17. Q

1.1K 100 9
                                    

Jangan lupa Vote dan Komentar ya
Gw suka notif itu dari kalian 💙
.
.
.
.
.
.
Penampilan umpah-umpah mereka berjalan lancar. Wendy bisa menahan nyeri di punggungnya dengan baik. Namun karena gerakan lincah mereka dan banyaknya darah yang keluar karena itu bukan hanya luka gores biasa tapi lubang besar yang seharusnya dijahit, membuat plaster yang menutupinya terlepas dan membuat darah Wendy mengalir terus menerus secara perlahan.

Luka yang dimilikinya pun tak kunjung membaik, gerakan mereka membuat otot-otot badan bergerak dan itu faktor utama darahnya selalu keluar.

Hyejin telah siap menunggu Wendy di balik panggung, selama penampilan Red Velvet dia meminta Taeyeon untuk menyewa perawat agar bisa datang dan mengobati luka Wendy disana. Itu terpaksa dilakukan karena setelah 4 pertunjukan lagi Wendy harus tampil untuk hidden stage yang sudah dia janjikan untuk mengganti Taeyeon.

Setelah penampilan dan kata sambutan yang mereka sampaikan selesai, dengan segera mereka kembali ke back stage yang disana sudah siap Black Pink akan memasuki panggung. Namun dari sisi luar panggung Wendy terlihat lebih pendiam, bahkan jika Rosé tidak memberi mereka ucapan Wendy akan tetap menunduk diam disepanjang jalannya.

"Nada tinggimu melebihi tinggi badanmu Wendy !" ucap Lisa

"Lisaaa !" Jennie menepuk bahunya dengan kuat. Lisa hanya menggaruk kepala yang tidak gatal, dan tersenyum ke arah Wendy.

"Wendy unnie memang yang terbaik, iya kan ?" ucap Yeri dengan ceria. Dengan reflek Yeri hendak merangkul Wendy, namun Wendy mengelak.

Semuanya yang melihat itu hanya terdiam, bingung dengan respon Wendy.

"Wannie apa kamu baik-baik saja ?" tanya Seulgi.

Yeri yang merasa Wendy tidak seperti sikapnya, dengan cepat dia mencoba mencairkan suasana dengan kata-katanya.

"Aisss, unnie macam apa yang tidak ingin di peluk adiknya. Apa kamu masih belum menerimaku sebagai adikmu ? Aku akan mengadu kepada mama Son"

"Unnieku juga akan menolakmu Kim Yeri" ucap Wendy dengan senyuman, dia mengerti tujuan Yeri mengatakan kata-kata yang lebai itu.

"Yah drama kalian berdua membuatku khawatir" ucap Joy dengan keras.

"Maaaa aaafff nona Joy-yii" ucap Yeri.

Dengan begitu mereka kembali ke tempat duduk, Wendy tidak tau lagi dia harus bagaimana. Sejak keluar dari back stage dia mencari Hyejin sang managernya tapi belum bisa dia temukan. Dia hanya bisa terdiam di kursinya, berusaha mengurangi gerakan semaksimal mungkin.

"Unnie, kamu terlihat pucat" ucap Joy

"Ah benarkah ? Mungkin malam ini terlalu dingin bagiku jadi kulitku memucat" ucap Wendy dengan tenang, dia beruntung lipstiknya menyelamatkan dia dari warna pucat bibirnya.

"Irene unnie, apa kita bisa pulang terlebih dahulu ? Wannie sepertinya perlu istirahat" tanya Seulgi.

Irene yang masih teringat dengan adu mulutnya di kamar mandi hanya membalasnya dengan anggukan, dan melihat sekilas ke arah Wendy.

"Tidak tidak" Wendy melambaikan tangannya.

"Aku ada janji disini" jawabnya dengan lirih namun di dengar semuanya.

"Janji ?" tanya Yeri

"Iya dengan Taeyeon unnie, aku tidak bisa mengatakannya. Tapi aku baik-baik saja, maaf mengkhawatirkan kalian"

Mendengar nama Taeyeon diucap kembali oleh Wendy, itu hanya membuat Irene menarik nafas dengan kesal.

"Jika kamu ada janji dengan orang lain, maka jangan buat tampang seperti itu" ucap Irene dengan dingin.

 FOR YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang