ꉂ ⫹⫺ꜛsupport (n.)
⌗。 approval, encouragement, or comfort.
⌗。 an attempt, an effort, and the work to do so.
⌗。 maybe he isn’t in this alone.
────────────── ・ ・ ・ ・ ⓓ✦"Jaemin." Renjun memanggil, membuat Jaemin yang tengah sibuk membaca manga di tangannya menoleh, "aku ingin pergi ke kamar mandi." ujarnya
"Apakah aku perlu memanggil perawat untuk membantumu?" tanya Jaemin, melihat sekeliling dengan gugup.
“Tidak, jangan! aku bisa sendiri, lagi pula kamar mandinya tepat berada di depan ranjangku." ujar Renjun yang langsung menarik perhatian Jaemin untuk melirik ke arah kursi roda yang berada di samping ranjangnya, "kau- kursi roda itu... "
Renjun paham betul maksud dari ucapan Jaemin namun segera ia meyakinkan pemuda itu, "aku bisa berjalan, aku hanya ingin membuktikan pada diriku jika aku bisa melakukannya tanpa menggunakan kursi roda sialan itu." entah, Jaemin merasa sedikit ragu tentang itu namun pada akhirnya ia hanya mengangguk.
Renjun mencoba menggerakkan satu kakinya dan mengernyit dalam, yang menurut Jaemin sedang menahan rasa sakit pada kakinya. "Sial- tidak, tidak apa-apa." Renjun berusaha menyemangati dirinya sendiri, menggerakkan kedua kakinya hingga menjuntai di tepi tempat tidur. Ia melihat ke arah Jaemin dan tersenyum bangga, "lihat, aku bisa 'kan?"
Jaemin mengangguk sebagai jawaban,"ya."
Renjun menarik napasnya saat ia menggunakan lengannya untuk mengangkat beban tubuhnya dari tempat tidur, mengistirahatkan satu kakinya di lantai yang dingin disusul oleh kaki satunya. Jaemin masih terus memperhatikan Renjun, jujur masih ada keraguan dihatinya tentang ini.
Perlahan Renjun mengangkat dirinya dari tempat tidur, berusaha untuk berdiri dan Jaemin hampir merasa lega sebelum Renjun tiba-tiba kehilangan keseimbangannya dan terjatuh. Itu membuat Jaemin bergegas untuk menghampirinya, "kau baik-baik saja?"
Jaemin berkeringat saat dirinya mencoba untuk membantu Renjun berdiri kembali, namun lagi-lagi Renjun kehilangan keseimbangan dan membuat Jaemin dengan cepat menangkapnya.
"Brengsek!" umpat Renjun kemudian tertawa, ia mengambil napas dan meronta dalam pelukan Jaemin, "itu tidak berjalan seperti yang aku kira. Terima kasih karena telah menangkapku." ujar Renjun pada Jaemin dengan senyum sedihnya.
"Tidak masalah, kau ingin aku memanggil perawat?" tawar Jaemin namun langsung di cegah oleh Renjun, "jangan!" Renjun memohon, ia mencoba untuk berdiri untuk ketiga kalinya dengan Jaemin yang membantunya. "Aku... tidak, sial! Aku tahu betapa lemahnya kakiku sekarang hanya saja aku ingin mencobanya-"
"Tapi kau-" ucapan Jaemin terpotong saat Renjun mendongakkan kepala dan menatapnya dengan wajah tersenyum, "sekarang lepaskan, aku akan berusaha berjalan sendiri." Renjun memohon untuk kedua kalinya dan dengan hati-hati Jaemin melepaskan tangannya dari lengan Renjun, membiarkan Renjun yang terhuyung dan menghela napas kasar.
Renjun menarik napasnya sekali lagi kemudian mulai melangkah dan Jaemin yang berada di sana siap untuk menangkapnya jika seandainya Renjun terjatuh lagi. "Renjun, kupikir aku harus ─"
"Brengsek!" Renjun berteriak, mengepalkan tangannya ke lantai ubin yang dingin saat dirinya terjatuh untuk ketiga kalinya. "Brengsek! sialan!" Renjun tersedak, air matanya mengalir tanpa peringatan, "aku benar-benar tidak bisa, Jaemin. Aku benar-benar tidak bisa berjalan."
Jaemin menghampiri Renjun, menggelengkan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaan Renjun, "tidak Renjun, kurasa tidak ─sekarang dengarkan aku. Semuanya akan baik-baik saja, kau akan baik-baik saja-"
KAMU SEDANG MEMBACA
[三]Everything Stays | Jaemren✔
Fanfic[Complete] •Everything stays (but it still changes) Jaemin bertemu dengan Renjun di ruangan 208, ruangan dimana ibunya menghembuskan napas terakhirnya. WARN⚠ 📎 Content Boys Love 📎 Alternative Universe 📎 Out of Character 📎 Typo(s) 📎 Etc. REMA...