19. S

1.3K 100 14
                                    

Jangan lupa Vote dan Komentar ya !
Gw suka notif itu dari kalian 💙
.
.
.
.
.
.
"Apa ? Kenapa melihatku seperti itu ?!" tanya Yeri dengan sinis.

Joy yang menatapnya dari ujung meja makan hanya memutar bola matanya.

"Seulgi unnie, Joy unnie menakutiku" adu Yeri pada Seulgi yang kali ini sedang memotong kimchi.

"Bisakah kalian untuk akur kali ini ? Kita sudah sepakat tidak mengganggu Irene unnie dan wannie. Biarkan aku fokus disini anak-anak" ucap Seulgi dengan tenang.

"Unnie kamu hanya membuat nasi goreng kimchi. Kamu hanya perlu minyak, gula dan garam lalu masukan kimchinya, itu tidak sulit" ucap Joy.

"Kalau begitu, aku mempersilahkanmu untuk ambil alih ini" sambil membungkuk mempersilahkan Joy mengambil alih peran memasaknya.

"Sekarang jadwal Irene unnie, sebagai yang tertua kamu harus menggantikannya" ucap Joy sambil tersenyum.

"Bisa lebih cepat Seulgi unnie ? Aku lapar" ucap Yeri yang sedari tadi sudah memakan rumput laut di depannya.

"Ini tugas yang mudah namun sulit dijalani jika ada 2 setan disini" gumam Seulgi.
.
.
.
.
.
Irene terbangun karena suara yang menembus kamarnya. Dia masih berada di posisi yang sama dengan tangan yang tidak terlepas dari Wendy. Dengan perlahan dia memiringkan badannya, membelai lembut Wendy dari rambut hingga ke pipi, menatapnya dengan bersyukur.

"Pagi yang cerah bukan ? melihat Shon Shine tepat di depanmu hyunie" matanya tetap terpejam tapi senyum main-main Wendy muncul ketika mengucapkan kalimat itu.

"Selalu cerah saat bersamamu" bisik Irene, kemudian memeluk Wendy.

"Terimakasih kamu menjaga kami dengan baik" ucapnya lagi.

"Terimakasih menerimaku lagi" sambil mengelus tubuh Irene.

"Maaf tentang keegoisanku" ucap Irene di dalam peluknya.

"Aku tau itu, tidak apa-apa. Asal kamu bisa mengatakan apapun kepadaku dengan jujur" mengelus rambut Irene yang ada di pelukannya dan menciuminya membuatnya  gerah.

Melepas pelukannya dari Irene adalah hal yang mustahil saat itu.

"Kenapa ? Mau kemana ?" tanya Irene dengan nada imutnya.

"Aku lengket hyun mau mandi, kenapa denganmu. Kamu sangat lengket hari ini"

"Jangan pergi" Irene menarik dirinya lebih dekat dengan Wendy.

"Ada apa dengan pagi ini ?" tanya Wendy sambil mengelus rambut Irene.

"Pagi ini dingin dan ada sedikit rasa rindu"

"Apa ? Aku tidak bisa mendengarnya dengan jelas" Wendy mendekatkan telinganya ke arah Irene.

"Rindu alias kangen" ucapnya dengan malu-malu

"Hah ? Angan ? Angin ?" ucap Wendy main-main

"Seungwan-ahhhh" Irene dengan sengaja mencubit perut Wendy.

"Arghh ahh sakit" 

Mendengar kata sakit, Irene bergegas bangun dan melihatnya. Dia takut jika yang dia lakukan menekan luka di punggungnya.

"Apa sakit sekali ? Maafkan aku" ucap Irene sambil memajukan bibir bawahnya.

"Bukan ~ bukan punggungku, tapi cubitanmu hyunnie"

"Mendekat aku ingin milikku" ucap Wendy sambil menarik tangan Irene.

Mereka berciuman untuk melepas rasa rindu masing-masing. Rasa nyaman yang selalu di berikan Wendy untuknya membuat Irene terlarut ke dalamnya ketika mata indah itu terpejam.

 FOR YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang