat atau bahaya sekalipun. Naruto tahu jika dia agak risih dengan sikap Gaara tapi dibalik itu Naruto sadar jika setiap waktu yang dihabiskannya pasti selalu ada Gaara di sampingnya.

SEKARANG, ujian chunin akan dilaksanakan di Konoha pun Naruto diminta ikut dengan alasan agar Gaara tetap tenang. Pernah sewaktu-waktu tepatnya beberapa hari yang lalu ketika Gaara di paksa lepas (menjauh) dari Naruto, Gaara pasti akan siap mengamuk dan Shukaku akan mulai menguasai tubuh Gaara lagi. Sejak itu semuanya seakan-akan sudah menjadi keharusan.

Jika kau ingin aku tenang, jangan coba-coba kau ganggu Naruto atau mencoba memisahkan kami. Kau ingin selamat, lebih baik kau jauhkan niat dan rencana jahatmu karena jika itu sampai melukai Naruto sedikit pun kau dipastikan tamat saat itu juga. Shukaku dipastikan mengamuk dan menghancurkan Suna jika sampai kau mengganggu segala hal yang berkaitan dengan keselamatan Naruto.

Sekarang Naruto jatuh ke sebuah kenyataan jika dirinya harus kembali ke Konoha dengan Gaara sebagai bagian dari tim Suna, yang mana berisikan Gaara, Temari dan Kankuro saja.

"Naruto, kita akan berangkat ke Konoha",gumam Gaara pelan padaku dan aku pun mengangguk.

'Akan seperti apa nasibku nantinya?',pikirku melihat Gaara yang masih menggenggam tanganku.

Kamis, 17 September. 23:57

KAMINARI-SAMA OF NARUTO (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang